Tampak seorang pemuda manis tengah berlari dengan sedikit tergesa melewati koridor gedung agensinya. Beberapa kali ia bahkan sempat menabrak para staff yang kebetulan tak sengaja menghalangi jalannya.
"Jungwon!".
Langkahnya sontak terhenti. Si pemilik namapun lantas menoleh dan mendapati sosok sang Manajer yang berjalan menghampirinya.
" Hyung, dimana Jake?". Ucap si manis dengan nada yang terdengar begitu khawatir.
"Tenanglah dulu, Jungwon. Kalau kau ingin menemuinya sekarang, dia baru saja naik ke rooftop". Sahut si pemuda Lee itu.
" Baiklah.. Aku akan segera pergi untuk menemuinya".
Namun belum sempat Jungwon membawa langkahnya, sang Manajer lebih dulu mencekal pergelangan tangannya. "Jangan bertengkar ya?". Pesannya.
"Itu tidak akan terjadi, lagipula aku dan Jake sudah berbaikan".
Setelahnya, si manispun lantas beranjak dari sana. Menyisakkan Heeseung yang hanya dapat menatap punggung sempit milik pemuda itu yang semakin menjauh dari pandangannya.
Dan hal pertama yang Jungwon dapati setibanya disana adalah hembusan angin yang menerpa kulit wajahnya. Untuk beberapa saat, Jungwon sempat memejamkan kedua matanya. Menikmati bagaimana semilir angin yang bertiup, sebelum membawa kedua kakinya menghampiri sosok pemuda yang tengah berdiri membelakanginya.
"Jake..".
Dengan gerakan perlahan, si pemilik namapun menoleh. Seutas senyuman tipis terukir di paras rupawannya. "Hai, Jungwon? Lama tidak bertemu".
Tanpa membuang banyak waktu, Jungwonpun bergegas menghambur padanya. Memeluk sang sahabat dengan begitu erat.
"Bagaimana kabarmu Jake? Kau baik-baik saja kan?". Ujar si manis setelah mengurai pelukannya.
Sebuah anggukkan kecilpun lantas pemuda Shim itu berikan padanya. "Hmm seperti yang kau lihat. Aku baik".
"Syukurlah kalau begitu. Omong-omong, apa kau tau? Kepergiaanmu membuat semua orang panik dan cemas. Kami semua mencarimu kemanapun tapi sayangnya, kami tak bisa menemukan keberadaanmu. Jadi sebenarnya, kemana saja kau pergi?".
Jake sempat terkekeh pelan begitu mendengar ocehannya, "Aku hanya pergi ke Busan sekaligus mengunjungi Nenekku. Aku memang sengaja tak ingin mengabari kalian terlebih dahulu karena saat itu.. aku hanya ingin pergi sendiri. Maafkan aku".
"Ah tidak, Jake. Kau tak perlu meminta maaf. Aku bisa mengerti kenapa kau melakukan semua ini. Setelah apa yang terjadi padamu, sepertinya kau memang membutuhkan waktu untuk sendiri". Ujarnya sembari memberikan tepukan pelan di bahu pemuda manis dihadapannya.
Lantas setelahnya, keheninganpun menyelimuti. Baik Jungwon maupun Jake sama-sama tengah larut dalam pemikirannya masing-masing. Sepasang manik itupun sama-sama memandang lurus pada hamparan kota Seoul yang terlihat begitu padat dan ramai di bawah sana.
"Jungwon..". Ucap si pemuda Shim itu sembari memecah keheningan.
Sontak saja si pemilik namapun menoleh dan mendapati manik kelam sang sahabat yang ternyata juga tengah menatapnya dengan begitu lekat.
"Kau sudah menganggapku sebagai orang terdekatmu bukan?".
Kening si manispun lantas mengeryit begitu mendengar ucapannya.
"Tentu saja. Tapi.. kenapa kau bertanya seperti itu?".
Sebuah gelengan kecilpun pemuda itu berikan sebelum kembali bersuara, "Jika memang kita sudah sedekat itu, seharusnya sudah tak adalagi rahasia apapun diantara kita bukan?".
KAMU SEDANG MEMBACA
demon byuntae | jaywon
VampireDo not allowed to copy paste my story for any reason! [Summary] "Mari kita buat kesepakatan. Kau boleh meminum darahku sebagai gantinya kau berikan tubuhmu padaku". "Dasar iblis mesum enyah saja kau ke Neraka !!!". ⇥ start : 23 januari 2021 ⇥ end...