Smirk terukir di wajah Arka. Ia menaikan sebelah alisnya dan sedikit menunduk untuk melihat lebih jelas wajah Fanya. "Ka-" Arka hendak menjawab, namun Fanya lebih dulu memotongnya.
"Kalau emang bener, lo jujur aja. Nggak apa-apa kok," potong Fanya, mengalihkan pandangannya dari mata Arka.
Arka mengangguk. Masih tersenyum. Ia mengangkat dagu Fanya agar gadis itu kembali menatap wajahnya. "Iya, emangnya kenapa?" jawabnya berbohong.
Deg.
Jawaban Arka cukup membuat Fanya kaget. "Oh... Ya nggak apa-apa sih," jawabnya mengangguk-angguk pelan.
"Oke. Yaudah, kalau gitu gue keluar dulu, lo tidur gih sana," pamit Arka tersenyum miring.
"Y-yaudah, sana!" timpal Fanya dengan sedikit kesal, entah itu karena cemburu atau bukan. "Tapi ingat! Lo harus pulang sebelum lewat jam 10 malam!" tegasnya pada Arka, lalu ia berbalik, dan berjalan dengan menghentakan kakinya menuju kamar.
"Iya kalau gue ingat! Kalau nggak ya mungkin besok pagi gue baru pulang!" jawab Arka berteriak, sembari tertawa renyah.
Fanya yang tadinya hendak masuk ke kamar, menghentikan langkah dan berbalik menatap Arka yang sedang menuruni anak tangga. "NGGAK BOLEH! Pokoknya sebelum jam 10 malam, lo harus udah pulang! Kalau nggak, gue aduin lo sama Mami!" timpalnya mengancam Arka.
"Bodo amat!" sahut Arka dari lantai bawah. Lalu ia pergi begitu saja.
"ARKA!!" teriak Fanya kesal. Namun Arka tak mengubrisnya dan memilih menutup telinga agar tidak mendengar ocehan Fanya.
***
Setibanya Arka di taman, nampak Megi sudah berada di taman bersama teman-temannya.
"Sorry, Bro. Baru dateng," ucap Arka, tos ala-ala anak muda dengan Megi dan teman-temannya.
"Santai. Nggak apa-apa. Yaudah yuk kita berangkat sekarang," jawab Megi, langsung mengajak mereka semua untuk pergi sekarang.
"Yok," sahut mereka semua, mengangguk, lalu pergi meninggalkan taman menuju club malam yang biasa Megi datangi.
***
Sesampainya di club, nampak senyum bahagia yang terpancar di wajah Arka. Karena ini lah dunianya, dunia dimana ia bisa tertawa puas melepas segala masalah tanpa memikirkan beban apapun.
"Yok, kita masuk," ajak Megi pada mereka semua.
Saat di dalam club, Megi menyarankan pada Arka untuk menampilkan keahliannya dalam bermain DJ untuk malam ini saja.
"Arka, lo coba gih main DJ. Gue penasaran, pengen liat lo main DJ" ucap Megi pada Arka.
"Jangan dulu lah, Gi. Gue, kan baru main ke sini, masa iya langsung main DJ. Nggak enak sama resident DJ nya" sahut Arka menolak ucapan Megi.
"Yaelah, nggak usah ngerasa nggak enak. Resident DJ nya itu temen gue sendiri. Jadi lo tenang aja, oke? Gue panggilin, ya?" ujar Megi membujuk Arka untuk bermain DJ. Ralat, lebih tepatnya memaksa Arka untuk bermain DJ.
Melihat Megi yang tampak memaksa, Arka hanya diam saja, membiarkan lelaki itu memanggil Resident DJ di club itu.
"Bang Varo!" teriak Megi menghampiri salah seorang lelaki yang mengenakan headphones.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARFAN [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[Sudah terbit & Part masih lengkap] ARFAN itu singkatan [Arka Fanya] 🎧🎧 Arka zaidan adhinata, adalah siswa baru pindahan dari USA. Ia mempunyai bakat dalam bermain musik DJ. Biasa dipanggil dengan DJ AR. Ia juga dikenal sebagai siswa yang cool di...
Chapter 29
Mulai dari awal