Chapter 42 : Mengumpulkan Para Penguasa

72 5 2
                                    

Sebelum berangkat ke Atlantis, Fadli dan kelompoknya mempersiapkan perlengkapan mereka terlebih dahulu. Luna ada bersama dengan mereka.
Fadli:"sebelum kalian bertanya, Luna akan ikut dengan kelompok kita"
Nadia:"kenapa?"
Fadli:"karena dia adalah keturunan dari Lucia, dia pasti akan sangat berguna untuk kita"
Luna:"hei, jangan bicara seolah olah aku ini adalah sebuah barang"
Fadli:"maaf maaf"
Jean:"Lucia, maksudmu Lucia yang salah satu pahlawan legenda itu?"
Luna:"iya, Lucia adalah nenekku"
Nadia:"kalau begitu kamu tau sihir yang mereka gunakan untuk kembali ke dunia asal mereka?"
Luna:"aku sudah memberitahukan itu kepada Fadli"
Para cewek lalu langsung melihat kearah Fadli.

Celes:"benarkah?"
Fadli:"iya, tapi aku masih belum bisa menggunakanya untuk sekarang"
Fadli:"yang lebih penting lagi, apa kalian sudah siap?"
Mereka semua mengangguk.
Fadli:"ada satu hal lagi yang ingin aku tanyakan sebelum kita berangkat, apakah diantara kalian ada yang pernah ke Atlantis?"
Celes:"aku pernah beberapa kali"
Fadli:"bisakah kamu membayangkan tentang istana di Atlantis?"
Celes mengangguk dan mulai membayangkan, Fadli lalu mendekat kearah Celes, dan menempelkan dahinya ke dahi Celes. Celes sedikit terkejut, dan mukanya sedikit memerah karena itu.
Celes:"Fadli, apa yang kamu lakukan?"
Fadli:"Celes fokus! bayangkan istana Atlantis"
Celes:"um, baik"

Celes menutup matanya dan kembali membayangkan, Fadli lalu juga ikut menutup matanya. Fadli lalu berbisik.
Fadli:"recall"
Tidak lama kemudian mereka membuka mata mereka, dan Fadli sedikit menjauh dari Celes, para cewek yang lain melihat dengan wajah bingung bercampur cemburu.
Silvi:"kamu ngapain tadi Fad?"
Fadli:"aku melihat ingatanya Celes tentang Atlantis, dengan begini kita bisa berteleportasi ke Atlantis tanpa harus membuang waktu"
Eva:"melihat ingatan? Sama seperti sihir yang dipakai oleh Luna?"
Fadli:"ini memang sihir milik Luna, tapi tenang saja Celes, aku hanya melihat ingatan yang kamu bayangkan saja"
Celes:"owh baiklah"
Luna:"sebenarnya aku sedikit kesal kamu bisa menggunakan sihir miliku dengan sangat mudah, tapi ya sudahlah kita memang tidak punya banyak waktu"
Nadia:"aku tau perasaanmu"
Fadli:"baiklah, ayo kita berangkat"
Mereka semua langsung berteleportasi tepat ke depan gerbang istana Atlantis, dan sedikit mengejutkan penjaga disana.

Para penjaga tersebut lalu memperbolehkan mereka untuk masuk setelah Fadli memperlihatkan surat yang diberikan oleh Garcia. Mereka lalu menghadap ke raja dan ratu Atlantis, kemudian mereka memberikan surat dari raja Garcia kepada mereka sambil menjelaskan apa yang terjadi. Setelah Fadli selesai menjelaskan, raja, ratu dan beberapa prajurit Atlantis langsung bersiap siap untuk berangkat. Sementara itu, Fadli kembali menggunakan recall kepada Celes untuk mengetahui letak dari menara Greenwich.
Saat raja dan yang lainya sudah selesai, Fadli langsung memindahkan mereka semua ke Greenwich. Dan ternyata Garcia, Arthur, Vlad, Grayford, dan yang lainya sudah berada di Greenwich. Fadli menghiraukan mereka, dan langsung melihat surat selanjutnya. Dia lalu kembali melihat kearah Celes.

Fadli:"Celes, tujuan selanjutanya adalah Latveria"
Celes:"aku tidak pernah ke Latveria, jadi aku tidak tau"
Fadli:"siapa yang pernah?"
Fadli lalu melihat kearah cewek yang lain, dan Eva dengan semangat mengangkat tanganya.
Eva:"aku, aku, aku tau"
Fadli:"baiklah Eva, bayangkan tentang Latveria"
Eva:"ok"
Eva menutup matanya, dan Fadli dengan perlahan menempelkan dahinya ke dahi Eva, dan menggunakan recall lagi.

Setelah melihat ingatan dari Eva tentang Latveria, Fadli menjauhkan dahinya dari Eva, tapi Eva dengan cepat langsung mencium mulut Fadli sambil melingkarkan tanganya ke leher Fadli. Ciuman itu tidak berlangsung lama, dan setelah Eva melepaskan ciuman itu, Eva melihat kearah Fadli sambil tersenyum sedangkan Fadli langsung sedikit menggerutu.
Fadli:"ugh, sepertinya aku memang harus mencari obat untuk penyakit mesumu itu"
Setelah itu mereka langsung berteleportasi ke Latveria. Sementara itu orang orang yang berada di menara Greenwich dan melihat itu memiliki reaksi yang berbeda beda. Ada yang terkejut, ada yang bingung, ada yang terhibur, dan ada yang tertawa terbahak bahak.

Orang tua Eva, dan Leo hanya mengusap wajah mereka dan menggelengkan kepala mereka sambil tersenyum saat melihat itu. Tidak lama kemudian Fadli dan yang lainya kembali bersama dengan penguasa dari Latveria. Tapi mereka kembali pergi setelah Fadli melihat surat yang selanjutnya, dan hal itu terjadi berkali kali, terkadang Fadli juga menggunakan recall kepada Silvi, Jean, bahkan Luna untuk mengetahui lokasi dari tempat selanjutnya. Orang orang di Greenwich yang melihat mereka bolak balik terus menerus tanpa henti merasa cukup kagum kepada mereka.
Mareta:"aku tau mereka itu spesial, tapi apa mereka tidak kelelahan sama sekali?"

Tetron:"bukankah Fadli sendiri tadi sudah bilang kalau dia memiliki cadangan mana yang tidak terbatas?"
Tidak lama kemudian Fadli dan kelompoknya bersama dengan beberapa orang kembali muncul di Greenwich, tapi kali ini, Fadli dan kelompoknya berhenti sebentar setelah melihat surat terakhir yang harus mereka antarkan. Fadli melihat surat itu dan di surat itu tertulis nama kerajaan Padjadjaran.
Fadli:'woah, ada Pajajaran juga di dunia ini, Sriwijaya, Kediri, Majapahit, Singasari dan lain lain ada juga gak ya?'
Nadia:"woah, Pajajaran, tidak kusangka kalau di dunia ini juga ada kerajaan itu, kerajaan yang lain ada juga gak ya?"
Fadli dan yang lainya sedikit tertawa setelah mendengar pertanyaanya Nadia.

Jean:"Nad, Fadli baru saja memikirkan pertanyaan itu di dalam pikiranya, jadi kamu tidak perlu menanyakan hal yang sama"
Nadia:"ah, kalian benar"
Nadia:"jadi, siapa yang tau dimana Pajajaran berada?"
Mereka semua menggeleng, kemudian melihat kearah satu sama lain.
Fadli:"lah, gaada yang pernah kesana?"
Silvi:"Pajajaran terletak di dataran benua yang cukup jauh dari benua ini, jadi kita tidak pernah kesana"
Nadia:"benar juga"
Fadli kemudian diam selama beberapa detik, dan terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.
Fadli:"baiklah, aku sudah tau dimana Pajajaran berada"
Nadia:"huh? Bagaimana bisa?"
Fadli:"Sparda baru saja memberitauku"

Fadli:"off we go"
Mereka semua langsung berteleportasi ke dalam sebuah hutan yang cukup berkabut.
Jean:"bukankah kamu bilang kita akan pergi ke Pajajaran?"
Jean:"lalu, kenapa kita malah berada di tengah tengah hutan seperti ini?"
Fadli:"Pajajaran, adalah kerajaan mistis, jadi ada cara khusus untuk memasukinya"
Silvi:"memangnya caranya seperti apa?"
Belum sempat Fadli menjawab, ada seekor harimau putih yang cukup besar berjalan kearah mereka. Celes dan yang lainya langsung berjaga jaga, dan bersiap untuk menyerang, sedangkan Fadli dan Nadia malah memberi hormat kepada harimau itu, dan membuat yang lainya bingung. Mereka semua semakin bingung ketika mereka melihat harimau putih tersebut tersenyum kepada mereka, dan memberi isyarat kepada mereka untuk mengikutinya.

Celes:"um, bisakah kalian menjelaskan kepada kami?"
Nadia:"harimau putih adalah hewan penjaga sakral dari kerajaan Pajajaran, dan cara untuk masuk kedalam Pajajaran adalah mengikuti harimau putih tersebut"
Luna:"ah, aku paham sekarang"
Mereka mengikuti harimau putih tersebut terus masuk kedalam hutan, hingga mereka memasuki kawasan terdalam dari hutan tersebut. Saat mereka sampai pada kawasan itu, tiba tiba pepohonan disekitar mereka langsung menghilang, dan mereka tiba tiba berada di tengah tengah sebuah kota yang cukup ramai. Mereka lalu kembali melihat kearah harimau putih yang berada di depan mereka tadi, dan ternyata harimau tersebut sudah berubah menjadi seorang kakek tua dengan rambut dan jenggot berwarna putih yang cukup panjang.

Kakek:"selamat datang di Pajajaran, salam kenal nama saya adalah Maung Bodas"
Kakek itu kemudian tersenyum kepada mereka.
Maung:"kalau boleh saya tau, ada urusan apa kalian datang ke kerajaan ini?"
Fadli lalu mengeluarkan suratnya, kemudian dia memperlihatkan surat itu kepada kakek Maung, kemudian dia berbicara dengan sangat sopan.
Fadli:"maaf kakek, ini adalah urusan yang sangat serius dan penting, bisakah kami menemui prabu Siliwangi secepatnya?"
Maung:"baiklah, akan saya antar kalian untuk menghadap beliau"
Maung mengantar mereka kehadapan Siliwangi, dan setelah menjelaskan kepada Siliwangi, mereka kembali ke Greenwich, dan konferensi para penguasapun dimulai

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang