Door 4. Gryphon Story

140 21 9
                                    

• WELCOME TO BROKEN WONDERLAND, ALICE

Pintu keempat pun terbuka...

Ketika Lacie memasuki pintu keempat, pemandangan yang dia lihat kembali berubah. Entah sudah keberapa kalinya dia melakukan perjalanan ini dan matanya masih tidak terbiasa dengan segala perubahan yang terjadi di sekelilingnya. Jelas itu membuatnya sedikit kewalahan, namun demi memperbaiki Wonderland, hanya ini satu-satunya yang bisa dia lakukan.

Langkahnya terhenti ketika sadar pemandangan di sekelilingnya kian membaik dan terlihat jelas. Tanpa dia sadari, sekarang Lacie telah berdiri di depan sebuah pagar tinggi berwarna emas dan merah.

Ahh, perasaannya sangat tidak enak mengenai ini.

Bahkan ketika dia melihat istana berwarna hitam emas dan merah itu berdiri kokoh di balik pagar raksasa itu, menyiratkan rasa kekuasaan yang kuat, dan rasa intimidasi yang menakutkan.

Istana Red Queen, disinilah dia berada.

"Siapa disana?"

Sebuah suara mengejutkan Lacie, dan dia jelas tidak punya banyak pilihan di tempat terbuka itu. Setidaknya dia bisa kabur, namun itu bukan pilihan yang baik. Pada akhirnya Lacie berdiri di sana dalam diam, dengan badannya yang terasa kaku sesaat.

Kepalanya mendongak untuk melihat siapa yang memanggilnya. Netranya segera bertubrukan dengan netra kuning cerah milik sang pria di balik pagar. Memakai kemeja hitam dan celana hitam, dan rambutnya yang berwarna pirang kecokelatan seolah bersinar ditempa cahaya matahari.

"Sa-saya..." Lacie tidak tahu harus berkata apa mengenai hal itu. Jelas, dirinya disini memiliki peran tersendiri. Menjadi kakaknya, Alice. Namun dia kembali ragu untuk mengatakan kalimat itu, karena terasa berat baginya mengucapkan nama kakak yang dia sayangi itu.

"Alice?"

Pertanyaan itu--panggilan tepatnya-- terdengar dari mulut sang pria yang Lacie rasa lebih tua dari dirinya itu. Pikirannya mencoba memproses siapa sosok di depannya, dan melihat keadaan sekitarnya yang sudah pasti mendukung cerita sang pemilik pintu.

Red Queen? Sepertinya bukan. Sosok di depannya ini sudah pasti bukan perempuan.

Frog-footman? Tidak, dalam catatan Alice, dia tinggal bersama Duchess.

Knave of Heart? Mungkin saja. Wujudnya pasti seorang pria, kan?

"Gryphon?"

Di satu sisi yang mengejutkan, nama itu keluar dari mulut Lacie. Sesaat pikirannya melintaskan nama itu, dan mulutnya bergerak dengan sendirinya mengungkapkan nama yang naik ke permukaan pikirannya itu. Dan awalnya dia mengira kalau dia mungkin salah mengucapkan nama, bersiap memperkuat kakinya karena mungkin akan berlari dikejar.

Namun ketika melihat binaran haru di mata sang pria, Lacie tahu kalau dia telah mengucapkan nama yang benar. Karena sosok itu segera membuka pintu pagar besar emas itu dan berhamburan keluar untuk memberikan pelukan erat pada Lacie.

"Alice!! Aku merindukanmu!!"

Seruan pria yang terdengar keras itu terdengar berbeda dari sebelumnya, seolah mereka adalah dua orang yang berbeda. Namun tidak, mereka tidak berbeda, sehingga ketika Lacie melihatnya, pria itu bahkan telah menitikkan air matanya karena rasa terharu.

"A-ah...aku...kembali, Gryphon." Ucapan asing yang kaku itu keluar dari mulut Lacie. Dan insting Gryphon yang tajam pun segera membuat pria itu mundur selangkah, mencengkram erat kedua bahu Lacie kemudian dan menatap gadis itu dalam-dalam, seolah sebuah informasi bisa terkuak begitu saja hanya dengan tatapan singkat itu.

My Name is Alice / Mary : Lacie in Broken WonderlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang