Keluar dari studio kita berjalan santai. Arthadirga berhenti sejenak. Langkah kakinya terhenti melihat kaca besar yang memperlihatkan pemandangan malam Jogja yang begitu luas dari lantai atas. Ada 5 menitan memandangi dari sebuah kaca saja. Sedangkan aku di belakangnya dengan jarak satu meter kepala menunduk. Kedua tanganku menggoyang goyangkan tottebag hitam milikku. Sesekali kaki kananku kugerak-gerakan perlahan kekanan kekiri mengikuti gerakan tottebag yang ku pegang.
"Waaah.. Gak kerasa wis hampir dua bulan nde Jogja!" Ungkapnya.
"Hmmm.." Aku mangut-mangut mendengarkan perkataannya.Dia mulai memfoto pemandangan malam itu di Iphone miliknya. Jepretan pertama. Lalu kedua. Aku masih memandanginya dari belakang saja. Setelah Ia puas menikmati sejenak. kami melewati lorong menuju toilet.
"Ga, aku pengen ke toilet."
"Tasmu meh tak bawake gak?" Perhatiannya selalu membuatku seperti magnet. Terasa tarik menarik. Namun aku menahannya. Aku masih harus berhati-hati. Aku sungguh takut jatuh cinta akan hal kecil seperti ini. Yah perhatian kecilnya itu yang cukup berbahaya. Bukannya berlebihan. Tapi aku sungguh tak ingin itu terjadi. Sebab dia sudah memiliki wanita yang amat dia cintai. Aku tau itu.Bola mataku mengarah keatas sudut kanan sedikit berpikir. Lalu tersenyum menjawab perlahan.
"Gak usah, santuy di dalem ada cantelan." kataku ketika dia menawari diri untuk membawa tottebagku.
Setelah keluar toilet ternyata dia hanya menunggu.
"Lee, nitip tas. Aku mo ke toilet!" Dia menyerahkan tas selempang Eiger miliknya tanpa basa basi.
"Haaiiihhh gak sisan aaaa mau ke toilet ben gak nunggu-nungguan. Cen arek iki!!! Hiiiiihhh" Aku mulai mengomel tipis. Dia hanya tertawa meninggalkanku. Sembari menunggu aku mengecek handphone milikku waktu sudah menunjukan pukul 20.15 WIB. Aku mulai lapar. Lambungku sudah berisik.Arthadirga telah keluar dari toilet merapikan kemaja sesekali. Berjalan ke arahku. Tangannya reflek begitu saja menarik tas miliknya yang ku bawa tadi.
"Thanks!"
"Lee, Ayookk!" Tambahnya.Suasana mall mulai terasa semakin sepi karena sudah semakin malam. Arthadirga dan aku menuruni eskalator sesekali berhenti di store yang menarik perhatian. Menarik perhatiannya tentu. Sebab kali ini aku sedang lapar jadi tidak terlalu peduli dengan diskon ataupun product terbaru. Namun kali ini aku lebih banyak memperhatikan Arthadirga. Kita berhenti di store 'Vans'. Sepatu hitam sama persis seperti yang dia pakai sekarang dia ambil di rak itu. Memegangnya dengan hati-hati dan melihat jahitannya dengan teliti. Aku hanya berdecak melihatnya. Batinku 'Arek iki nek belonjo perfeksionis sekali. Tolong itu liatnya gak perlu deket dari mata ke sepatu 5centi banget apa ya?'. Aku tersenyum melihatnya diam-diam.
"Heeeh kamu ki wis due sepatu persis ngono, werno yo ireng. Meh tuku kui meneh?" ceplosku.
"Iki wis buluk Lee, Tur aku ya suka ee ireng!"Aku nyengir mendengar alasannya. Akupun melihat-lihat topi dan kaos saja sembari menunggu dia fokus memperhatikan sepatu tadi.
Aku pun mengingat keinginannya dia tadi ke store The North Face jadi kuarahkan ke eskalator terdekat. Matanya sudah berbinar-binar sungguh melihat model jaket di store tersebut. Padahal aku dan dia juga baru di pertengahan eskalator. Kakinya sudah lincah menuruni anak tangga saja. Aku reflek menarik kemeja belakangnya.
"Santai lhoo... Nek tibo koe ki jan!!! Ra sabaran" Asal ngomel. Aku dah kayak emak nyeramahin anaknya.
Dia melirik ke arahku.
"Slak ra sabar aku lee!!!" Pandangannya ke store itu terasa kuat menarik perhatiannya.
"MLAYU OO... MLAYU OO..."Aku melihat tingkahnya. Arthadirga? Ternyata lucu juga kalau sedang seperti ini. Aku bengong lalu tersenyum perlahan dari eskalator sambil melangkah mengikutinya. Lagi-lagi dia melihat Jaket hitam model terbaru yang dia incar sedari tadi. Aku mulai melihat jaket dan tentu harga yang tertera di product tersebut. Harga satu jaket kisaran gajiku 2 bulan di kantor lamaku dulu. Aku menelan ludah begitu saja sambil melirik kebahagian dia ini.
"Kamu meh munggah gunung meneh aaa?" Tanyaku. Aku tau dia sangat suka mendaki tapi dia menahan keinginannya itu.
"Pengen ee sebelum nikah. Aku pengen ke Rinjani! Hmm tapi semenjak saat kisahku nde merbabu aku khawatir sama diriku sendiri. Hmm terus aku gak di olehno mbe ebebku munggah meneh Lee. Aaaa tapi aku wis ngomong ebebku sebelum nikah aku pengen ke Rinjani dan dia ngizinin"Aku mangut-mangut mendengar ceritanya. Memahami kisahnya. Sebenernya saat memilih tiket bioskop malam itu dia sempat bercerita cukup banyak. Tentang Kisah petualangan Merbabu dan keinginan untuk ke Rinjani dia sudah menceritakan padaku.
"Koe meh beli sek mana ee Ga?" tanyaku.
"Koe ra meh nukokke aaaa?" Balik nanya.
"Iyo nek aku wis sugih!!!" mengernyitkan dahi dan meliriknya. Jawabanku agak kontradiktif. Sebab batinku mengatakan 'Iyo tak tukokno nek koe bojoku larang tak jabani kerjo mbe lembur tenanan rek nggo nyenengke koe!'. Asal ceplos dalam hati.Tiba-tiba 'MAAAAKKKK PLETAAAAKKKKKK' dahiku terjitak oleh keisengan Arthadirga.
"JAWABAN KONTRADIKTIF SEKALI!!!" ujar Arthadirga.
Aku melirik dan mengelus-elus dahiku sendiri. Aku menoleh kearahnya. 'Dia tidak sedang membaca pikiranku kan??' aku bertanya dalam hati kesekian kali."Kamprettt.." aku mulai menggerutu.
"Yuuk Le cari makan! Aku pengen nasi mbe lalapan!!"
______________________________________________
Cek Instagram agar tak ketinggalan updatenya yah di Mellysarosa. Buat kalian yang penasaran FIX YOU versi bergambar ada di Instagramku oke guys! Owh iya sesuai janjiku setelah karyaku selesai hingga ending di Wattpad. Aku akan adakan GIVEAWAY. Terima kasih yang telah follow, vote, comment and share itu merupakan support buatku semakin semangat terus berkarya. Terima kasih yang telah membaca, memberikan pesan kesan dan mengikuti karyaku. Aku sayang kalian. Semoga kisah ini menjadi rasa syukurku dan teman-teman bisa mengambil pesan serta hikmah pencapaian perjalanan dalam hidup.
---
Yuk belajar bahasa Jawa!
Waaah.. Gak kerasa wis hampir dua bulan nde Jogja!: Waaah.. Gak kerasa uda hampir dua bulan di Jogja!
Tasmu meh tak bawake gak?: Tasmu mau aku bawain gak?
Haaiiihhh gak sisan aaaa mau ke toilet ben gak nunggu-nungguan. Cen arek iki!!! Hiiiiihhh: Haaiiihhh gak sekalian aaaa mau ke toilet biar gak nunggu-nungguan. hadeh arek ini!!! Hiiiiihhh
Arek iki nek belonjo perfeksionis sekali. Tolong itu liatnya gak perlu deket dari mata ke sepatu 5centi banget apa ya?: Arek ini kalo belanja perfeksionis sekali. Tolong itu liatnya gak perlu deket dari mata ke sepatu 5centi banget apa ya?
Heeeh kamu ki wis due sepatu persis ngono, werno yo ireng. Meh tuku kui meneh?: Heeehh kamu tu uda punya sepatu persis gitu, warna hitam juga. Mau beli lagi?
Iki wis buluk Lee, Tur aku ya suka ee ireng!: Ini dah buluk Lee, Lagian aku ya suka ee hitam!
Santai lhoo... Nek tibo koe ki jan!!! Ra sabaran: Santai lhoo... Kalo jatuh kamu tu!!! Gak sabaran
MLAYU OO... MLAYU OO: LARI OO.. LARI OO..
Kamu meh munggah gunung meneh aaa?: Kamu mau naik gunung lagi kah ?
Koe meh beli sek mana ee Ga?: Kamu mau beli yang mana ee Ga?
Koe ra meh nukokke aaaa?: Kamu gak mau beliin aaaa?
Iyo nek aku wis sugih!!!: Iya kalo aku dah kaya!!!
Iyo tak tukokno nek koe bojoku larang tak jabani kerjo mbe lembur tenanan rek nggo nyenengke koe!: Iya tak beliin kalo kamu suamiku mahal kujabani kerja sama lembur beneran buat nyenengin kamu!
YOU ARE READING
FIX YOU "Misi Menyebalkan 7 Hari" (NOVEL BERGAMBAR) | •revisi•
RomanceBagiku tidak ada yang namanya kebetulan. Sebab bertemu dengan pria bernama Arthadirga Narendra Arsyailendra adalah anugerah dengan segudang alasan yang perlu ku cari tahu lebih dalam. Kisah hidupku rasanya seperti pohon yang sedang diterpa angin...