Chapter 36 : Laboratorium Beastman

80 7 0
                                    

Fadli dan kelompoknya sudah sampai di guild, dan mereka langsung melapor ke resepsionis.
Fadli:"permisi, bisakah kami bertemu dengan guild master sekarang?"
Resepsionis:"maaf, guild master sedang sangat sibuk saat ini, apa kalian sudah membuat janji terlebih dahulu?"
Fadli:"um, tidak, tapi ini benar benar sangat penting"
Fadli:"bisakah kamu membuat pengecualian sekali saja?"
Resepsionis:"maaf tetap tidak"
Saat Fadli dan resepsionis itu sedang berdebat, seorang laki laki berbadan besar mendekati mereka. Laki laki tersebut adalah guild master.
Guild master:"ada apa ini?"
Resepsionis:"maaf guild master, mereka semua terus memaksa untuk menemui anda walaupun saya sudah melarang mereka"

Guild master lalu melihat kearah Fadli dan kelompoknya.
GM:"saya adalah guild master, maaf saya sedang sibuk saat ini, bisakah kalian kembali lain waktu?"
Fadli tidak menjawab, dan hanya memperlihatkan surat dari Arthur kepada guild master, dan guild master langsung terdiam beberapa saat.
GM:"mari ikuti saya"
Mereka kemudian mengikuti guild master tersebut untuk menaiki kereta kuda. Fadli lalu memberikan surat itu kepada guild master. Guild master membaca surat tersebut kemudian kembali melihat kearah Fadli dan kelompoknya.
GM:"saya minta maaf atas ketidaksopanan saya sebelumnya, saya tidak tau kalau tuan Arthur sendiri yang mengirim kalian"
Fadli:"tidak apa, yang lebih penting lagi, kemana tujuan dari kereta ini?"

GM:"kita sedang menuju ke desa para beastman, aku yakin raja Arthur sudah memberitaukan situasinya kepada kalian"
Fadli:"dia tidak memberitau kami, tapi dia membiarkanku membaca surat itu"
GM:"baguslah dengan begini kita bisa langsung keintinya"
Kereta yang mereka tumpangi tidak lama kemudian berhenti, dan mereka turun. Saat mereka turun, mereka melihat sebuah pedesaan yang sudah hancur lebur, dan ada banyak sekali mayat beastman dan ada juga beberapa beastman yang terluka.
GM:"saya ingin kalian mencaritau siapa yang telah melakukan hal yang sekejam ini, saya ingin kalian menangkap mereka bagaimanapun caranya"

Nadia dan para perempuan yang lain langsung membantu para petualang untuk mengobati para beastman yang terluka, sedangkan Fadli menutup matanya.
Fadli:"serahkan saja hal ini kepada kami"
GM:"terima kasih"
Tidak lama kemudian Fadli membuka matanya dan mendekati kelompoknya.
Fadli:"aku berhasil melacak mereka, bagaimana keadaan para beastman itu?"
Nadia:"mereka terluka cukup parah, tapi beberapa masih bisa terselamatkan"
Fadli:"hanya beberapa?"
Eva:"maaf, tapi ada beberapa luka yang tidak bisa kami sembuhkan"
Fadli menyadari kalau ada sesuatu yang berbeda dengan Eva, tapi dia membiarkanya untuk sementara.
Nadia:"perfect healingku juga tidak bisa menyembuhkan orang sebanyak ini dalam sekejap"
Fadli:"kalau begitu biar aku saja"
Fadli kembali menutup matanya, dan muncul sebuah lingkaran sihir bercahaya besar di bawah kakinya.

Fadli:"perfect healing"
Lingkaran tersebut mengeluarkan cahaya yang cukup menyilaukan dan semua beastman yang terluka dan masih hidup langsung terobati dan kembali bangkit. Semua orang yang ada di sana termasuk guild master langsung kagum kepada Fadli.
Nadia:"sebenarnya aku sedikit keberatan kamu mencuri skillku semudah itu, tapi karena situasinya seperti ini, aku akan memaafkanmu"
Fadli:"maaf, serahkan saja sisanya kepada guild master dan para petualang itu, ada tempat yang harus kita kunjungi"
Nadia:"baiklah"
Mereka kemudian menyerahkan tugas disitu kepada guild master dan para petualang lalu mereka pergi mengikuti Fadli ke suatu tempat.

Mereka berhenti di sebuah fasilitas rahasia yang terletak tidak jauh dari desa para beastman. Fasilitas itu benar benar tersembunyi dan memiliki cara khusus untuk masuk kedalam fasilitas tersebut.
Nadia:"woah, tempat apa ini?"
Fadli:"aku tidak tau, seperti laboratorium atau semacamnya"
Celes:"tempat ini sepertinya sangat besar, apa mereka masih berada disini siapapun mereka itu?"
Fadli:"aku masih bisa merasakan keberadaan mereka"
Fadli:"kita berpencar, Nadia dengan Silvi dan Lia, Celes dengan Jean, dan aku dengan Eva"
Eva langsung menjadi semangat setelah mendengar itu, tapi entah kenapa masih ada yang sedikit berbeda dengan ekspresi Eva.

Eva:"awh, sudah lama aku tidak berduaan denganmu, apa kamu sudah mulai mencintaiku Fadli?"
Fadli hanya membalas lelucon itu dengan tawa datar saja, sedangkan Nadia melihat kearah Fadli.
Nadia:"apa kamu yakin, kamu mau berduaan dengan si mesum itu?"
Fadli:"tenang saja, aku bisa mengurus dia kalau dia mulai berbuat mesum"
Eva:"hei! Aku tidak mungkin berbuat mesum di tempat seperti ini"
Eva:"kecuali kalau kita nanti menemukan sebuah kamar atau semacamnya"
Eva langsung terengah engah sambil memikirkan hal hal yang mesum, Nadia lalu menaikan alisnya kearah Fadli, dan Fadli membalasnya dengan sebuah senyuman.

Mereka kemudian berpencar untuk memeriksa ruangan ruangan yang ada di dalam fasilitas itu, dan ruanganya sangatlah banyak. Saat sedang mengecek, Eva mencoba untuk menggoda Fadli dengan cara memeluk Fadli, kemudian mendorong Fadli ke tembok dan mencoba untuk mencium Fadli. Tapi Fadli langsung mencengkram wajah Eva dengan tanganya sambil sedikit kesal.
Fadli:"apa yang kamu pikir akan kamu lakukan?"
Eva:"awh, ayolah sekali saja"
Eva:"masa Nadia boleh, tapi aku tidak boleh"
Fadli:"jangan membawa Nadia dalam masalah ini, dia tidak mesum sepertimu"
Fadli:"dan juga jangan menjilati tanganku"
Fadli lalu menjitak kepala Eva dengan tangan yang satunya. Dia lalu melihat kearah Eva dengan perasaan khawatir.

Fadli:"ngomong ngomong apa kamu baik baik saja?"
Eva yang sedang mengelus elus kepala dan wajahnya melihat kearah Fadli dengan terkejut.
Eva:"sepertinya kamu menjitak kepalaku terlalu keras, karena aku mulai berkhayal kalau aku melihat Fadli sedang khawatir kepadaku"
Fadli:"aku serius Eva"
Eva lalu tersenyum kepada Fadli.
Eva:"aku baik baik saja, memangnya kenapa aku harus tidak baik baik saja?"
Fadli:"kamu tidak perlu menyembunyikanya, aku tau semua hal ini membuatmu mengingat tentang apa yang terjadi pada Transylvania dulu bukan?"
Eva lalu mengganti senyumanya menjadi sebuah senyuman sepat.
Eva:"aku baik baik saja kok, karena kamu dan yang lainya ada disini untuku dan selalu mendukungku, aku akan baik baik saja"

Fadli:"baiklah, tapi kalau ada yang kamu ingin aku lakukan untuk membuatmu merasa lebih baik, langsung katakan saja"
Eva kemudian mencoba untuk mengembalikan suasana menjadi ceria lagi dengan kembali menggoda Fadli.
Eva:"owh, kalau begitu aku ingin kamu menciumku, aku rasa itu akan membuatku merasa jauh lebih baik"
Eva kemudian tersenyum dan menempelkan jari telunjuknya kearah mulutnya sambil dia menjilati mulutnya agar terlihat seksi. Dia lalu menunggu Fadli untuk merespon rayuanya tersebut, tapi tanpa dia duga ternyata Fadli langsung mendekat kearahnya dan langsung mencium bibirnya dengan sangat lembut.

Ciuman itu tidak berlangsung lama, namun saat Fadli melepas ciuman itu Eva masih saja terdiam.
Fadli:"apa seperti itu saja sudah cukup?"
Eva masih saja tidak bisa berkata apa apa, tapi dia kemudian menganggukan kepalanya dengan cukup kaku, dan wajahnya sangatlah merah.
Fadli:"syukurlah"
Fadli tersenyum lalu membuka ruangan lain lagi, dan mereka berdua langsung terkejut ketika melihat isi dari ruangan tersebut. Fadli dengan cepat langsung menutup ruangan itu, lalu dia melihat kearah Eva yang juga sedang melihat kearahnya. Mereka kemudian langsung menggeleng, dan tidak lama kemudian mereka melihat Nadia dan yang lainya sedang menuju kearah mereka.

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang