Ya sudah

                                    

                                          
"Sudahlah Yunho, ini tidak akan berhasil. Aku benar benar butuh mangga muda lagi sekarang," keluh Mingi frustrasi setelah membersihkan sisa sisa liur di area bibir menggunakan air kran. Di depan wastafel, Yunho masih memijati tengkuk suaminya agar merasa lebih baik.
                          
"Aku mengerti." 
                          
Yunho memapah Mingi yang sangat lemas itu ke tempat tidur. "Istirahatlah," titahnya.
                          
"Tapi sayang, aku harus beli buah buahan."
                          
Yah, keduanya kehabisan persediaan buah buahan. Bagaimana mungkin mereka bisa menjadi lengah begini saat jelas jelas Mingi masih berada di masa masa mengidamnya?
                          
"Dalam kondisi sakit begini? Tidak, tidak. Kau tunggu di sini. Biar aku yang belikan. Jangan membantah." Kalimat terakhir Yunho adalah cara ia menginterupsi Mingi yang mulutnya sudah terbuka hendak memprotes. Jadi, tidak ada yang bisa Mingi lakukan selain patuh.
                          
"Tidurlah, supaya kau tidak merasakan mualnya." Yunho menidurkan Mingi, menyelimutinya hingga sebatas dada.
                          
"Tapi ini sudah malam dan udara sangat dingin, apa kau yakin akan baik baik saja?" Mingi bertanya khawatir. Ia jadi merasa tidak enak hati karena telah merepotkan Yunho. Lagi dan lagi. Tapi mau bagaimana lagi? Memang inilah yang selalu terjadi setiap kali Mingi jatuh sakit.
                          
"The cold never bothered me anyway."
                          
Seakan terdistraksi dari rasa mualnya, Mingi terkekeh. "Baiklah, Elsa."
                          
"Mangga muda tidak akan ada di pasar. Harus langsung memetik dari pohonnya. Tapi tidak ada pohon mangga di sekitar sini. Tapi jika ada, apakah aku harus memanjatnya?"
                          
"Jangan gila. Kalau kau jatuh bisa bahaya."
                          
"Ya sudah. Aku akan belikan buah apapun yang asam, oke?"
                          
Mingi mengangguk. Sekehendak Yunho saja deh. Toh Yunho juga yang memegang keuangan rumah tangga.
                          
Setelah mengenakan mantel tebalnya, Yunho berlalu. Pergi ke pasar terdekat untuk mendapatkan apa yang ia mau. Tidak, lebih tepatnya apa yang akan sekiranya Mingi butuhkan.
                          
Dan berakhir membeli lemon, plum, belimbing, dan stroberi.
                          
Biarlah demi kesembuhan suaminya dia sangat royal kali ini.