Chapter 84: Don't Be Like Bill

308 76 4
                                    

Ini adalah Bill.

Bill adalah anak yang pandai, kutu buku, introvert dan aneh.

Bill sangat di benci di sekolah.

Bill selalu di bully, di tindas dan di kucilkan oleh semua orang. Meski begitu Bill tidak pernah membalas mereka, karena Bill tahu, dia tidak akan bisa melawan mereka, Bill menyadari kekuranganya.

Suatu hari Bill jatuh pingsan setelah seharian di hajar habis-habisan oleh kakak kelasnya, Bill bahkan harus memuntahkan banyak darah. Dokter memeriksa Bill.

Dokter mendiagnosa Bill memiliki Tumor ganas di kepalanya, Bill hanya memiliki waktu 6 hari untuk hidup.
Bill frustasi, merasa dirinya tak berguna. Bill mulai melukai diri, mengiris nadi, menghajar pelipis, mencongkel kuku jari, sampai Bill menyadari kelebihanya.

Bill tahu hidup adalah kejutan.

Senin pagi, Bill pergi ke sekolah. Menyusup menjadi koki dadakan.
Bill memasak dan menyajikan makanan untuk semua orang. Semua orang tidak tahu itu Bill, dengan wajah ceria Bill melayani mereka.

Semua orang melahap habis masakan Bill, wajah mereka ceria dan tampak menikmatinya. Sampai satu—per satu jatuh tumbang, terjatuh lalu tak sadarkan diri. Bill memasak Sup daging sapi swiss dengan ekstra obat bius h45m.

Bill mulai mengikat mereka, Satu persatu secara berurutan, Bill tersenyum. Perlahan semua orang mulai sadar, Bill mendekati pembully, di lihatnya wajah-wajah itu, lalu Bill membakar mereka dengan bensin di tubuh mereka. Aroma daging terbakar tercium harum, Bill sangat senang menciumnya.

Bill mendekati para guru pengajar , di pandanginya satu persatu wajah yang tak pernah perduli kepadanya, lalu Bill menyiram wajah mereka dengan air keras, suara teriakan mereka bagai musik bagi Bill. Bill sangat senang mendengarnya.

Bill mendekati para gadis, di lihatnya wajah-wajah penghina dan pengucil itu satu persatu, lalu Bill memperkosanya, isakan tangis mereka bagai senandung lembut di telinga Bill, sekarang Bill mencekik leher mereka satu persatu hingga wajah mereka menjadi seungu buah pulm.

Bill mendekati para penghina, di tatapnya wajah—wajah memuakkan itu, lalu Bill menghujani kepala mereka dengan balok kayu, suara keropyak dari tengkorak yang retak terdengar manis di telinga Bill.
Bill semakin senang.

Suara sirine kepolisian terdengar mengepung. Bill tahu dirinya tidak akan lolos, meski begitu Bill tidak takut, karena kematian sudah menunggu Bill.

Bill berjalan keluar dengan tangan di angkat di atas kepala, tersenyum, begitu puas dengan pekerjaanya.

Suara handphone Bill berdering. Bill mengangkatnya. Itu adalah dokter Bill.

Dokter meminta maaf atas kesalahan diagnosanya, Bill tidak menderita Tumor ganas, Bill hanya kelelahan, jadi sekarang Bill bisa hidup lebih lama.

Bill mematikan handphonenya. Tersenyum pasrah sebelum rentetan tembakan menembus jantungnya. Bill jatuh tersungkur menatap langit, sekarang Bill tahu bahwa hidup memang penuh dengan kejutan.

Bill tewas tersenyum dengan damai.

Jangan pernah menjadi seperti Bill.

Creepy Horror : 2ndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang