"Aku tidak menganggapmu sebagai pasien, Yunho. Kau adalah keluargaku."
"Aw, manisnya."
Yunho duduk berhadapan dengan Seonghwa. Hanya dibatasi meja kerjanya. Ia menceritakan segala keluhannya, dan Seonghwa memeriksanya.
"Dokter."
"Hm?"
"Kapan terakhir kita bertemu? Baru kutinggalkan beberapa hari, kau sudah segemuk ini?"
"Benarkah? Bukankah aku memang terlihat seperti ini?"
"Tidak, tidak. Kau bercermin setiap hari, jadi mungkin itulah sebabnya kau tidak menyadarinya."
"Bisa jadi."
"Kau yakin sedang hamil tiga bulan saat ini?"
"Kenapa memangnya?"
"Kau terlihat seperti hamil lima bulan. Lihatlah perut besarmu itu."
Seonghwa menunduk menatap perutnya. Mengelusinya. "Benar juga. Aku akan ke dokter kandungan hari ini. Sudah lama tidak check up."
"Kau terlalu sibuk mengurus orang lain hingga tidak sempat mengurus dirimu sendiri."
"Tidak apa apa, itu sudah tugasku."
"Dokter, apakah mungkin kau mengandung anak kembar?"
"Hah? Masa sih?"
"Bisa jadi kan? Kau ada turunan kembar tidak?"
Seonghwa berpikir sejenak mencoba mengingat ingat. "Ayahnya Hongjoong adalah kembar. Ayah mertuaku itu punya kakak kembar."
"Benar kalau begitu kau kemungkinan punya anak kembar juga!"
Seonghwa tidak mengerti. Yunho terlihat lebih antusias darinya. Temannya ini benar benar perhatian padanya.
"Kita lihat saja nanti apakah kau benar benar akan menjadi paman dari keponakan kembar." Seonghwa mencatat resep obat untuk Yunho lalu menyerahkannya. "Ini yang harus kau ambil di depan."
"Baiklah dokter. Terima kasih. Semoga aku benar benar akan punya keponakan kembar."
"Itu akan sangat menggemaskan," ujar Seonghwa yang mengakhiri pertemuan keduanya dengan senyuman hangatnya.
Pasien berikutnya memasuki ruangan Seonghwa ketika Yunho keluar dari sana. Skinner Inc. adalah perusahaan besar dengan ribuan pekerja termasuk jajaran direksi. Banyak juga yang sakit setiap harinya. Seonghwa akan sangat kelelahan dengan pasien yang tidak pernah berhenti berdatangan. Perusahaan ini harus mempekerjakan dokter lebih banyak.
Di ruang tunggu, Yunho melihat Yeosang terduduk di sofa. Tampak murung, mungkin efek sakit? Tapi Yunho tidak akan pernah tahu jika tidak bertanya. Jadi ia menghampiri Yeosang dan mengambil duduk di sampingnya.
"Kau sakit apa?" Tanya Yunho.
"Aku..."
Yunho bisa mendengar suara yang bergetar saat Yeosang berbicara. Yeosang bingung dengan apa yang harus ia katakan karena ia tidak merasa sesakit itu pada fisiknya.
Selanjutnya ia menceritakan bahwa ia hanya memiliki mood yang sangat buruk hari ini. Tapi ia tidak mungkin mengatakan hal itu pada bos di divisinya sebagai alasan ia pergi ke klinik hari ini. Jadi ia berbohong pada bosnya bahwa ia merasa sedikit demam. Padahal ia hanya ingin menemui Seonghwa untuk menceritakan keluh kesahnya. Siapa tahu dengan seperti itu bisa menaikkan mood baiknya kembali.
Seonghwa dan Yeosang pernah menjalin sebuah hubungan istimewa yang kau sebut pacaran. Ya, mereka adalah sepasang kekasih di masa lalu. Tapi karena alasan klasik ketidakcocokan diri masing masing, keduanya berpisah. Yunho harap tidak akan ada rasa yang tumbuh kembali di antara kedua teman dekatnya ini setelah ini. Karena itu akan sangat berbahaya. Mereka sudah memiliki pasangan masing masing lagipula.
"Apakah ini tentang Wooyoung?" Tanya Yunho, yang dijawab anggukan lemah. Ada apa dengan pasangan tunangan ini? Apakah ada hubungannya dengan malam itu saat Wooyoung membawa San pergi?
"Apa yang terjadi? Kau bisa bercerita padaku."
"Aku tidak bisa begini, Yunho. Sejak awal aku tidak pernah mencintai Wooyoung, maksudku, aku mencintainya sebagai sahabatku. Tidak lebih dari itu. Tapi kedua orang tua kami yang sudah berteman akrab sejak lama, bersikeras untuk menjodohkan kami."
Yunho tersentak mendengar itu. Tadinya ia pikir Yeosang memang sejahat itu untuk mengambil Wooyoung dari San. Ternyata ia salah. Tentu, sekarang semuanya menjadi masuk akal kenapa pria sebaik Yeosang bisa merebut kekasih temannya sendiri.
Yeosang dan Wooyoung hidup bertetangga sejak dilahirkan. Rumahnya bersebelahan. They are friends since diapers. Keduanya bersahabat. Tidak pernah tahu jika di masa depan ayah ibu mereka akan menjodohkan keduanya.
"Kalau begitu kenapa sejak awal kau tidak mengatakan itu pada San? Menjelaskan semuanya agar tidak terjadi salah paham di antara kalian? Kau tahu, San sangat marah padamu dan Wooyoung karena semua ini."
"Aku tahu. Aku sudah mencoba untuk menjelaskan semuanya padanya, tapi ia tidak pernah memberikanku kesempatan untuk berbicara. Aku mencoba menghubungi dan mengirim pesan padanya, tapi ia sudah memblokirku di semua media sosial bahkan ia mengganti e-mailnya. Aku mencoba mendatangi tempat tinggalnya, tapi ia tidak mau membukakan pintu untukku. Bahkan jika ia mau, bisa saja ia meninggalkan perusahaan ini demi menghindariku, tapi ia tidak melakukannya. Ia hanya... terus menghindariku. Dan aku tidak pernah bisa berhenti memikirkannya." Yeosang tidak bisa lagi menahannya. Pertahanannya runtuh. Yunho mengusap usap punggungnya, mencoba memberikan kekuatan.
"Lalu sekarang bagaimana?"
"Entahlah Yunho. Aku bingung. Aku ingin membatalkan pertunangan ini karena banyak pihak yang dirugikan. Aku dan Wooyoung yang tidak saling mencintai. Wooyoung dan San yang saling mencintai tapi tidak bisa bersama. Di sisi lain aku tidak ingin mengecewakan orang tuaku. Ini semua membuatku merasa dilemma."
"Ini bukan masalah kau mengecewakan orang tuamu. Mereka harus mengerti jika pernikahan adalah sebuah perkara pelik, bukan sesuatu yang main main. Ini semua tentang masa depanmu, kau dan pasanganmu yang akan menjalaninya, bukan ayah dan ibumu. Jika pernikahanmu tidak berakhir baik, pada akhirnya orang tuamu juga kan yang akan disalahkan? Kau harus bisa menjelaskan itu pada mereka. Bukan masalah kau akan menyakiti perasaan ayah ibumu. Tapi mereka harus mengerti bahwa putranya ingin hidup bahagia."
"Terima kasih Yunho atas masukanmu. Aku akan mencobanya. Aku tidak pernah terpikirkan itu sebelumnya."
"Itu karena kau adalah anak baik yang berbakti dan terlalu sibuk membahagiakan orang tuamu tanpa memikirkan perasaanmu sendiri."
Keduanya bisa mendengar nama Yeosang dipanggil, lalu seseorang yang habis diperiksa keluar dari ruangan Seonghwa.
"Aku masuk dulu. Sekali lagi terima kasih Yunho. Kau sangat membantuku."
"Tidak masalah. Kau bisa menceritakan apapun padaku."
Keduanya saling melempar senyum sebelum berpisah di sana.
Yunho menggeleng gelengkan kepala.
Urusan orang dewasa benar benar rumit.
Untung saja aku dan Mingi tidak separah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sudah Terbit] Offspring Warriors • YunGi ✔
FanfictionBaby makes three! Jung Yunho and Song Mingi are expecting Song Junghwan Kata kunci: B A H A G I A MPREG #2 warriors #6 household #7 domestic ©2020, ichinisan1-3
Untung saja aku dan Mingi tidak separah itu
Mulai dari awal