Untung saja aku dan Mingi tidak separah itu

979 110 1
                                    

Tiga puluh hari berlalu semenjak pernikahan Seonghwa dan Hongjoong. Semuanya berjalan normal, tapi Yunho masih kepikiran dengan peristiwa yang terjadi saat resepsi malam itu.

Semua orang melihat bagaimana kecanggungan hebat terjadi antara Wooyoung, San, dan Yeosang.

San yang akhirnya datang bersama Jongho--karena sama sama tidak memiliki pasangan--terlihat sangat ingin menghindari Wooyoung, seperti memusuhinya. Tapi justru sebaliknya, Wooyoung malah berusaha untuk mengejar San di sana. Sedikit memaksanya untuk berbicara, Yunho tidak tahu apa. Tapi yang pasti ia ingin mengklarifikasi sesuatu.

San akhirnya dengan terpaksa bersedia, karena sebenci apapun ia pada Wooyoung terlihat, ternyata ia tidak bisa menghindar dari pria yang dicintainya itu lebih lama. Jadi Wooyoung yang telah meminta izin pada Yeosang, menitipkan tunangannya itu pada Jongho. Jongho bersedia saja. Ia akan menemani Yeosang berbincang selagi Yeosang ditinggal Wooyoung yang membawa pergi San ke taman belakang gedung pernikahan.

Yunho ingin mencoba melupakan kejadian itu karena meskipun ia teman dekat San dan sangat ingin dibagi keluh kesah dari temannya itu, San menolaknya. Jadi Yunho tidak akan memaksa. Ia hanya tidak ingin memperburuk suasana hati San yang sudah buruk dari sananya.

Jadi mari kembali ke realita, dimana Yunho melakukan aktivitas normalnya di kantor. Dengan San di bilik meja sampingnya, dengan Hongjoong di hadapannya. Ketiganya menempel, hanya dibatasi oleh sekat khas ruangan kantor.

San berusaha berkonsentrasi dengan baik pada pekerjaannya. Tapi tetap saja ia berhasil sedikit terdistraksi saat mendengar Yunho bersin, lebih dari tiga kali.

"Kau sakit? Pakai masker sana!"

"Tadi aku masih baik baik saja. Sepertinya aku mengalami gejala flu. Tenggorokanku juga sakit." Yunho memaksakan diri menatap kembali pada layar komputer dengan mata sedikit terhalang air dan hidung yang memerah. Tak lama, ia membentur benturkan kepalanya ke atas meja karena kepalanya juga mulai terasa sakit. Berharap jika benturan itu bisa membuatnya merasa lebih baik, yang malah membuatnya lebih terlihat seperti orang terkena depresi.

"Pergilah ke klinik. Caritahu apa penyakitmu. Kau tidak akan pernah tahu kalau itu memang hanya flu biasa, atau gejala penyakit yang lain?" Ujar Hongjoong.

"Hongjoong hyung benar. Tinggalkan dulu saja pekerjaanmu. Kesehatanmu lebih penting."

"Baiklah kalau begitu."

Yunho meminta izin pada bosnya untuk meninggalkan ruangan dengan alasan sakit dan harus pergi ke klinik di lantai dasar. Yunho berlalu dari sana setelah sang bos mengizinkan.

Di klinik, ia mendaftar lalu duduk di sofa menunggu antrian. Untung saja hanya dia sendiri. Jadi ia bisa bertemu dengan dokter lebih cepat.

Tak lama ia mendengar namanya dipanggil, dan ia melihat Jongho keluar dari ruang periksa.

"Sakit apa?" Tanya Jongho.

"Aku merasakan gejala flu. Kau?"

"Sedikit tidak enak badan."

"Ah, begitu."

"Aku duluan ya hyung. Masih banyak pekerjaan."

"Oke. Semoga lekas sembuh."

"Kau juga."

Jongho pergi, dan Yunho memasuki ruang periksa.

Ia bisa melihat Seonghwa menyambutnya dengan senyuman hangat khasnya.

"Nah, datang lagi pelanggan setia. Dasar penyakitan," gurau Seonghwa.

"Heh! Mana ada dokter yang berkata begitu pada pasiennya!"

[Sudah Terbit] Offspring Warriors • YunGi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang