39. Pertemuan Penting
"Selalu ada kemungkinan di setiap hal yang tidak mungkin."-———-
HANINA terdiam sembari menatap gaun putih yang sedang ia kenakan. Penampilannya kali ini terkesan sangat berbeda dari sebelumnya. Hanina bahkan tak bisa mengenali dirinya saat melihat pantulan wajahnya di cermin. Penampilan ini terlalu luar biasa untuk sosok Hanina yang bukan siapa-siapa.
Beberapa saat Hanina terdiam. Memori beberapa hari lalu kembali terputar di kepalanya. Mengingatkan gadis itu pada satu momen yang tak pernah ia bayangkan seumur hidupnya.
"Hanin, ada yang saya mau bicarakan sebentar," ucap Graha ketika Hanina hendak bangkit dari kursi meja makan.
Gadis itu pun menghentikan niatnya dan menatap ke arah Graha. "Kenapa Pak?" tanya Hanina.
Galileo yang tadinya juga hendak pergi pun kembali menjatuhkan bokongnya di atas kursi. Raut wajah Graha nampak serius, pasti ada sesuatu penting yang akan dibicarakan setelahnya.
"Saya sudah selesai mengurus berkas-berkas data diri kamu yang baru," ucap Graha.
Hanina terdiam. Bingung dengan yang Graha bicarakan.
"Prapto," panggil Graha.
Beberapa saat kemudian Prapto terlihat tergopoh-gopoh mendekati Graha dengan tas hitam di tangannya. Pria tua itu menyerahkan tas tersebut kepada Graha. "Ini, Tuan."
"Terima kasih." Graha mengambil tas tersebut dan mengeluarkan beberapa dokumen penting di dalamnya. "Ini fotokopi akta kelahiran kamu yang baru." Pria itu menyodorkan selembar kertas kepada Hanina.
Hanina mengambil kertas tersebut. Sejenak gadis itu terdiam. Menatap lekat ke arah kertas yang sedang ia pegang, tepatnya ke arah nama yang tercetak di sana.
Hanina Cava La Lubis.
Membaca tulisan nama tersebut membuat mata Hanina berkaca-kaca. Akhirnya ia memiliki nama lengkap. Nama yang benar-benar lengkap.
"Dan ini ... fotokopi kartu keluarga kita. Nama kamu sudah tertera di sini."
Hanina membeku saat Graha mengulurkan selembar kertas tersebut. Mendengar kata 'kartu keluarga' membuat perasaan Hanina menjadi campur aduk. Ini pertama kalinya ia memiliki kartu keluarga. Sejak mendaftar sekolah dulu, ia selalu kesulitan mengurus data kependudukannya. Sehingga kerap kali Hanina hampir batal mendaftar sekolah karena benar-benar tidak memiliki berkas apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfamiliar Twins (END)
Teen FictionTERSEDIA DI SELURUH GRAMEDIA DAN TOKO BUKU ONLINE. PART DI WATTPAD MASIH LENGKAP! *** "Jadi lo, kembaran gue?" tanya sosok lelaki dengan sorot mata tajam yang menusuk. Kepala gadis itu pun terangkat, menatap ke arah lelaki di hadapannya. "Aku ... pu...