○ 11

305K 28.5K 930
                                    

Hari ini adalah hari Senin. Hari yang menjadi awal dalam minggu ini. Hari yang banyak diberikan sumpah serapah oleh orang-orang yang belum siap melakukan rutinitas mereka kembali, setelah menghabiskan weekend yang terasa begitu singkat.

Setelah mencuci piring yang digunakan untuk sarapan, Ara menyusul Arkan yang sudah menunggunya di dalam mobil. Ara meletakkan tas ranselnya di atas pahanya, dengan tangan yang sibuk membalas pesan dari Lala.

Beberapa menit kemudian, mobil Arkan sudah sampai di depan sekolahan Ara. Gadis itu memakai tasnya di punggung, dan menyalimi tangan Arkan.

"Mas hati-hati di jalan, jangan lupa makan siang tepat waktu." pesan Ara yang diangguki Arkan.

"Belajar yang rajin."

"Iya." balas Ara, lalu menutup pintu mobil Arkan, dan berjalan memasuki gerbang sekolahannya.

"Di antar siapa nih? Sugar daddy?"

Ara melirik ke arah samping, dimana ada Selena dan ketiga kacungnya yang selalu setia di samping gadis itu. "Bacot."

Setelah mengatakan itu, Ara berjalan tanpa menghiraukan teriakan kesal dari Selena. Pagi ini moodnya cukup bagus, dan ia tidak akan membiarkan Selena merusaknya. Sebenarnya ini bukanlah kali pertama Arkan mengantar Ara ke sekolah. Mungkin saja saat Ara turun, Selena dan ketiga kacungnya juga baru sampai. Sebelum ini tidak ada yang berkomentar apapun mengenai mobil yang mengantar Ara setiap pagi. Atau mungkin saja mereka pura-pura tidak tau agar tidak berurusan dengan Ara, si gadis galak yang kalau marah udah kayak induk ayam yang anaknya dicolong. 

"Ara!" seru Lala saat pandangannya menangkap kehadiran Ara yang baru memasuki kantin.

"Ada apa cintaku?"

Lala bergidik jijik mendengar balasan Ara. "Gue curiga lo manggil Kak Arkan dengan sebutan itu, iya kan? Bucin lo sekarang?"

"Sok tau!"

"Lo belum di unboxing, Ra?" tanya Evan setelah menyelesaikan makannya.

"Unboxing, unboxing, lo pikir gue paket sopi?"

"Padahal gue udah menunggu baby gemes dari lo."

Ara menyeruput mimuman Lala dengan santai. "Gue masih sekolah, Evan."

"Berarti ada kemungkinan, lo akan di unboxing setahunan lagi?" tanya Lala.

"Iyalah. Lagian gue juga udah ngomongin hal ini ke Mas Arkan, dan dia juga setuju-setuju aja."

"Eh kok ada polisi?" tanya Evan saat pandangannya menemukan dua polisi dan seorang polwan yang memasuki area kantin bersama Pak Sutarman, kepala sekolah mereka.

Ara membalikkan badannya. "Lah iya, ada apa?"

"Mereka jalan ke sini ya?" tanya Lala.

"Gue gak ada buat salah." ucap Evan.

"Gue juga." timpal Ara sambil menatap Evan dan Lala.

"Apalagi gue." kata Lala.

"Selamat pagi anak-anak?"

Mereka bertiga menoleh ke arah Pak Sutarman yang sudah berdiri di samping meja mereka.

"Selamat pagi Bapak Sutarman, yang setiap harinya selalu makin tampan." balas Ara dengan tersenyum.

Pak Sutarman terkekeh mendengar balasan salah satu muridnya yang cukup terkenal itu.

"Kalian kelas berapa?" tanya salah satu bapak polisi yang berperut buncit.

MY FUTURE HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang