"Dinar!" teriak Al.

"Ada apa ini?" salah satu penjaga dan juga pelayan terkejut kedatangan Alvaro membuat keributan.

"Mana Dinar?" tanya Al tajam pada dua penjaga.

"Nona Dinar sudah di bawa oleh Pak Ghani kerumah Tuan Jonas" Jingga berada di samping Ayah Angga terkejut hingga terduduk di lantai.

Tanpa bicara Alvaro keluar lagi dari rumah itu lalu memasuki mobilnya dengan kasar dan melesat ketempat di mana Kakek membawa Dinar.

{𝕻𝖊𝖗𝖋𝖊𝖈𝖙 𝕷𝡣𝖛𝖊}

Dinar tengah duduk meringkuk di atas kasur bersandar di kepala ranjang, ia kini berada di sebuah kamar bernuansa hitam abu-abu. Terlihat sekali jika kamar ini adalah milik seorang pria.

Dinar di seret paksa dan di masukan kedalam kamar ini oleh Kakek Ghani, setelah berhasil membawanya ke tempat itu. Kakek meninggalkan Dinar begitu saja.

Suara pintu terdengar terbuka, Dinar mendongak matanya membulat melihat siapa yang kini tengah tersenyum kepadanya.

Ia segera merapatkan tubuhnya ke pojokan kasur. Ia semakin ketakutan ketika pria itu mulai mendekatinya.

"Hai.. Kita bertemu lagi kan. Sejauh apapun kamu menolak, kita pasti bertemu lagi." ujar pria itu dengan senyum miringnya.

Dinar semakin memundurkan tubuhnya. "jangan jauh-jauh dong sayang." tangan pria itu ingin menyentuh tangan Dinar, namun wanita itu menepis kasar tangan besar pria tersebut.

Raut wajah pria itu berubah dingin dan menatap sanggar pada Dinar. "Baik! Jika cara lembut tidak bisa. Mari kita main kasar malam ini!" Pria itu menarik kedua kaki Dinar kasar. Hingga kini wanita itu terlentang di atas kasur, Dinar memberontak dan berusaha bangun untuk turun dari ranjang itu namun gagal, kekuatan pria itu sangatlah kuat.

Pria yang bernama Jonas itu, mulai menindih tubuh Dinar. mencengkram kedua tangan Dinar, matanya menyelusuri wajah Dinar yang berderai dengan air mata, saat tangannya terlepas wanita itu berusaha memukuli dadanya. Jonas kian menatap bengis pada Dinar, lalu kembali mencengkram kedua tangannya, menaruh diatas kepala Dinar. Jonas mendekatkan wajahnya ingin mencium bibir yang dari tadi sudah menjadi incarannya.

Dinar memalingkan wajahnya kearah lain enggan di sentuh pria itu. Membuat raut wajah Jonas kian menakutkan. "Tidak ada seorang wanita pun yang berani menolakku. Hanya kamu yang berani menolakku!" bentaknya tepat di depan wajah Dinar.

Jonas ingin mencoba lagi mencium bibirnya, namun dengan berani Dinar meludahi wajah pria itu. Rahang Jonas mengantup sempurna. Matanya memerah atas perbuatan wanita itu.

Plak!!

Jonas menampar kuat pipi Dinar, tidak hanya sekali namun berkali-kali hingga sudut bibirnya berdarah dan memar.

Kemurkaan Jonas kian menjadi dua kali lipat. Secara brutal pria itu menarik gaun Dinar hingga terlihat bahu putih mulus wanita itu, dan juga menjambak rambutnya kuat hingga merasa pusing luar biasa. "Lepas! Kumohon lepaskan aku." mohon Dinar di sela isakannya dan kesaktiannya.

Jonas tidak mengindahkan ucapannya. Matanya kian menatap Dinar lapar. Hasrat pria itu sudah tidak bisa di tahan lagi. Dengan cepat ia mulai melepas pakaiannya. Hanya menyisakan boxer hitam.

Dinar membulatkan matanya ketika pria itu mengeluarkan sebuah tali. Jonas mengikat kedua tangan Dinar di atas ranjang, dan membuka lebar kakinya lalu di ikat di sisi ranjang.

"Mari kita mulai sayang," bisik pria itu serak karena sudah di penuhi oleh napsu.

Dinar hanya bisa menangis histeris. Tenaganya sudah habis untuk melawan. Yang ia mampu lakukan hanya menutup matanya pasrah, saat Jonas mulai melepas pakaian satu-satunya di tubuh pria itu, detik ini ia membenci kakeknya sendiri. Dan detik ini pula ia membenci dirinya sendiri karena menjadi seperti wanita murahan. Yang di jajahi pria hidung belang.

Saat Dinar menutup matanya tidak ingin melihat apa yang di lakukan pria bule itu. Wajah tampan Alvaro muncul di matanya, rasa bersalah kian menghinggapinya tangisanya kian menjadi tersedu. "Maafin aku Al. Maaf." ujarnya dalam hati, terus meminta maaf karena telah mengkhianati suaminya itu. Dinar juga memohon kepada Allah agar ada yang menolongnya.

Ketika Dinar merasakan Jonas mencium rakus lehernya dan juga tangan pria itu ingin melepas gaun yang masih ia gunakan sebuah suara membuatnya membuka mata.

Bugh!

Bersamaan dengan ambruknya Jonas di atas tubuh Dinar. Seseorang telah memukul tengkuk pria itu hingga tak sadarkan diri.

Samar Dinar melihat seseorang berdiri di hadapannya. Karena lampu mati dan hanya lampu dari luar lewat ventilasi jendela yang masuk. Membuat Dinar tidak tahu siapa orang itu.

***

-ᵀᵒ ᵇᵉ ᶜᵒⁿᵗⁱⁿᵘᵉ-





Like dan komen,
.
Semakin banyak yang like dan banyak yang komen semakin cepat aku up 👍😉

Perfect love (Alvaro season 2) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang