31

26.1K 1.9K 95
                                    

Kehilangan Untuk Kedua Kalinya [1]
.

.

.

Saka mengerjapkan matanya beberapa kali saat mendengar suara alarm ponselnya memekik keras. Mengumpat pelan, ia mematikan alarm ponselnya lalu membuka matanya. Tidak menemukan Haidee di sebelahnya. Karena seperti biasanya, Haidee akan berada di dapur untuk membuat sarapan untuknya.

Dengan malas Saka beringsut duduk. Benar-benar aktivitas semalam yang begitu panas membuatnya lelah dan tentunya puas. Senyum Saka terbit, merasa begitu bahagia. Ingin setiap harinya seperti ini, Haidee yang begitu agresif dan pasrah dalam waktu bersamaan.

Melihat pakaian kerjanya telah siap. Saka mendengus pelan. Rasanya ia ingin meliburkan diri dan menghabiskan waktu hingga lelah bersama Haidee. Tapi, mau bagaimana lagi, tuntutan pekerjaan membuatnya dengan malas mengguyur tubuhnya menggunakan air hangat.

Setelahnya, memakai pakaian kerjanya. Baju kemeja serta celana berbahan kain. Sembari bersiul pelan, ia menyisir rambutnya yang agak panjang dengan rapi. Sepertinya ia harus mencukur rambutnya sebelum Haidee mengomel karena rambutnya agak panjang.

Keluar dari kamar, ia melangkah ringan menuju ke dapur. Terlihat sarapan telah tersedia di meja pantry.

"Dee..."

Saka mencari Haidee yang tidak terlihat. Biasanya Haidee akan langsung menyambut dirinya untuk sarapan. Ke mana Haidee? tanyanya dalam hati.

"Dee..."

Berulang kali Saka memanggil Haidee, tapi tidak ada tanggapan.

Jantung Saka berdegup begitu cepat. Perasaan takut dan cemas langsung menghinggapi dirinya. Mengkaitkan tindakan Haidee semalam. Mulai dari makan malam romantis serta kegiatan panas mereka.

Dengan cepat Saka merogoh ponselnya seraya berjalan kembali masuk ke kamar. Menempelkan ponsel ke telinganya, Saka membuka lemari pakaian dan terlihat pakaian Haidee masih lengkap.

Dering ponsel berbunyi membuatnya menoleh dan langsung tertuju ke ponsel Haidee yang berada di atas meja rias. Menampilkan nama kontak 'Mas Saka' yang tertera di layar.

"Bagaimana perasaan Mas ke aku?"

Pertanyaan Haidee semalam membuat kedua kaki Saka lemas hingga ia duduk di kursi di depan meja rias. "Gak mungkin...," gumam Saka seraya menggeleng pelan. Lalu memijat kedua pelipisnya seraya pelan.

Saka memeriksa ponsel Haidee.

Lalu, tercengang melihat dua kontak yang membuat dadanya beregmuruh hebat serta nafasnya memburu karena emosi.

"Sial! Sial!"

Umpatnya keras seraya berdiri lalu menendang kursi yang didudukinya tadi.

Saka menghubungi salah satu kontak yang berada di panggilan keluar ponsel Haidee tersebut. "Sialan lo Hamdi!!! Lo ngomong apa ke Haidee?!!"

Saka langsung berteriak murka saat sambungan teleponnya telah dijawab membuat sosok di seberang sana terkejut bukan main. Langsung tersadar sepenuhnya dari tidurnya. Melihat layar ponsel yang menampilkan nama Haidee, tapi suara tadi sangat jelas suara Saka.

"Ka..."

"Sialan lo, Ham. Gue bakal bunuh lo kalau Haidee ninggalin gue?!!! Sialan anjing!!"

Saka kalap memaki-maki Hamdi penyebab Haidee bertingkah tidak seperi biasanya, bahkan pergi. Tau jika Hamdi telah menceritakan segalanya pada Haidee.

LACUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang