42 - Penyerahan Ketua RAGAR

7.5K 459 8
                                    


Hello kaliann nungguin ini gakkk? Wkwkk

Happy reading yaw💛


****

"Sekalinya milikku, tak akan ku biarkan orang lain memilikinya juga."

_________


Aderald mengendarai mobilnya di atas kecepatan rata-rata, sebenarnya alasannya pergi bukan karena dirinya marah atau pun kecewa pada Beyca. Aderald hanya takut dia ikut terpancing emosi dan akan melukai Beyca. Lebih baik ia pergi, Aderald akan kembali pada Beyca untuk menyelesaikan masalah mereka ketika hati dan pikirannya sudah jernih dan tenang.

Ia akan mengajak Beyca berbicara dengan kepala dingin, tanpa urat tanpa emosi seperti tadi. Karena pikirannya sudah cukup lelah hari ini, lelah karena pekerjaan di tambah Laura yang berbuat ulah.

Selain karena menghindari Beyca, Aderald juga sudah punya janji dengan anak RAGAR untuk menghadiri acara pelantikan ketua angkatan baru, maka setelah itu ia resmi tergantikan. Dan Aderald akan fokus mengurus pendidikan dan restorannya belum lagi mengurus rumah tangga, beban yang dipikul Aderald tambah besar jika harus ditambah dengan mengurus anak RAGAR.

Ia memarkirkan mobilnya di depan markas RAGAR yang juga telah dipenuhi beberapa kendaraan anak-anak RAGAR maupun seniornya.

"Baru datang lo Rald?" sapa Bang Radan.

Aderald menyunggingkan senyum tipis, "Iya bang. Lagi sibuk ngurus resto," balasnya.

"Wih hebat, pengusaha muda nih."

Aderald hanya tertawa kecil menanggapinya, ia pun ijin pamit pada Bang Radan untuk duduk didekat Galang dan Aldi, sementara Rizki ia tak tahu dimana lelaki itu. Kalo tidak nongkrong di warung mang Solihin, ya mungkin sedang mengolo anak-anak RAGAR untuk dimintai makanan.

"Kenapa muka lo, lecek amat?" celetuk Galang saat Aderald duduk di sampingnya, "Kaya yang gak dikasih jatah sebulan," sambungnya sambil terkikik geli.

"Ya emang kagak pernah dikasih, si Aderald mah tahan akhwat," timpal Aldi sambil tertawa, "Kalau gue jadi lo, beuh trobos ajalah anying udah sah ini."

Aderald sendiri cuma menggeleng mendengar ucapan absurd temannya, gak tahu privasi apa temannya itu. "Ck, kalo belum nikah pamali ngomongin jatah!"

Mereka tergelak sambil menepuk-nepuk kecil pundaknya, alih-alih untuk marah Aderald malah memejam nikmat menikmati tepukan mereka berdua yang mirip seperti pijatan.

"Serius gue, lo kenapa? Kaya yang banyak beban. Padahal lo bukan beban keluarga kaya si Aldi," ucap Galang tanpa dosa.

Aldi melotot tak terima, "Yeh, si anying. Mawa-mawa aing deui!" protes Aldi tak terima dengan logat sundanya.

( 'Yeh, si anying. Bawa-bawa gue lagi!' )

"Lo kenapa? Pusing mikirin dana buat lahiran si Beyca?" celetuk Galang saat Aderald mengusap kasar rambutnya.

"Atau lo pusing mikirin ujian kelulusan yang beberapa hari lagi? Belum bayar lo?" tebak Aldi.

Aderald tersenyum kecut mendengarnya, mereka benar-benar ngeselin ya. Meski begitu, dengan mereka Aderald bisa tersenyum sekarang, meski tersenyum kesal. "Udahlah, masalah rumah tangga,"

B E Y C A [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang