Chapter 33 : Arthur Dan Para Kesatria Meja Bundar

80 6 0
                                    

Nadia dan Viviane sedang melindungi para penduduk yang mencoba untuk keluar dari arena, tapi karena Nadia bertarung sambil menggendong Lia, dia jadi sedikit kesusahan untuk melawan para monster dan iblis menyerang. Viviane menyadari itu kemudian memberi saran.
Viviane:"kamu akan terus kesusahan kalau kamu bertarung sambil menggendong anak itu"
Viviane:"bagaimana kalau kamu titipkan saja anak itu kepada para penduduk yang sedang berlindung"
Nadia:"tidak, anak ini adalah tanggung jawabku, sebagai mamanya aku akan terus melindunginya apapun yang terjadi"
Viviane:"owh maaf, aku tidak tau kalau dia adalah anakmu"
Viviane:"tapi jika begini terus kamu sendiri yang akan kesusahan"

Setelah mendengar itu Lia langsung berpindah dan bergantung ke punggung Nadia.
Lia:"bagaimana kalau begini? Mama bisa bebas bertarung dengan orang orang jahat itu sekarang"
Nadia lalu tersenyum dan mengelus kepala Lia.
Nadia:"terima kasih sayang, pegangan yang erat, jangan sampai jatuh"
Lia:"ok mama"
Nadia kemudian langsung menghabisi para monster dan iblis yang menyerangnya dengan mudah, dan hal itu membuat Viviane cukup kagum.
Viviane:"woah"
Di tempat lain Celes dan Silvi yang dibantu oleh Merlin dan Robin of Loxley sedang melindungi sebuah gedung tempat para penduduk bersembunyi. Eva sangatlah bersemangat ketika bertemu dengan Merlin.

Eva:"woah, apa anda benar benar Merlin? Saya sangat terhormat bisa bertemu dengan anda"
Merlin:"justru saya yang merasa terhormat bisa bertemu dengan anda putri Evangeline"
Eva:"woah, seorang mage perempuan terkuat bisa mengetahui tentangku, ini benar benar menakjubkan"
Eva benar benar bersemangat, sedangkan Merlin hanya bisa tersenyum saja saat melihatnya. Sementara itu di atap gedung tersebut, Silvi dan Robin sedang menembaki para monster yang mencoba mendekat ke gedung tersebut.
Robin:"keahlian memanah anda lumayan hebat ternyata"
Silvi:"terima kasih, tapi anda jauh lebih hebat dari pada saya"
Robin:"terima kasih, saya Robin of Loxley"
Silvi langsung terkejut ketika mendengar itu.

Silvi:"Robin of Loxley? Anda adalah keturunan dari Robin Hood? Pemilik asli dari jubah ini?"
Robin:"iya, jubah itu adalah milik kakek buyut saya, tapi bagaimana anda bisa mendapatkanya?"
Silvi:"ceritanya panjang, dan juga nama saya Silvianne Aerial Lemuria"
Robin:"owh, anda putri dari kerajaan Lemuria? Tidak heran keahlian memanah anda benar benar hebat"
Silvi:"terima kasih"
Pada saat yang bersamaan, Celes, Jean, Lancelot dan Percival sedang menyusuri kota bersama para petualang yang ada di kota tersebut untuk mencari apakah ada penduduk yang masih belum pergi ke tempat aman. Mereka semua menyusuri setiap bangunan yang ada di kota.
Celes:"di kamar ini tidak ada orang, bagaimana yang disana?"

Jean:"kosong"
Percival:"disini juga kosong"
Lancelot:"aku menemukan beberapa orang disini"
Lancelot:"aku akan meminta beberapa petualang untuk mengantar mereka ke tempat aman, kalian lanjutkan mencari para penduduk"
All:"baik"
Kembali ke dalam arena, Fadli dan Artur berhasil mengalahkan cukup banyak monster dan iblis yang menyerang mereka.
Arthur:"oho, kamu hebat juga, saya jadi ingin mengangkat kamu menjadi salah satu kesatria saya"
Fadli:"maaf yang mulia, tapi saya lebih suka berpetualang"
Fadli lalu langsung menunduk tepat saat Arthur mengayunkan pedangnya kearahnya, dan iblis di belakang Fadli langsung terbelah, di saat yang bersamaan, Fadli juga langsung menembak beberapa iblis yang ada di belakang Arthur.

Tidak lama kemudian seorang iblis yang memiliki tubuh yang besar langsung menerjang kearah mereka berdua dari arah samping mereka. Mereka berdua berhasil menghindari dan menjauh dari iblis tersebut, tapi tanpa mereka duga, ternyata iblis tersebut masih dapat mengenai mereka berdua dari jarak yang cukup jauh. Mereka berdua langsung terlempar ketika mereka terkena serangan tersebut.
Arthur:"kamu baik baik saja?"
Fadli:"saya pernah merasakan yang lebih buruk dari pada ini, kalau anda?"
Arthur:"kurang lebih sama denganmu, tapi pedangku patah"
Arthur melihat kearah pedang yang di pegangnya lalu membuangnya. Fadli lalu melihat kearah Excalibur yang tertancap di sebuah batu tepat di belakang Arthur, kemudian dia tersenyum.

Reunion to Parallel World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang