kenapa milih

978 168 33
                                    

maaf untuk typo yang bertebaran









jeno mengumpat keras beberapa kali, melihat para pemakai jalan raya mendadak tak tau aturan dimatanya.

seharusnya, sekarang waktunya jeno bimbingan belajar, ia kembali merutuki dirinya yang malah bolos dan lebih memilih mencari hiburan di mall.

"jen pelan pelan aja. kita mau kerumah sakit, jangan sampai elu juga masuk rumah sakit" kata seseorang di samping kemudi

jeno hanya melirik lalu kembali melihat jalan depan, "sorry sorry lo jadi  denger umpatan gue" ia kembali melihat seseorang di samping kemudinya yang malah tertawa renyah

"lo.... gak berubah ya" kata jeno tiba tiba, hapal betul bagaimana tawa renyah xiyeon.

"lo yang berubah kali" sahut xiyeon pelan, kini mulai berhenti tertawa, memandang luar jendela berusaha meredam detak jantungnya yang semakin tak karuan

bertemu dengan jeno saja bisa membuat xiyeon panas dingin, apalagi ditawari pulang bareng.

"gua udah tobat" kata jeno sungguh sungguh "udah gak lagi gue ngoleksi kontak cewek cewek"

xiyeon mencibir "idih tibit halah tai kucing" ucapnya tak percaya "gue sering tuh denger eric cerita capek punya sodara macem lu"

"hmm?"

"eh?" xiyeon merutuk, kenapa selalu begini. gugupnya malah membawa petaka.

jeno mengeratkan pegangannya pada kemudi, tak lama menarik satu ujung bibirnya keatas "lo kenapa jadi hobi gosip mirip eric dah?"

xiyeon menggit bibir bawah, jadi semakin ragu, untung saja mobil jeno mendadak berhenti.

jeno menoleh pada xiyeon "udah sampai. lo di dalem mobil atau ikut?"

xiyeon menatap bangunanbesar didepannya "gue dimobil aja, gue gak enak kalo tiba tiba muncul"

masih dengan posisinya yang menoleh kesamping, jeno tersenyum tipis "buat apa? ada gue yeon, lo gak perlu ngerasa bakal diasingin. temen gua malah orang astral semua. jadi jangan ngerasa elo orang asing" katanya meyakinkan "gue mungkin bakal agak lama. atau lo kekantin rumah sakit aja? gue bayarin"

"gak papa jeno gue dimobil aja" kata xiyeon mantap, jeno menghela nafas panjang

"lo ngapain kalo gue balik lama? mending di kantin, bisa makan makan sepuas lo" jeno kembali membujuk xiyeon, tak tega juga meninggalkan dia sendiri dimobil

xiyeon manarik kedua ujung bibirnya, tak bisa menyembunyikan, hatinya menghangat.

"cerewet amat sih jen? iya iya kekantin. ati ati bangkrut ya jen" xiyeon setuju, membuat jeno jadi lega sendiri. langsung keliar dari mobil

xiyeon dibelakang, mengikuti jeno yang memimpin di depan. "yeon sini samping gue" omelnya menarik tangan xiyeon agar berjalan sejajar dengannya.

xiyeon beberapa kali merutuk perlakuan jeno, meremas kuat bajunya mencoba menenangkan diri.

"kenapa yeon?" xiyeon mendadak berhenti, membuat jeno juga ikut berhenti, berbalik menatap xiyeon penuh tanda tanya

tatapan lurus xiyeon, "shuhua..." katanya melirih

jeno yang mendengar itu, langsung menoleh kearah pandang xiyeon. tepat dimana shuhua kini menarik pria dengan wajah asing bagi jeno.

tanpa sadar, jeno kini mempercepat langkahnya, seakan lupa ada xiyeon yang menatap sedih dirinya
























Ipa DuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang