Tan Malaka

Dari Tolololpedia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Spinning Communist symbol.gif
☭ ARTIKEL INI MENGANDUNG UNSUR KOMUNISME/SOSIALISME/SAYAP KIRI! ☭

AAAAAAAAAA!!,
Artikel ini penuh Merah/Soviet/Sosialis/Palu Arit/Komunis/G30S/PKI/Cina/Korea Utara/Marxisme
,
Artikel ini,
Tan Malaka
membuatnya seperti penggelembungan surat suara, yg terlalu Komunis dan sebaiknya anda lakukan adalah hancurkan nampan milik Aidit, Fidel Castro, Lenin dan Joseph Stalin dengan bom radioaktif dan katakanlah "WOMBO COMBO!" kepada Komunis. Segera laporkan kemana saja, karena artikel ini pernah terlibat dalam Revolusi Oktober dan G30S/PKI
.

“DASAR KOMUNIS!”

~ Jennie Kim

“Lebih enaklah jadi komunis, BULLSHIT!”

VladsemirLenong.jpg
Tatang Sutarmalaka.jpg

Tan Malaka adalah seorang tokoh dari Koko Munis di Indonesia. Ia awalnya adalah seorang anggota dari Sarekat Selam yang merupakan sebuah organisasi yang anggota-anggotanya hobi menyelam di lautan. Kemudian, organisasi tersebut terpecah menjadi dua bagian menjadi SS Putih yang suka pake kancut warna putih & SS Merah yang suka pake kancut warna merah dimana Tan Malaka masuk dalam kelompok SS Merah. Ia juga dikenal dengan salah satu perkataannya yang berbunyi "Di hadapan manusia, aku Koko Munis. Di hadapan Tuan, aku Slim. Di hadapan mantan, aku butiran debu"

Biografi[sunting]

Quote Tan Malaka sewaktu ditangkap polisi filipina gara2 dikira TKI ilegal

Masa Kecil[sunting]

Tan Malaka nama aslinya adalah Ibrahim, karena ia anak keturunan ningrat melayu maka oleh keluarganya hendak dikawinkan di usia muda. Tetapi ia menolak karena "belum bisa berdiri tegak". Karena nolak, oleh ayahnya dikasih gelar nama depan Tan Malaka yg dalam bahasa melayu artinya "Menjomblo seumur hidup".

Masa Muda[sunting]

Masa muda Tan dihabiskan dengan berorganisasi, seperti yg diceritakan sebelumnya ia mendirikan SS Kanuct Merah. Dan hal ini sangat tidak disukai pemerintah Hindia Belanda. Dan Kemudian Tan muda suka berkejar2an sama belanda.

Dari Penjara Ke Penjara[sunting]

Selain itu Tan Malaka juga suka berkelana ke luar negeri sampai masuk penjara sana gara2 gak punya pasport. Paling demen ke Shanghai (karena banyak Amoy nya) dan ke Filipina supaya bisa ikut turnamen DotA se-Asia Tenggara. Di singapura ia pernah punya pengalaman buruk : ditangkap aparat singapura gara2 mengunyah permen karet LONTELOTTE di tempat ibadah.

Masa Dewasa[sunting]

Karena waktu muda hobi keliling2 dunia, Tan Malaka gak sempat mencari pacar dan akhirnya ia hidup menjomblo sampai tua. Kerjaannya pun hanya menulis buku dan novel. Pernah suatu kali ia memiliki sahabat pena & sering bertukaran surat, kirim2an telegram, sms, WA, & Line. Sahabat pena tsb orangnya lemah lembut & tulisannya indah. Tan berharap bisa bertemu pujangga hati sejatinya melalui sahabat pena. Tapi ternyata ia akhirnya ia baru tau kalo sahabat penanya selama ini adalah Ir. Sukarno.

Akhir Hayat[sunting]

Akhir hayat Tan Malaka cukup mengenaskan, selain meninggal dalam keadaan Jomblo ia meninggal akibat menyelam di Sungai Berantas yang arusnya deras.


Karya Tulis[sunting]

Selain bikin prosa : "Di hadapan manusia, aku Koko Munis. Di hadapan Tuan, aku Slim. Di hadapan mantan, aku butiran debu". Tan Malaka juga bikin banyak buku. Salah satu bukunya yg paling terkenal adalah MADILOG singkatan dari "MAkanya DIem gobLOG", buku tersebut berisikan ajaran Marxisme dan Dialektika yang sangat sulit dicerna orang Indonesia karena jarang berpendidikan tinggi. Dan di buku tersebut dimuat dialog lucu antara pemuda vs. dewa mesir kuno. Selain itu dia juga bikin buku tutorial berjudul HOW TO DEFEAT NETHERLANDS FOR DUMMIES. Tapi buku tsb tidak laku, karena ditulis menggunakan Bahasa Random.

Kawan - Kawan[sunting]

  • Cak irul Saleh
  • Sukarni
  • SadismenSudisman
  • DoubleDowes Deckker
  • Syahrir
  • Jose Rizal
  • Roberto
  • Chiang Kal Suk

Trivia[sunting]

  • Akiba kutukan ayahnya, semasa hidup Tan Malaka tidak sempat menikah alias JOMBLO PERMANEN. (situ Mau??)
  • Ia juga dikenal dalam acara Awas Ada Sule dengan nama Tatang Sutarmalaka.