Box to Kill
|
DANGER!!!!!!! | |
Gempa 7,3 skala Richter | |
Membaca dan melihat artikel sedikit pun dapat menyebabkan Joao Alam Mei Lan Dara masuk Rumah Sakit Jiwa, Vincent Lu Iseng tawuran dengan Luca Engstler, Erdal Menderes telanjang dengan Nyck de Vries, Tora Hagen tawuran dengan Logan Sargeant, Frederic Peltier ditabrak bus Mercedes-Benz xbc1521, pakaian adat Dagmar Eg yang divermak disita oleh aparat, memakai pakaian dengan warna gelap dan desain yang menyeramkan, merias diri dengan warna gelap dan desain yang menakutkan, melakukan gulat NB:Jika anda merasa seperti orang gila disarankan untuk memisuhi jari anda yang kecil (Kalau berani disarankan untuk menghajar Tamara Sagdiyeva dengan sebuah feller buncher atau obeng hingga terluka, tetapi jangan sampai membunuhnya)
|
Box to Kill atau Pukul dan Bunuh adalah sebuah film asal Dobinesia. Film ini bercerita mengenai kakak beradik yang sebelumnya bermain bola tangan kiri dan futsal foto salah beralih ke tinju dan gulat Smack Down untuk membunuh keluarga mereka. Film ini juga menjadi inspirasi bagi orang dewasa dan anak-anak untuk menyiksa dan membunuh keluarga, teman, tetangga dan kerabat mereka. Film ini menjadi film paling kontroversial di dunia lain karena olahraga tinju yang sebelumnya tidak dilirik menjadi mendadak populer di Region II, Region Q, Region MC dan Region S. Karena film ini, penduduk di keempat region tersebut menjadi keranjingan menonton pertandingan tinju dan berlatih tinju, bahkan ada yang sampai menyiksa dan membunuh orang. Selain itu, penjualan produk kecantikan, fashion, rumah tangga, otomotif dan olahraga seperti sepakbola dan tenis menurun karena larisnya film ini dan kepopuleran olahraga tinju. Olahraga bertarung berkembang pesat di keempat region tersebut karena kesuksesan film ini dan sebagian besar orang mengikutinya. Enam tahun setelah film ini dirilis, negara-negara Region I, Region II dan Region III melarang seluruh jenis olahraga bertarung dan negara-negara Region Q, Region MC dan Region S membatasi pertandingan dan penjualan produk olahraga bertarung. Hal tersebut dilakukan karena pengaruh sejumlah film bertema olahraga bertarung dan sejumlah atlet terkenal yang mengakibatkan banyaknya kasus KDRT, tawuran dan pembunuhan.