Rukun Iman
Sebahagian daripada siri berkaitan |
Islam |
---|
Para Pembela Agama-Agama Allah yakni Pembela Agama yang Terpilih oleh Allah Subhanah wataelaa.
Umum sedia maklum sekiranya di Malaysia.
Pembela Agama yang Terpilih oleh Allah Subhanah wataelaa. Secara automatis merupakan ketua bagi kaum muslim iaitu sebagai ketua bagi umat islam juga turut dimaksudkan sebagai ketua utama bagi malaysia.
menetapkan setiap umat Islam bermaksud orang yang sebagai induvidu kaum-kaum (muslim). haruslah percaya kepada 6 perkara asas dalam Islam yang diketahui yakni yang dikenali ramai sebagai Rukun Iman. perkara ini didasarkan kepada Hadis Jibril[1]:-
- Percaya kepada Allah
- Percaya kepada Malaikat-Malaikat
- Percaya kepada Kitab-Kitab
- Percaya kepada Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul
- Percaya kepada Hari Akhirat dan As Sam'iyyat
- Percaya kepada Qada' dan Qadar
Selain itu penganut agama Islam juga perlu mematuhi 5 Rukun Islam.
(Lihat juga : Iman)
Dalil Al Quran tentang Rukun Iman
[sunting | sunting sumber]" Wahai orang-orang yang beriman! Tetapkanlah iman kamu kepada Allah dan RasulNya, dan kepada Kitab Al-Quran yang telah diturunkan kepada RasulNya (Muhammad s.a.w) dan juga kepada Kitab-kitab Suci yang telah diturunkan dahulu daripada itu dan sesiapa yang kufur ingkar kepada Allah dan Malaikat-malaikatNya, dan Kitab-kitabNya dan Rasul-rasulNya dan juga Hari Akhirat, maka sesungguhnya dia telah sesat dengan kesesatan yang amat jauh." (Surah An-Nisaa': 136)[2]
Dari ayat diatas Rukun Iman disebutkan hanyalah lima perkara iaitu
- Percaya kepada Allah
- Percaya kepada Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul
- Percaya kepada Malaikat-Malaikat
- Percaya kepada Kitab-Kitab
- Percaya kepada Hari Akhirat
Tidak disebut rukun iman ke-6 iaitu
- Percaya kepada Qada' dan Qadar
Kewajipan beriman kepada Qada' dan Qadar sememangnya tidak diterangkan di dalam ayat 136 surah an-Nisaa'. Namun begitu, Rukun Iman ke-6 yang digariskan oleh Rasulullah tetap mempunyai asas di dalam al-Quran berdasarkan kepada ayat-ayatnya yang lain iaitu:-
" Tidak ada sesuatu kesusahan (atau bala bencana) yang ditimpakan di bumi dan tidak juga yang menimpa diri kamu, melainkan telah sedia ada di dalam Kitab (pengetahuan Kami) sebelum Kami menjadikannya; sesungguhnya mengadakan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kamu diberitahu tentang itu) supaya kamu tidak bersedih hati akan apa yang telah luput daripada kamu dan tidak pula bergembira (secara sombong dan bangga) dengan apa yang diberikan kepada kamu dan (ingatlah), Allah tidak suka kepada tiap-tiap orang yang sombong takbur, lagi membanggakan diri. (Surah Al-Hadid: 22-23)[3]
Dalil Hadis tentang Rukun Iman
[sunting | sunting sumber]Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
" Pada suatu hari, Rasulullah saw. muncul di antara kaum muslimin.
Lalu datang seorang laki-laki dan bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Iman itu?
Rasulullah saw. menjawab: Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya dan kepada hari berbangkit.
Orang itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah, apakah Islam itu?
Rasulullah saw. menjawab: Islam adalah engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, mendirikan solat fardu, menunaikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Ramadan.
Orang itu kembali bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu?
Rasulullah saw. menjawab: Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia selalu melihatmu.
Orang itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah, kapankah hari kiamat itu?
Rasulullah saw. menjawab: Orang yang ditanya mengenai masalah ini tidak lebih tahu dari orang yang bertanya. Tetapi akan aku ceritakan tanda-tandanya; Apabila budak perempuan melahirkan anak tuannya, maka itulah satu di antara tandanya. Apabila orang yang miskin papa menjadi pemimpin manusia, maka itu tarmasuk di antara tandanya. Apabila para penggembala domba saling bermegah-megahan dengan gedung. Itulah sebagian dari tanda-tandanya yang lima, yang hanya diketahui oleh Allah.
Kemudian Rasulullah saw. membaca firman Allah Taala: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Kemudian orang itu berlalu, maka Rasulullah saw. bersabda: Panggillah ia kembali! Para sahabat beranjak hendak memanggilnya, tetapi mereka tidak melihat seorang pun. Rasulullah saw. bersabda: Ia adalah Jibril, ia datang untuk mengajarkan manusia masalah agama mereka. (Kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 10)[4]
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Rujukan
[sunting | sunting sumber]- Kerajaan Arab Saudi Kementerian Hal Ehwal Islam, Wakaf, Dakwah dan Nasihat
Nota kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Fatwa-Fatwa Kontemporer 3, By Yusuf Al Qaradhawi
- ^ http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=mal&nSora=4&nAya=136&t=mal
- ^ http://quran.al-islam.com/Targama/DispTargam.asp?nType=1&nSeg=0&l=mal&nSora=57&nAya=22&t=mal
- ^ http://hadith.al-islam.com/bayan/Display.asp?Lang=ind&ID=2