Moeslim Taher
Moeslim Taher, S.H. | |
---|---|
مسلم طاهر | |
Anggota Dewan Pertimbangan Agung | |
Dalam jawatan 1983–1988 | |
Presiden | Soeharto |
Naib Presiden | Umar Wirahadikusumah |
Ketua DPA | Maraden Panggabean |
Rektor Universitas Jayabaya | |
Dalam jawatan 1962–1988 | |
Didahului oleh | Prof. Mr. A.A. Hakim |
Digantikan oleh | Prof. Dr. H. Tb. Achjani Atmakusuma |
Maklumat peribadi | |
Lahir | Muslim 10 September 1934 Kota Sigli, Pidie, Aceh |
Mati | 23 November 1999 Jakarta | (umur 65)
Kewarganegaraan | Indonesia |
Pasangan |
|
Anak | 16 |
Ibu bapa |
|
Saudara | Aldi Taher (cucu)[1] |
Kediaman | Jakarta Timur |
Pendidikan |
|
Pekerjaan | |
Dikenali dengan | Pendiri Universitas Jayabaya |
Profesor Doktor Haji Moeslim Taher, S.H.[2] (juga ditulis Muslim Taher, Bahasa Arab: مسلم طاهر , translit.: Muslim Ṭāhir, Sebutan Arab: [muslim tˤa:hir]; lahir di Kota Sigli, Pidie, Aceh, 10 September 1934 – meninggal di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 23 November 1999 pada umur 65 tahun) adalah seorang tokoh pendidikan Indonesia yang mendirikan Universitas Jayabaya pada tarikh 5 Oktober 1958. Taher kemudian diangkat menjadi rektor ke-2 Universitas Jayabaya untuk period 1962–1988 menggantikan Prof Mr. S. A. Hakim sebagai rektor pertama. Selain itu, Taher ditunjuk oleh Soeharto menjadi Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia dari 1983–1988.
Biografi
[sunting | sunting sumber]Kehidupan awal
[sunting | sunting sumber]Sidi Moeslim bin Mohammad Taher lahir di Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga keturunan Arab-Minangkabau.[3] Marga Taher (Bahasa Arab: طاهر , translit.: Ṭāhir; disebut [tˤɑːˈher]) di belakang namanya adalah salah satu dari klan Arab Hadhrami golongan Alawiyyin di Indonesia.[4] Ayahnya merupakan seorang pensiunan kepala pegadaian bernama Haji Sidi Mohammad Tahir, sementara ibunya adalah seorang wanita Minangkabau bernama Nurcahya.[5] Dalam adat Minangkabau, ijazah kehormatan Sidi di depan namanya adalah singkatan dari kata arab Sayyidi (Bahasa Arab: سيدي , translit.: Sayyīdī; "Tuanku"). Ijazah ini berasal dari Kota Pariaman, Sumatera Barat dan diberikan kepada anak lelaki seorang ulama keturunan Nabi Muhammad yang menyebarkan Islam di Pariaman dan sekitarnya.[6]
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Moeslim Taher bermula pendidikannya di tingkat sekolah dasar di Sigli dan lulus pada tahun 1947. Ia kemudian melanjutkan pendidikan SMP dan SMA di Padang dan lulus pada tahun 1957. Ia memperoleh ijazah sarjana hukum dari universiti yang dipimpinnya, Universitas Jayabaya pada tahun 1965. Tiga tahun kemudian, ia meraih ijazah sarjana dari Fakulti Sosial dan Politik Universitas Padjadjaran (Unpad). Di Unpad ia juga menjadi pensyarah luar biasa sejak 1978 dan setahun kemudian meraih ijazah doktor dengan predikat cum laude.[5]
Kehidupan peribadi
[sunting | sunting sumber]Selama hidupnya, Moeslim Taher menikah sebanyak lima kali. Perkahwinan pertamanya adalah dengan seorang janda keturunan Arab Hadhrami bernama Nurtini binti Sjahboedin pada tahun 1962. Dari perkahwinannya dengan Nurtini, Taher memperoleh seorang anak bernama Agustian Putrajaya (lahir pada 30 Ogos 1963).[7] Pada tahun 1963, Taher berkahwin lagi dengan Yuyun Hindun dan dikurniai tujuh anak, di antaranya Mustar, Mulia, Rachmat, Yulia, Kurnia, Sartika, dan Citasari.[7] Aldiansyah Taher, seorang pelakon, model, dan penyanyi Indonesia adalah cucu Taher dari perkahwinan keduanya.[1]
Pada tahun 1965, Taher berkahwin lagi dengan seorang gadis Batak bernama Rosemary Siagian tetapi pada 22 Disember 1965 mereka memutuskan untuk bercerai. Dari perkahwinannya dengan Rosemary, Taher dikurniai seorang puteri bernama Dessy Musnilla. Perkahwinan keempatnya adalah dengan Saleha Moeslim Taher pada tahun 1975, dari perkahwinan keempatnya Taher memperoleh enam anak, di antaranya Amri, Nurfitri, Firman, Moehamad Ichsan, Firdaus, dan Rasyid. Sementara itu, perkahwinan terakhir Taher adalah dengan Fatimah pada tahun 1984 dan bercerai pada tahun yang sama. Dari perkahwinannya dengan Fatimah, ia dikurniai seorang puteri bernama Sabrina.[8] Dari kelima isterinya, hanya tiga yang menemani Taher sampai akhir hayatnya, mereka adalah Nurtini binti Sjahboedin, Yuyun Hindun, dan Saleha Moeslim Taher.[9]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Detik.com 2013, Aldi Taher.
- ^ Taher 2013, m/s. ii.
- ^ Taher 2013, m/s. 10.
- ^ Tirto.id 2017, Mereka yang.
- ^ a b Apa dan Siapa Tempo 2004, Moeslim Taher.
- ^ ANTARA News 2010, Jusuf Anwar.
- ^ a b Putusan Nomor: 0427/Pdt.G/2010/PAJT, m/s. 3.
- ^ Putusan Nomor: 0427/Pdt.G/2010/PAJT, m/s. 4.
- ^ Putusan Nomor: 0427/Pdt.G/2010/PAJT, m/s. 3–4.