Kabupaten Probolinggo
Kabupaten Probolinggo | |
---|---|
Kawasan tahap II | |
Cogan kata: Prasadja Ngesti Wibawa | |
Ralat Lua pada baris 511 di Modul:Location_map: Tidak dapat cari takrifan peta lokasi yang ditentukan: "Modul:Peta lokasi/data/Indonesia Java" tidak wujud. | |
Koordinat: 7°44′07″S 113°28′18″E / 7.7353°S 113.4717°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Tanggal berdiri | - |
Dasar hukum | - |
Ibu kota | Kraksaan |
Jumlah satuan pemerintahan | Senarai
|
Pentadbiran | |
• Bupati | Drs. H. Hasan Aminuddin |
Keluasan | |
• Jumlah | 1,696.166 km² km2 ( | Formatting error: invalid input when rounding batu persegi)
Penduduk | |
• Jumlah | ~ 1,004,967 jiwa |
• Kepadatan | 598/km2 (1,550/batu persegi) |
Demografi | |
Zon waktu | UTC 07:00 (WIB) |
Kode telepon | 0335 |
APBD | |
DAU | |
Laman sesawang | www.kabprobolinggo.go.id |
Probolinggo merupakan sebuah kabupaten di Daerah Jawa Timur yang terletak di kaki Gunung Semeru, Gunung Argopuro dan Pegunungan Tengger.
Kawasan ini mempunyai pelbagai bentuk mukabumi seperti Gunung Bromo, air terjun Madakaripura, Pulau Giliketapang dengan, Pantai Bentar, Ranu Segaran dan Sumber Air Panas yang terletak di Desa Tiris serta candi Jabung yang mencerminkan kejayaan masa lalu. Selain itu Kabupaten Probolinggo memiliki bermacam-macam seni budaya khas, di antaranya Kerapan Sapi, Kuda Kencak, Tari Glipang dan Tari Slempang, Tari Pangore dan Seni Budaya masyarakat Tengger. Selain objek pelancongan dan keseniannya Kabupaten Probolinggo juga menghasilkan buah-buahan, sayur-sayuran serta hasil perkebunan lainnya.
Kabupaten Probolinggo mempunyai semboyan "Prasadja Ngesti Wibawa". Makna semboyan : Prasadja berarti : bersahaja, blaka, jujur, bares, dengan terus terang, Ngesti berarti : menginginkan, menciptakan, mempunyai tujuan, Wibawa berarti : mukti, luhur, mulia. "Prasadja Ngesti Wibawa" berarti : Dengan rasa tulus ikhlas (bersahaja, jujur, bares) menuju kemuliaan.
Geografi
[sunting | sunting sumber]Kabupaten Probolinggo memiliki luas sekitar 1.696,166 Km persegi, tepatnya pada 112° 51' - 113° 30' Bujur Timur dan 7° 40' - 8° 10' Lintang Selatan, berada pada ketinggian 0 - 2500 m dpl.
Batas Wilayah Administratif Kabupaten Probolinggo adalah, di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Madura, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Jember, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lumajang & Kabupaten Malang. Di tengah-tengah Kabupaten Probolinggo terdapat Kota Daerah Otonom yaitu Pemerintah Kota Probolinggo.
Demografi
[sunting | sunting sumber]sebahagian besar Penduduk Kabupaten Probolinggo berasal dari suku kaum Madura karena wilayah Kabupaten Probolinggo adalah daerah pantai yang sebagian besar hidup sebagai nelayan seperti Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Pajarakan, Kraksaan, Paiton. Sedangkan daerah pegunungan potensi untuk pengembangan sektor perkebunan dengan berbagai komoditinya.
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Ketika seluruh Wilayah Nusantara dapat dipersatukan di bawah kekuasaan Majapahit tahun 1357 M ( Th.1279 Saka ), Maha Patih Mada telah dapat mewujudkan ikhrarnya dalam Sumpah Palapa, menyambut keberhasilan ini, Sang Maha Raja Prabu Hayam Wuruk berkenan berpesiar keliling negara. Perjalanan muhibah ini terlaksana pada tahun 1359 ( Th 1281 Saka ). Menyertai perjalanan bersejarah ini, Empu Prapanca seorang pujangga ahli sastra melukiskan dengan kata-kata, Sang Baginda Prabu Hayam Wuruk merasa suka cita dan kagum, menyaksikan panorama alam yang sangat mempesona di kawasan yang disinggahi ini. Masyarakatnya ramah,tempat peribadatannya anggun dan tenang,memberikan ketentraman dan kedamaian serta mengesankan. Penyambutannya meriah aneka suguhan disajikan, membuat Baginda bersantap dengan lahap. Taman dan darma pasogatan yang elok permai menyebabkan Sang Prabu terlena dalam kesenangan dan menjadi kerasan. Ketika rombongan tamu agung ini hendak melanjutkan perjalanan, Sang Prabu diliputi rasa sedih karena enggan untuk berpisah. Saat perpisahan diliputi rasa duka cita, bercampur bangga. Karena Sang Prabu Maha Raja junjungannya berkenan mengunjungi dan singgah berlam-lama di tempat ini. Sejak itu warga disini menandai tempat ini dengan sebutan Prabu Linggih. Artinya tempat persinggahan Sang Prabu sebagai tamu Agung. Sebutan Prabu Linggih selanjutnya mengalami proses perubahan ucap hingga kemudian berubah menjadi Probo Linggo. Maka sebutan itu kini menjadi Probolinggo.
Pautan luar
[sunting | sunting sumber]- Laman rasmi Diarkibkan 2009-03-03 di Wayback Machine
- Probolinggo NGO Diarkibkan 2016-10-06 di Wayback Machine