Lompat ke isi

Xie Linka

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Xie Linka (lahir tahun 1981) adalah seorang dokter onkologi,[1] dan menjadi terkenal sebagai salah satu whistleblower dalam penemuan wabah Novel coronavirus. Ia menyebarkan pesan peringatan untuk tidak pergi ke Pasar Ikan di China Selatan, karena banyaknya pasien pneumonia yang tidak bisa dijelaskan sebabnya setelah mengunjungi pasar tersebut. Akibat pesan WeChat berantai yang dia tebarkan, ia dipanggil polisi dan diberi peringatan untuk tidak menyebarkan rumor palsu. Di kemudian hari, pesan yang sebenarnya dia maksudkan untuk sesama kolega itu terbukti benar.[2][3]

Bunyi pesan

[sunting | sunting sumber]

Xie Linka mengirimkan pesan melalui WeChat sebagai berikut:

  • 各位老师好,我传染病院的师妹发在我们同门群里的消息:

近期不要到华南海鲜市场去,那里现在发生了多人患不明原因肺炎(类似非典),今天我们医院已收治了多例华南海鲜市场的肺炎病人。(抱拳)(抱拳)

大家注意戴口罩和通风

yang kira-kira berarti:

Jangan pergi ke Pasar Ikan di Huanan dalam waktu dekat. Beberapa orang memperlihatkan gejala pneumonia yang tidak bisa dijelaskan yang mirip SARS di sana. Hari ini rumah sakit menerima banyak pasien dari pasar tersebut. Semua orang harap menggunakan masker dan mengatur ventilasi udara segar sebisanya.[2]

Dalam interview, ia mengaku bahwa tujuannya hanya memperingatkan sesama rekan dokternya dalam sebuah pesan sederhana yang tidak berniat membuat panik siapapun. Rumah sakit tempatnya memang berada di dekat pasar ikan, dan memiliki unit perawatan untuk tumor dan kanker, yang memang sulit bertahan melawan serangan penyakit. Pesan tersebut juga bukan buatan dirinya sendiri, karena hanya meneruskan peringatan dari dokter-dokter lain. Namun karena yang tersebar di masyarakat adalah capture dari pesannya, ia kemudian dipersalahkan oleh polisi.[2][4]

Pada akhirnya, peringatannya memang membuat petugas kesehatan waspada dan menggunakan masker saat bekerja. Kenurut pengakuannya, orang-orang di sekitar memang bersiaga dan berusaha melindungi orang-orang yang sudah tua dari penularan. Namun penularan terhadap dokter mungkin sulit dihindari karena kondisi kerja yang sangat sibuk dan kesehatan mereka menjadi rendah karenanya.[2]

Ia mendapat banyak dukungan di media sosial Weibo miliknya, setelah "dihukum" atas peringatan yang disebarkan. Oleh netizen ia menjalankan tugasnya sebagai dokter dengan baik.[5] Media juga mendukung dan menyebarkan kesaksiannya, dan membuat orang-orang balik menyalahkan pemerintahan China karena berusaha menyensor informasi saat awal mula penyebaran virus terjadi, membuat penanganan tidak berjalan dengan baik.[6]

Represi aparat terhadap upaya peringatan yang dilakukan oleh dokter ini disorot oleh Bernardo Cervellera dan ditayangkan oleh asianews.it. Ia melaporkan bahwa beberapa orang ditahan oleh polisi karena berupaya mengingatkan masyarakat dengan informasi yang dianggap tidak sesuai dengan informasi yang disebarkan otoritas China. Mereka yang ditangkap adalah jurnalis dan pengacara Chen Qiushi, profesor filsafat Zhou Xuanyi, aktivis Guo Quan, "martir" Dr Li Wenliang, Xie Linka dari Pusat Tumor Rumah Sakit Union Wuhan, dan Liu Wen dari departemen neurologi Rumah Sakit Masyarakat Palang Merah.[7]

Pendidikan dan karier

[sunting | sunting sumber]

Ia mendapatkan pendidikan PhD dari Tongji Medical College of Huazhong University of Science and Technology dan menjadi dokter tamu di Cancer Center di Wuhan Union Hospital.

Referensi

[sunting | sunting sumber]