Tuduhan di depan cermin
Tuduhan di depan cermin (Inggris: accusation in a mirror) juga disebut politik cermin,[1] propaganda cermin, propaganda bayangan cermin, atau argumen cermin, adalah teknik yang sering digunakan dalam konteks hasutan ujaran kebencian, dimana seseorang secara keliru menuduhkan motif dan/atau niatnya kepada lawannya.[2][3][4] Hal tersebut, seperti layaknya dehumanisasi, dapat juga disebut sebagai salah satu bentuk hasutan secara tidak langsung atau terselubung untuk melakukan genosida, yang berkontribusi terhadap terjadinya genosida, misalnya dalam kasus Holokaus, genosida Rwanda, dan genosida Armenia. Dengan menggunakan dalih pembelaan diri kolektif, "tuduhan di depan cermin" digunakan untuk membenarkan genosida, mirip dengan pembelaan diri dalam kasus pembunuhan individu.[4][5][6]
Kantor Penasihat Khusus PBB untuk Pencegahan Genosida (OSAPG) mendefinisikan politik cermin sebagai "strategi umum untuk menciptakan perpecahan dengan mengarang peristiwa di mana seseorang menuduh pihak lain melakukan apa yang sebenarnya ia lakukan atau ingin lakukan." Strategi ini dimasukkan sebagai faktor dalam kerangka kerja analisis genosida mereka untuk menganalisis apakah suatu situasi memiliki risiko genosida.[4][5][6]
Deskripsi
[sunting | sunting sumber]Tuduhan di depan cermin adalah klaim palsu yang menuduh target melakukan sesuatu yang sebenarnya dilakukan atau direncanakan oleh pelaku.[3][4].Nama ini digunakan oleh seorang propagandis anonim Rwanda dalam Note Relative à la Propagande d’Expansion et de Recrutement. Terinspirasi oleh gagasan Joseph Goebbels, ia menginstruksikan rekan-rekannya untuk "menyematkan kepada lawan tepat apa yang mereka dan partainya sendiri rencanakan untuk dilakukan."[4][7][8] Dengan menggunakan dalih pembelaan diri kolektif, propaganda digunakan untuk membenarkan genosida, sebagaimana pembelaan diri digunakan sebagai alasan dalam kasus pembunuhan individu.[4].Susan Benesch menjelaskan bahwa dehumanisasi membuat genosida terlihat seperti sesuatu yang bisa diterima, sementara "tuduhan cermin" membuat genosida tampak seperti sesuatu yang harus dilakukan.[5]
Konvensi Genosida PBB mendefinisikan genosida sebagai "tindakan yang dilakukan dengan niat untuk menghancurkan, secara keseluruhan atau sebagian, suatu kelompok nasional, etnis, ras, atau agama."[9] OSAPG menyusun Kerangka Analisis Genosida, yang terdiri dari delapan faktor untuk "menentukan apakah terdapat risiko genosida dalam suatu situasi." Kategori keempat dari delapan faktor tersebut adalah "motivasi para aktor utama di negara/wilayah; tindakan yang bertujuan mendorong perpecahan di antara kelompok nasional, ras, etnis, dan agama."[10] "Politik cermin"—yang didefinisikan sebagai "strategi umum untuk menciptakan perpecahan dengan mengarang peristiwa di mana seseorang menuduh orang lain melakukan apa yang sebenarnya ia lakukan atau ingin lakukan"—termasuk dalam kategori ini sebagai salah satu dari lima isu yang perlu dipertimbangkan.[11]
Taktik ini mirip dengan "antisipasi palsu tu quoque" (sebuah kesesatan logika yang menuduh lawan sebagai munafik). Taktik ini tidak bergantung pada kesalahan yang secara wajar dapat dituduhkan kepada lawan berdasarkan kesalahan nyata atau stereotip, dan tidak melibatkan penggelembungan fakta, melainkan mencerminkan secara persis niat pelaku. Kelemahan strategi ini adalah bahwa ia mengungkapkan niat pelaku, bisa jadi bahkan sebelum rencana itu dijalankan. Hal ini dapat memungkinkan adanya intervensi untuk mencegah genosida atau, sebagai alternatif, membantu dalam hasutan untuk melakukan genosida.[12] Kenneth L. Marcus menulis bahwa meskipun memiliki kelemahan, taktik ini sering digunakan oleh pelaku genosida (termasuk Nazi, Serbia, dan Hutu) karena terbukti efektif. Ia menyarankan agar pengadilan mempertimbangkan tuduhan palsu tentang genosida oleh kelompok lawan sebagai pemenuhan syarat "langsung", karena tuduhan semacam itu hampir selalu menjadi "pertanda genosida yang akan terjadi".[13] Marcus menggambarkan tuduhan di depan cermin sebagai praktik retoris yang tampak sederhana namun menipu, di mana seseorang secara keliru menuduh lawannya melakukan, merencanakan, atau menginginkan pelanggaran yang sebenarnya ia rencanakan untuk dilakukan terhadap mereka. Sebagai contoh, jika seseorang berencana membunuh lawannya dengan menenggelamkan mereka di sungai tertentu, ia akan menuduh lawannya merencanakan kejahatan yang persis sama.[14]
Dalam kajiannya tentang ujaran berbahaya, Susan Benesch mengartikan tuduhan di depan cermin sebagai berikut:[a] "Suatu klaim bahwa para anggota kelompok sasaran dianggap menimbulkan ancaman mematikan atau eksistensial bagi audiens, secara tepat dapat diistilahkan sebagai 'tuduhan di depan cermin'. Pembicara menuduh kelompok sasaran itu sedang merencanakan ancaman yang sama terhadap audiens seperti yang ingin pembicara picu, sehingga memberikan analogi kolektif kepada audiens atas satu-satunya pembelaan kuat terhadap tindakan pembunuhan, yaitu: upaya bela diri. Salah satu contoh paling terkenal adalah klaim Nazi sebelum Holokaus bahwa orang Yahudi berencana memusnahkan rakyat Jerman."
Dalam bukunya Atrocity Speech Law: Foundation, Fragmentation, Fruition (2017), Gregory S. Gordon, yang pernah menjadi jaksa di Pengadilan Kriminal Internasional untuk Rwanda, membahas ketegangan antara melindungi kebebasan berbicara dan mengatur ujaran kebencian. Ia mencatat bahwa penggunaan tuduhan di depan cermin sebagai bentuk ujaran kebencian merupakan indikator kekerasan.[15] Ia mengatakan bahwa Pengadilan Militer Internasional Nuremberg (IMT) "segera menyadari bahwa kebiadaban Nazi berakar pada propaganda."[16]
Ia juga menunjukkan bahwa metode propaganda serupa telah digunakan sebelumnya, seperti dalam genosida Armenia oleh Kekaisaran Ottoman selama Perang Dunia I. Gordon menulis bahwa "Pemerintah Turki Muda menciptakan templat untuk kampanye propaganda genosida modern."[17] Pengadilan Kriminal Internasional untuk Rwanda (ICTR) dan Pengadilan Kriminal Internasional untuk bekas Yugoslavia juga menyelidiki "ujaran pemicu kekejaman di bekas Yugoslavia dan Rwanda."[18]
Asal-usul istilah
[sunting | sunting sumber]Frasa tuduhan di depan cermin pertama kali diperkenalkan sebagai "l'accusation en miroir" dalam buku pendidikan lanjutan untuk orang dewasa pada tahun 1970 oleh psikolog sosial dan penulis Prancis Roger Mucchielli.[2]
Buku tersebut, berjudul Psychologie de la publicité et de la propagande, ditulis dengan latar belakang unjuk rasa tahun 1968, dan membahas sejarah psikologi sosial di balik dunia periklanan dan propaganda. Tujuan utama buku ini adalah untuk memperdalam pemahaman tentang psikologi dan ilmu-ilmu kemanusiaan, serta meningkatkan kemampuan pembaca dalam mengenali nilai-nilai sejati dan melawan manipulasi.[19]
Dalam kesimpulannya, Mucchielli membandingkan seminarnya dengan karya profesor Universitas Columbia, Clyde R. Miller, yang mendirikan Institute for Propaganda Analysis (IPA) pada tahun 1937. Lembaga tersebut bertujuan untuk mendidik masyarakat agar dapat mengenali teknik propaganda dan melawan pengaruhnya.[20]
Mucchielli mendeskripsikan tuduhan di depan cermin sebagai tindakan menuduh lawan memiliki niat yang sebenarnya dimiliki oleh pelaku, atau sedang melakukan tindakan yang sebenarnya pelaku lakukan. Ia menjelaskan bahwa seseorang yang berniat memulai perang akan menyatakan dirinya cinta damai dan menuduh lawannya sebagai penghasut perang; begitu pula, mereka yang menggunakan teror akan menuduh lawannya sebagai teroris.[2] Dalam bagian ini, Mucchielli merujuk pada karya Serge Tchakhotine,[21][22] yang dikenal karena perlawanan terhadap rezim Bolshevik (1917–1919) dan peringatannya terhadap bangkitnya fasisme di Eropa pada 1930-an. Karya Tchakhotine tentang cara melawan propaganda, seperti halnya Mucchielli, dipengaruhi oleh teori-teori Sigmund Freud, Ivan Pavlov, dan Frederick Winslow Taylor. Mucchielli juga merujuk pada karya Joseph Goebbels, kepala propagandis Partai Nazi, yang menjadi salah satu contoh utama dalam penerapan metode propaganda semacam ini.[4][7][8]
Deskripsi tentang accusation en miroir muncul dalam satu paragraf di bab pertama unit keempat buku Mucchielli, yang berjudul "La propagande d'endoctrinement, d'expansion et de recrutement" (Propaganda untuk indoktrinasi, ekspansi, dan perekrutan).[2] Tiga unit utama yang ditulis Mucchielli sebelum unit penggunaan propaganda politik, mencakup: unit pertama membahas perbandingan antara psikologi yang mendasari publisitas dan propaganda; unit kedua meneliti publisitas yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan komersial; dan unit ketiga menyelidiki tentang hubungan masyarakat.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]- Kebohongan besar
- DARVO (menyangkal, menyerang, dan membalikkan peran korban dan pelaku)
- Tuduhan palsu
- Bagaimana Fasisme Bekerja
- Delusi penganiayaan
- Bermain sebagai korban
- Proyeksi psikologis
- Kepribadian Otoriter
- Menuduh orang lain melakukan kesalahan yang sama
- Menyalahkan korban
- Bagaimana dengan itu (whataboutism)
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ ICTR 1998, hlm. 30-31.
- ^ a b c d Mucchielli 1970, hlm. 77-78.
- ^ a b Gordon 2017, hlm. 287.
- ^ a b c d e f g Benesch 2008, hlm. 504.
- ^ a b c Benesch 2008, hlm. 506.
- ^ a b Benesch 2014.
- ^ a b Gordon 2017, hlm. 287–288.
- ^ a b Marcus 2012, hlm. 357–358.
- ^ OSAPG, hlm. 1.
- ^ OSAPG.
- ^ OSAPG, hlm. 2.
- ^ Marcus 2012, hlm. 359–360.
- ^ Marcus 2012, hlm. 360–361.
- ^ Marcus 2012, hlm. 359.
- ^ Gordon 2017, hlm. 22.
- ^ Gordon 2017, hlm. 7.
- ^ Gordon 2017, hlm. 5.
- ^ Gordon 2017, hlm. 6.
- ^ Mucchielli 1970, hlm. introduction.
- ^ Mucchielli 1970, hlm. 102.
- ^ Tchakhotine 1939.
- ^ Chakhotin 1940.
Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ Benesch
Sumber
[sunting | sunting sumber]- Anonymous (nd), Note relative à la propagande d'expansion et de recrutement (mimeographed), Butare, Rwanda
- Annan, Kofi Atta (20 January 2007). The Media and the Rwanda Genocide. IDRC. ISBN 978-0-7453-2625-2.
- Benesch, Susan (2008). "Vile Crime or Inalienable Right: Defining Incitement to Genocide". Virginia Journal of International Law (dalam bahasa Inggris). 48 (3). SSRN 1121926 .
- Benesch, Susan (12 February 2014). Countering Dangerous Speech: New Ideas For Genocide Prevention | Dangerous Speech Project (PDF) (dalam bahasa Inggris). United States Holocaust Memorial Museum. hlm. 26. Diakses tanggal 15 January 2022.
- Benesch, Susan (19 April 2021). "Dangerous Speech: A Practical Guide". Dangerous Speech Project. Diakses tanggal 15 January 2022.
- Bytwerk, Randall L. (2008). Landmark Speeches of National Socialism. Texas A&M University Press. ISBN 978-1-60344-441-5. From Bytwerk's German Propaganda Archive project (1998-2008)
- Chrétien, Jean-Pierre (2007). "RTLM Propaganda: the democratic alibi". Dalam Thompson, Allan. The Media and the Rwanda Genocide (PDF). Pluto Press, Fountain Publishers, International Criminal Tribunal for Rwanda (IDRC). ISBN 978-0745326252. Diakses tanggal 15 January 2022.
- Des Forges, Alison Liebhafsky (1999a). Genocide in Rwanda: the planning and execution of mass murder. New York: Human Rights Watch. ISBN 978-1-56432-171-8.
- Des Forges, Alison (1999b). "Propaganda And Practice". "Leave none to tell the story": genocide in Rwanda. Human Rights Watch (HRW). Diakses tanggal 15 January 2022.
- Des Forges, Alison (1999c). "Leave none to tell the story": genocide in Rwanda (edisi ke-1). New York; Paris: Human Rights Watch and International Federation of Human Rights. ISBN 978-1-56432-171-8. Diakses tanggal 15 January 2022.
- Des Forges, Alison Liebhafsky (2014). Nihazasigare N'uwo Kubara Inkuru = Leave none to tell the story: genocide in Rwanda. Red Sea Press. ISBN 978-1-56902-402-7.
- Dougherty, Jill (January 25, 2022). "The West fears Russia is about to attack Ukraine. But that's not the way Russians are seeing it on TV". CNN. Diakses tanggal February 24, 2022.
- Gasengayire, Monique (2002). Analyse du discours médiatique et le genocide Rwandais (Tesis M.A.).
- Goebbels, Joseph (1934). Der Kongress zur Nürnberg 1934. German Workers' Party(Script error: The function "langx" does not exist. (NSDAP) via Franz Eher Nachfolger. Munich.Script error: The function "langx" does not exist. (NSDAP) via Franz Eher Nachfolger&rft.atitle=Der Kongress zur Nürnberg 1934&rft.date=1934&rft.aulast=Goebbels&rft.aufirst=Joseph&rfr_id=info:sid/id.wikipedia.org:Tuduhan di depan cermin" class="Z3988">
- Gordon, Gregory S. (2010). "Music and Genocide: Harmonizing Coherence, Freedom and Nonviolence in Incitement Law". Santa Clara Law Review. 607 (609).
- Gordon, Gregory S. (2017). Atrocity Speech Law: Foundation, Fragmentation, Fruition (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. ISBN 978-0-19-061270-2. SSRN 3230050 . Diakses tanggal 15 January 2022.
- "The Prosecutor v. Jean-Paul Akayesu (Appeal Judgment)", International Criminal Tribunal for Rwanda (ICTR) (ICTR-96-4-A), 2 September 1998, diakses tanggal 28 January 2022
- Kiernan, Ben (2007). Blood and Soil: A World History of Genocide and Extermination from Sparta to Darfur. Yale University Press. ISBN 978-0-300-10098-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-06. Diakses tanggal 30 January 2022.
- Long, Deborah. "Accusations in a mirror". The Moderate Voice. Diakses tanggal 15 January 2022.
- "Alison L. Des Forges Human Rights Leader Class of 1999". MacArthur Foundation. July 1, 1999. Diakses tanggal December 25, 2020.
- Marcus, Kenneth L. (2012). "Accusation in a Mirror" (PDF). Loyola University Chicago Law Journal. 43 (2): 357–393. SSRN 2020327 . Diakses tanggal 15 January 2022.
- Miller, Cassie (11 June 2019). "Accusations in a Mirror: How the Radical Right Blames Rising Political Violence on the Left". Southern Poverty Law Center. Montgomery, Alabama. Diakses tanggal 28 January 2022.
- Mucchielli, Roger (1970). "Psychologie de la publicité et de la propagande: Connaissance du probleme, applications pratiques" (PDF). francegenocidetutsi.org (edisi ke-1). Diakses tanggal 15 January 2022.
- Mucchielli, Roger (26 November 2019). Les méthodes actives dans la pédagogie des adultes. Paris: ESF Ed. ISBN 978-2-7101-4155-6.
- "Analysis Framework: Genocide" (PDF). Office of the UN Special Adviser on the Prevention of Genocide via United Nations. Diakses tanggal 28 January 2022.
- Owen, Leah (24 September 2020). "False, historical, 'accusations in a mirror'? The Tutsi Colonisation Plan, conspiracy, and genocide in Rwanda". International Conference on Genocide. Diakses tanggal 15 January 2022.
- Tchakhotine, Serge (1992). Le Viol des foules par la propagande politique. Gallimard. Diakses tanggal 23 January 2022.
- Chakhotin, Serge (1940). The rape of the masses. The psychology of totalitarian political propaganda. Diterjemahkan oleh Dickes, E. W. London: George Routledge & Sons. (also spelled as Tchakhotine) New York: Alliance Book Corporation (Open Library: OL6411667M). The term "totalitarian" does not figure in the title of the French editions of 1939 or 1952 but was added in the English language editions of 1940. The English translation of 1940 has been re-printed by Routledge [London, 2017].
- Thompson, Allan, ed. (2007). The Media and the Rwanda Genocide (PDF). Pluto Press, Fountain Publishers, International Criminal Tribunal for Rwanda (IDRC). ISBN 978-0745326252. Diakses tanggal 15 January 2022. with statement by Kofi Atta Annan and foreword by Roméo Dallaire.
- Wallis, Andrew (2019). Stepp'd in Blood: Akazu and the Architects of the Rwandan Genocide Against the Tutsi. John Hunt Publishing Limited. ISBN 978-1-78904-286-3.
- VOX - Pol (21 September 2016). "Accusations in a Mirror: ISIS, Anti-Muslim Hate Speech, and the Refugee Crisis". Diakses tanggal 15 January 2022.
- Zavala, Sarah (29 March 2011). "Chicago Daily Law Bulletin Loyola hosts conference to discuss topics of genocide and hate speech" (PDF). Diakses tanggal 23 January 2022.