Sinus paranasal
Tampilan
Sinus paranasal | |
---|---|
Rincian | |
Pengidentifikasi | |
Bahasa Latin | sinus paranasales |
MeSH | D010256 |
TA98 | A06.1.03.001 |
TA2 | 3176 |
FMA | 59679 |
Daftar istilah anatomi |
Sinus paranasal adalah rongga-rongga pada tengkorak yang berada di sekitar hidung. Rongga-rongga pada tengkorak ini berhubungan dengan hidung, dan secara terus menerus menghasilkan lendir yang dialirkan ke hidung. Gangguan aliran ini karena berbagai sebab akan menyebabkan penumpukan lendir di rongga sinus, jika terinfeksi oleh kuman akan menyebabkan infeksi sinus yang disebut sinusitis.
Pada manusia, sinus paranasal terdiri dari empat pasang, yang masing-masing diberi nama sesuai dengan tulang di mana sinus tersebut terletak, yaitu:
- Sinus maksilaris, yang merupakan sinus paranasal terbesar, berada di bawah mata di tulang rahang atas atau tulang maksila (lubang di belakang hiatus semilunaris hidung). Sinus tersebut dipersarafi oleh saraf trigeminus (CN V2).[1]
- Sinus frontalis, yang terletak di atas mata di tulang dahi/frontal, yang menyebabkan adanya bagian kasar pada dahi. Sinus ini juga dipersarafi oleh saraf trigeminus (CN V1).[1]
- Sinus etmoid, yang terbentuk dari beberapa sel udara yang terpisah di dalam tulang tapis/etmoid antara hidung dan mata. Sinus ini dipersarafi oleh saraf etmoidalis, yang bercabang dari saraf nasosiliaris pada saraf trigeminus.
- Sinus sfenoid, terletak di tulang baji/sfenoid. Sinus ini dipersarafi oleh saraf trigeminus (CN V1 dan V2).[1]
Sampai saat ini belum diketahui secara jelas fungsi dari sinus ini, meskipun banyak teori yang menerangkan fungsinya.
Referensi
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Media tentang Paranasal sinus di Wikimedia Commons