Lompat ke isi

Sawerigadi, Muna Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sawerigadi
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tenggara
KabupatenMuna Barat
Populasi
 • Total7,065 jiwa (2.018) jiwa
Kode pos
93657
Kode Kemendagri74.13.01 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS7413070 Edit nilai pada Wikidata
Luas102.6 km²
Kepadatan68,8 jiwa/km²
Desa/kelurahan10
Peta
PetaKoordinat: 4°47′25.28300″S 122°29′22.41946″E / 4.7903563889°S 122.4895609611°E / -4.7903563889; 122.4895609611

Sawerigadi adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia.[1][2]

Secara astronomis, Kecamatan Sawerigadi terletak di bagian Barat Pulau Muna. Secara geografis, Sawerigadi terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan di antara 4.76° – 4.84° Lintang Selatan dan membentang dari barat ke timur diantara 122.44° - 122.48° Bujur Timur.

Batas wilayah administrasi Kecamatan Sawerigadi sebagai berikut:

  • Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kusambi.
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lawa dan Kecamatan Barangka.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Wadaga.
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tiworo Kepulauan.

Secara administratif, Kecamatan Sawerigadi terdiri dari 10 desa/kelurahan. Dari jumlah desa/kelurahan yang ada, yang memiliki wilayah terluas adalah Desa Lawada Jaya dengan luas 20 km² (19,49 %), sedangkan Kelurahan yang memiliki Wilayah terkecil adalah desa Wakoila dengan luas 3 km² (2,92 %) dari luas Kecamatan Sawerigadi yaitu 102,60 km².

Kabupaten Muna Barat mempunyai iklim tropis seperti sebagian besar daerah di Indonesia, dengan suhu rata-rata sekitar 26 °C- 30 °C. Demikian juga dengan musim, Kabupaten Muna Barat mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Pada umumnya musim hujan terjadi pada bulan Desember sampai Juni dimana angin yang mengandung banyak uap air bertiup dari Benua Asia dan Samudra Pasifik sehingga menyebabkan hujan. Sedangkan musim kemarau terjadi antara Juli sampai November, pada bulan ini angin bertiup dari Benua Australia yang sifatnya kering dan mengandung uap air.

Secara rata-rata, banyaknya hari hujan tiap bulan pada tahun 2018 adalah 14 hari dengan rata-rata curah hujan 214,8 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 477,0 mm dengan jumlah hari hujan sebesar 16 hari hujan.

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Sawerigadi merupakan kecamatan yang berada di bawah administrasi pemerintahan Kabupaten Muna Barat. Ibukota Kecamatan Sawerigadi adalah Desa Lombu Jaya yang merupakan pusat pemerintahan kecamatan Sawerigadi

Kecamatan Sawerigadi terdiri dari 10 desa. Desa di kecamatan Sawerigadi yaitu Lawada Jaya,Lakalamba, Marobea, Ondoke, Nihi, Kampobalano, Lombu Jaya, Waukuni, Maperaha dan Wakoila.

Dalam membantu menjalankan pemerintahan, aparat desa dibantu oleh kepala dusun dan kepala RT. Rata-rata 1 dusun terdiri dari 2 RT. Jumlah dusun di kecamatan Sawerigadi sebanyak 22 dusun. Sedangkan jumlah RT mencapai 48 RT.

Kependudukan

[sunting | sunting sumber]

Penduduk Kecamatan Sawerigadi berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2018 sebanyak 7.065 jiwa yang terdiri atas 2.972 jiwa penduduk laki-laki dan 3.634 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah rumah tangga sebanyak 1.587 rumah tangga.

Dengan luas 102,6 km², kepadatan penduduk di Kecamatan Sawerigadi tahun 2018 mencapai 68,8 jiwa/km² dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga adalah 4 orang. Kepadatan Penduduk di kecamatan Sawerigadi cukup beragam. Kepadatan penduduk tertinggi adalah desa Ondoke dengan kepadatan sebesar 246 jiwa/km² dan terendah di desa Waukuni sebesar 39 jiwa/km².

Jumlah penduduk tiap desa di kecamatan Sawerigadi adalah sebagai berikut :

  1. Desa Lawada Jaya, luas 20 km², penduduk 1.011 jiwa, kepadatan 50 jiwa/km².
  2. Desa Lakalamba, luas 10,15 km², penduduk 564 jiwa, kepadatan 49 jiwa/km².
  3. Desa Marobea, luas 19,19 km², penduduk 1.081 jiwa, kepadatan 56 jiwa/km².
  4. Desa Ondoke, luas 4,97 km², penduduk 911 jiwa, kepadatan 246 jiwa/km².
  5. Desa Nihi, luas 10 km², penduduk 939 jiwa, kepadatan 107 jiwa/km².
  6. Desa Kampobalano, luas 8 km², penduduk 705 jiwa, kepadatan 93 jiwa/km².
  7. Desa Lombu Jaya, luas 10 km², penduduk 395 jiwa, kepadatan 68 jiwa/km².
  8. Desa Waukuni, luas 9,09 km², penduduk 322 jiwa, kepadatan 39 jiwa/km²
  9. Desa Maperaha, luas 8,2 km², penduduk 708 jiwa, kepadatan 91 jiwa/km²
  10. Desa Wakoila, luas 3 km², penduduk 429 jiwa, kepadatan 189 jiwa/km².

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Pelaksanaan pembangunan pendidikan di kecamatan Sawerigadi terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu indikator yang dapat mengukur tingkat perkembangan pembangunan pendidikan di kecamatan Sawerigadi adalah banyaknya sekolah, guru dan murid. Jumlah fasilitas pendidikan di kecamatan Sawerigadi sebanyak 30 unit yang terdiri dari 12 unit TK sederajat, 12 unit SD sederajat, 4 unit SMP sederajat, dan 2 unit SMA sederajat.

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Salah satu indicator untuk mengukur perkembangan kesehatan di kecamatan Sawerigadi adalah ketersediaan infrastruktur kesehatan hingga ke desa-desa. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Sawerigadi hingga tahun 2018 yaitu 17 unit, yang terdiri dari 1 unit rumah sakit, 2 unit puskesmas dan 14 unit posyandu. Tenaga medis yang ada di Kecamatan Sawerigadi yaitu 1 orang Dokter umum, 23 orang bidan, 3 orang perawat, 2 tenaga farmasi, dan 28 tenaga kesehatan lainnya.

Keagamaan

[sunting | sunting sumber]

Perkembangan keagamaan di kecamatan Sawerigadi juga dapat dilihat dari ketersediaan saranan peribadatan. Pada tahun 2018 jumlah tempat peribadatan di kecamatan Sawerigadi berjumlah 17 unit, terdiri dari 11 unit mesjid, 4 unit mushola, 1 unit gereja dan 2 unit pura.

Pertanian

[sunting | sunting sumber]

Penggunaan lahan di kecamatan Sawerigadi digunakan untuk perumahan dan pekarangan. Luas lahan sawah tahun 2018 mencapai 843 ha yang terdiri dari 226 ha sawah irigasi dan 617 hektar sawah non irigasi.

Tanaman pangan yang diusahakan di kecamatan Sawerigadi yang utama yaitu; padi sawah, jagung, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar. Ragam tanaman hortikultura yang diusahakan di di kecamatan Sawerigadi cukup bervariasi. Untuk tanaman sayuran terdapat cabai rawit, kacang panjang, kangkung, petsai/sawi, cabai besar, bawang daun, tomat, terung, ketimun, dan lainnya. Tanaman menghasilkan produksi yang paling besar adalah kacang panjang, dan kangkung. Tanaman buah-buahan seperti, jeruk siam, pisang, pepaya, dan rambutan menjadi komoditas utama di kecamatan Sawerigadi.

Jambu mete menjadi komoditi perkebunan yang paling banyak diusahakan di kecamatan Sawerigadi. Tahun 2018 luas tanam jambu mete mencapai 37.500 hektar. Selain itu, terdapat tanaman kelapa, cokelat, kopi, enau, lada, jarak dan asam jawa dengan luas tanam masing-masing sebesar 6650 hektar, 7650 ha, 2400 ha, 2400 ha, 1350 ha, 725 ha dan 75 hektar.

Produksi peternakan di kecamatan Sawerigadi meliputi Sapi Potong, kambing, ayam buras, ayam pedaging dan itik yang masing-masing sebanyak 1.759 ekor, 163 ekor, 29.950 ekor, 5.600 ekor dan 288 ekor.

Produksi perikanan di kecamatan Sawerigadi terdiri dari perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Pada tahun 2018 produksi perikanan tangkap mencapai 36 ton. Produksi perikanan di kecamatan Sawerigadi sebagian besar didominasi oleh perikanan Budidaya yaitu budidaya di air payau 42 ton dan budidaya di air tawar 20 ton.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  2. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  3. ^ Data BPS Kabupaten Muna Barat Kecamatan Sawerigadi

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]