Sagu hutan
Sagu Hutan | |
---|---|
Sagu hutan, Pigafetta filaris dari wilayah Waisai, Raja Ampat | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Tribus: | |
Genus: | |
Spesies: | P. filaris
|
Nama binomial | |
Pigafetta filaris | |
Sinonim | |
Sumber: The Plant List[4] |
Sagu hutan,[2] sagu lelaki,[5] atau sagu rotan (Pigafetta filaris) adalah sejenis palma yang tinggi dan anggun; yang menyebar di dataran rendah Kepulauan Maluku hingga Papua. Batangnya licin dan lurus, baik digunakan sebagai tiang bangunan. Secara salah kaprah dikenal sebagai wanga, palem ini mempunyai nama-nama daerah seperti lapia abal (Amb.); hakur, weul (Seram); kabuho (Sula) dan lain-lain.[2][6]
Pengenalan
[sunting | sunting sumber]Mirip dengan kerabatnya, wanga, palem ini tumbuh tegak, lurus, menyendiri, anggun, dan indah. Dengan tinggi hingga 50 m, sagu hutan merupakan palma tertinggi kedua setelah Ceroxylon alpinum.[7][8] Batang hijau mengilap, menjadi kecokelatan di bagian sebelah bawah, dihiasi dengan cincin-cincin keputihan bekas melekatnya pelepah daun; gemang batang mencapai 30–45 cm.[7]
Daun majemuk menyirip genap, besar, panjang hingga 6 m, melengkung; dengan tangkai daun sekitar 1,8 m dan helaian anak daun sepanjang 1 m. Pelepah dan ibu tulang daun berwarna abu-abu keputihan, seperti tersaput bedak, dengan duri-duri berwarna kuning pucat keemasan yang panjang dan lentur, tersusun dalam barisan-barisan. Berumah dua (dioesis); dengan perbungaan yang terletak di ketiak, memanjang mendatar dengan ujung menggantung, panjang hingga 2 m, kuning pucat.[7] Buahnya berukuran kecil serupa buah rotan, bulat telur hingga bentuk gelendong (ellipsoide), tertutupi oleh 13–15 deret sisik ke arah vertikal.[9]
Agihan dan ekologi
[sunting | sunting sumber]Sagu hutan menyebar luas di Kepulauan Maluku hingga Papua, pada dataran rendah hingga ketinggian 300 m dpl. Palem ini merupakan tumbuhan hutan sekunder, yang acap tumbuh di bekas-bekas aliran lava yang melapuk, tepian sungai, serta tepian hutan. Semai sagu hutan cenderung bersifat heliofil, yakni menyukai banyak cahaya matahari.[8]
Manfaat
[sunting | sunting sumber]Batangnya yang lurus dan bulat torak berkayu keras, kerap dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Kayu ini dibelah-belah menjadi semacam papan yang disebut ruyung.[6] Di wilayah Pegunungan Cyclops di Papua, ruyung sagu lelaki ini dipakai sebagai lantai rumah atau pondok. Bagian dalam batangnya yang lunak (empulur) digunakan untuk memelihara ulat sagu.[10]
Daun-daunnya dipakai sebagai bahan atap rumah.[10] Daunnya yang belum terbuka (janur), pada masa lalu diproses untuk menghasilkan serat yang, setelah diwarnai, dipergunakan sebagai benang atau ditenun.[2]
Pohonnya yang indah acap ditanam sebagai pohon hias.[5][8]
Kerabat dekat
[sunting | sunting sumber]Selama berpuluh tahun, Pigafetta filaris dianggap sama dan dipertukarkan dengan wanga (P. elata), yang sesungguhnya menyebar terbatas di Sulawesi. Kekacauan ini berpangkal dari penyataan Odoardo Beccari pada tahun 1918,[11] yang kemudian dituruti oleh banyak penulis yang lain. Baru delapan puluh tahun kemudian kekeliruan ini diperbaiki oleh John Dransfield, meskipun sebelumnya pada tahun 1970-an ia telah pernah diingatkan oleh isterinya, Soejatmi Dransfield, soal perbedaan kedua spesies tersebut.[9]
P. filaris merupakan tumbuhan dataran rendah (hingga lk. 300 m dpl) di Maluku dan Papua, sementara P. elata menyebar di pegunungan (600–1500 m dpl) di Pulau Sulawesi. Pelepah dan tulang daun utama P. filaris berwarna hijau muda tersaput warna kelabu keputih-putihan seperti berbedak, dengan duri-duri berwarna kuning pucat keemasan yang tersusun dalam deretan-deretan yang agak renggang. Sementara pelepah dan tulang daun utama P. elata cenderung berwarna gelap, dengan duri-duri yang berderet rapat berwarna kehitaman. Buah P. filaris umumnya berbentuk gelendong (vs. cenderung bulat pada P. elata); tertutupi oleh 13–15 deret (vs. 11–12 deret) sisik-sisik penutup buah dalam arah vertikal; berisi satu butir biji yang berbentuk menyegi/bersudut (vs. berbentuk bulat pendek).[9]
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Nama marganya diambil dari nama Antonio Pigafetta (lk.1491–lk.1534), seorang penjelajah bangsa Italia yang mendampingi dan membuat catatan perjalanan Ferdinand Magellan berkeliling dunia.[12]
Epitet spesifiknya, "filaris", berasal dari bahasa Latin yang berarti "seperti benang" (filiform, filamentous); kemungkinan merujuk pada pemanfaatan daun mudanya sebagai sumber bahan tenunan di zaman lampau.[8]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Beccari, O. 1877. Malesia; raccolta di osservazioni botaniche intorno alle piante dell'arcipelago Indo-Malese e Papuano pubblicata da Odoardo Beccari, destinata principalmente a descrivere ed illustrare le piante da esso raccolte in quelle regioni durante i viaggi eseguiti dall'anno 1865 all'anno 1878 ...: 90. Genova :Tip. del R. Instituto sordo-muti [1877-90]. (sebagai Pigafettia filaris).
- ^ a b c d Rumpf, G.E. 1741 (1750). Herbarium Amboinense: plurimas conplectens arbores, frutices, ... Pars I: 84, Tab. XIX. Amstelaedami :apud Franciscum Changuion, Hermannum Uttwerf. MDCCL.
- ^ Linne, Carl von. 1792. Praelectiones in ordines naturales plantarum: 94. Hamburgi : impensis Benj. Gottl. Hoffmanni (typis G. F. Schniebes) [1792]
- ^ The Plant List: Pigafetta filaris (Giseke) Becc.
- ^ a b Samsoedin, I. 1998. "Pigafetta (Blume) Becc." in MSM. Sosef, LT. Hong, & S. Prawirohatmodjo (Eds.) Plant Resources of South-East Asia 5(3) Timber trees: lesser-known timber: 445-6. Bogor:Prosea Foundation.
- ^ a b Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I: 391. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. (versi berbahasa Belanda -1922- I: 336, sebagai Pigafettia filifera.)
- ^ a b c Llifle: Pigafetta filaris Diarsipkan 2016-04-23 di Wayback Machine.
- ^ a b c d PalmPedia: Pigafetta filaris
- ^ a b c Dransfield, J. 1998. "Pigafetta". Principes, 42(1): 34-40. Diarsipkan 2012-08-26 di Wayback Machine.
- ^ a b Desianto, B., R.A. Maturbongs, & C.D. Heatubun. 2002. "Diversitas palem pada bagian utara Cagar Alam Pegunungan Cyclops". Beccariana 4(1): 1-14. Diarsipkan 2017-03-29 di Wayback Machine. [Mei 2002]
- ^ Beccari, O. 1918. "Asiatic Palms-Lepidocaryeae. The species of the genera Ceratolobus etc." Annals of The Royal Botanic Garden, Calcutta vol. 12(2): 102. (Pigafetta pp. 99-103.)
- ^ PalmWeb: Pigafetta (Blume) Becc.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- e-Monocot: Pigafetta filaris (Giseke) Becc. Diarsipkan 2016-04-24 di Wayback Machine. (agihan)
- Plant PONO: Pigafetta filaris Diarsipkan 2016-08-21 di Wayback Machine.
- Useful Trop. Plant: Pigafetta filaris
- PACSOA: Pigafetta cultivation