Renon, Denpasar Selatan, Denpasar
8°41′05″S 115°14′31″E / 8.6846°S 115.2419°E
Renon | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Bali | ||||
Kota | Denpasar | ||||
Kecamatan | Denpasar Selatan | ||||
Kodepos | 80226 | ||||
Kode Kemendagri | 51.71.01.1005 | ||||
Kode BPS | 5171010007 | ||||
Luas | 3,26 km² | ||||
Jumlah penduduk | 11.462 jiwa (2021)[1] | ||||
Kepadatan | 3.519 jiwa/km² | ||||
Jumlah RW | 5 Banjar | ||||
Jumlah KK | 3.074 | ||||
|
Renon adalah sebuah kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, provinsi Bali, Indonesia.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Asal usul mengapa desa ini bernama Desa Renon belum terungkap secara pasti. Desa Renon ini dibentuk oleh para pendatang (istilah Balinya dedukuhan). Setelah berakhirnya kerajaan Sri Khesari Warmadewa yang tersebut di dalam prasasti Blanjong berangka tahun 837 caka, sisa-sisa penduduk kerajaan tersebut telah cerai berai, mengungsi ke lokasi ini yang dulu belum mempunyai suatu nama. Lokasi yang baru ini mempunyai keadaan tanah lempung dan subur, yang terdiri dari beberapa tanah sawah yang dalam. Sehingga daerah ini terdapat beraneka ragam ikan darat, seperti ikan gabus, belut lumpiah, lele, dan lain-lain.[2]
Kebutuhan penduduk pada zaman dahulu di lokasi ini betul-betul bisa terpenuhi. Beberapa tahun kemudian, penghuni lokasi ini kian bertambah banyak disebabkan karena para pencari ikan darat dan pekerja-pekerja lainnya dan akhirnya menjadi penghuni lokasi ini. Dengan tiada tersangka hadirlah ke lokasi ini seorang pengail ketempat ini dan ia adalah seorang pendeta dan sebutannya adalah Ida Pedanda Tapa Ender. Disamping ia mengail karena lokasi ini banyak ikannya, ia juga sangat tertarik dengan daerah sekitar lokasi ini mempunyai hutan yang tampak indah dengan pepohonan yang muda (bajang bahasa Bali).[2]
Sambil mengail ia sempat pula bergurau dengan para penghuni lokasi ini, kemudian dengan istilah “Belu Bajang” beralun alunan ia menambahkan/menyebut Lumajang, yang kemudian oleh penghuni setempat disebut Desa Lumajang, yang kini sangat populer dalam istilah upacara Adat Hindu Niskala Dalem Lumajang. Dengan semakin dikenalnya Desa lumajang tersebut sebagai daerah yang dihuni oleh beraneka ragam ikan dan lokasi yang subur, hingga terdengar oleh Ida Pedande Sakti Bawu Rawuh, ia pergi dari desa Sidakarya untuk datang ke Desa Lumajang, setelah tiba di Desa ini ia pun senang karena informasi yang ia terima benar merupakan kenyataan. Kemudian ia memanggil para penghuni dedukuhan di desa Lumajang ini dan memberikan sebutan Desa Rena, yang kemudian oleh Penduduk disebut dengan nama Desa Renon.[2]
Demografi
[sunting | sunting sumber]Penduduk Renon tahun 2016 sebanyak 20.774 jiwa yang terdiri dari 10.331 laki-laki dan 10.443 perempuan dengan sex ratio 98.[3] Sementara pada tahun 2021, penduduk Renon sebanyak 11.462 jiwa, dengan kepadatan 3.519 jiwa/km².[1]
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Pembagian administratif
[sunting | sunting sumber]Desa Renon dibagi menjadi 5 Banjar yakni:
- Banjar Pande
- Banjar Peken
- Banjar Tengah
- Banjar Kelod
- Banjar Kaja
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 21 September 2021.
- ^ a b c "Sejarah Singkat Kelurahan Renon". renon.denpasarkota.go.id. Diakses tanggal 21 September 2021.
- ^ Kecamatan Denpasar Selatan dalam Angka 2017, hal.27
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Situs Resmi Pemerintahan Provinsi Bali
- (Indonesia) Situs Resmi BPS Provinsi Bali
- (Indonesia) Situs Resmi Pemerintahan Kota Denpasar
- (Indonesia) Situs Resmi BPS Kota Denpasar
- (Indonesia) Situs Resmi Kelurahan Renon
catatan: URL dapat diubah/hilang. Jika URL sudah tidak aktif, dapat dihapus dari daftar diatas.