Provinsi East New Britain
Provinsi East New Britain | |
---|---|
Negara | Papua Nugini |
Ibukota | Kokopo |
Pemerintahan | |
• Gubernur | Michael Marum |
Luas | |
• Total | 6,071 sq mi (15.724 km2) |
Populasi (2011) | |
• Total | 328.369 |
• Kepadatan | 54/sq mi (21/km2) |
Zona waktu | UTC 10 (AEST) |
East New Britain adalah provinsi di Papua Nugini. Ibu kota provinsi ini terletak di Kokopo, tidak jauh dari ibu kota lama Rabaul. East New Britain meliputi wilayah seluas 15.816 kilometer persegi (6.107 sq mi), dan diperkirakan memiliki jumlah penduduk sebesar 220.133 jiwa.
Terdapat sekitar 16 bahasa Austronesia yang dituturkan di provinsi ini, misalnya bahasa Kuanua.
Ekonomi East New Britain bergantung pada sektor pertanian dan pariwisata.
East New Britain terkenal akan produksi kopra, kakao, dan menguasai produksi kayu. Produksi tersebut sempat terganggu oleh letusan gunung berapi yang merusak pusat perdagangan Rabaul, pada September 1994. Gangguan tersebut hanya berefek sementara. Semenanjung Gazelle kaya akan tanah vulkanis. Namun, tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan ketegangan sosial. Distrik Pomio di bagian selatan provinsi merupakan daerah terbelakang. Pemerintah provinsi mengembangkan jalan dan perumahan. Namun, banyak warga Pomio ingin membentuk provinsi terpisah.
- Ringkasan
- Populasi: 184 364 warga dan 1095 ekspatriat.
- Luas tanah: 15 500 km persegi.
- Anggota parlemen: 5.
- Kantor Pusat: Rabaul.
- Kabupaten; penduduk warga negara; dan bahasa utama:
- Kokopo; 46696; Kuanua Baining.
- Pomio; 28 870; Mengen, Mamusi, Kol, Baining.
- Rabaul; 108 798; Kuanua, Duke of York, Baining.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Para ilmuwan percaya bahwa manusia telah menetap di East New Britain setidaknya 12.000 tahun yang lalu. Perdagangan terjadi setidaknya 2.500 tahun yang lalu. Orang Tolais, yang membentuk 2/3 dari populasi East New Britain datang ke Semenanjung Gazelle dari New Ireland beberapa ratus tahun yang lalu. Mereka menggeser orang Baining dan Sulka ke pegunungan.
Bangsa Jerman mulai membangun pemukiman Eropa permanen di East New Britain dengan pusat perdagangan kopra di Mioko, Pulau Duke of York, pada tahun 1874, dan di Pulau Matupit, Teluk Blanche, pada tahun 1876. George Brown memulai misi Methodist di Port Hunter, Duke of Yorks, pada tahun 1875. Imam-imam Katolik mulai bekerja di pantai utara Rabaul pada tahun 1882. Pada tahun 1883, kebun kelapa ekspatriat yang pertama didirikan di Kokopo dan Katolik memulai misi Vunapope. Kokopo adalah markas Nugini Jerman dari 1899-1910, ketika kota baru dan markas besar dibangun di Rabaul karena pelabuhannya yang lebih baik. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mulai misi pada tahun 1929. Pada Mei 1937, gunung berapi Vulcan di Rabaul dan gunung berapi Tavurvur meletus hebat. Batu dan abu menewaskan 507 orang dan menyebabkan banyak kerusakan.
Tentara Jepang menguasai Rabaul pada 23 Januari 1942 dan menjadikannya sebagai pangkalan utama mereka di Pasifik Selatan selama Perang Dunia II. Tentara Sekutu mengebom secara bertubi-tubi wilayah Rabaul, tetapi tidak mencoba untuk merebut kembali Rabaul. Jepang menyerah pada bulan September 1945.
Pada tahun 1966, New Britain dibagi menjadi distrik East dan West Britain. Pada tahun 1984, banyak orang meninggalkan Rabaul dan perusahaan-perusahaan ditutup setelah serangkaian gempa bumi dan peringatan oleh para ilmuwan bahwa letusan gunung berapi mungkin akan terjadi. Letusan baru gunung berapi Tavurvur dan Vulcan pada September 1994 menewaskan 5 orang dan memaksa lebih dari 50.000 orang meninggalkan rumah mereka.