Lompat ke isi

Pertempuran Changping

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pertempuran Changping
Bagian dari Periode Negara Perang

Pertempuran Changping
TanggalApril 262 SM – Juli 260 SM
LokasiSebelah barat laut Gaoping, Shanxi
Hasil Kemenangan besar Qin
Penyatuan Tiongkok oleh Qin tak terhindarkan lagi
Pihak terlibat
Negara Zhao Negara Qin
Tokoh dan pemimpin
Lian Po
Zhao Kuo 
Wang He (王齕)
Bai Qi
Kekuatan
450.000 550.000
Korban
450.000 150.000

Pertempuran Changping (長平之戰) adalah sebuah kampanye militer yang berlangsung selama Periode Negara Perang di Tiongkok kuno. Konflik ini berakhir pada tahun 260 SM dan negara Qin memperoleh kemenangan besar atas negara Zhao. Korban jiwa di pihak Zhao juga amat besar, sehingga negara ini menjadi lemah dan penyatuan Tiongkok oleh negara Qin tak lagi terhindarkan.

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Qin menyerang kota Qinyang di Negara Han pada tahun 265 SM. Qin terus menyerang negara Han untuk menduduki Shangdang yang memiliki lokasi yang strategis di sebelah barat Zhao. Jika wilayah tersebut jatuh ke tangan Qin, Qin dapat melancarkan serangan ke negara Zhao. Dalam waktu empat tahun, pasukan Qin berhasil mengisolasi Shangdang dari wilayah Han lainnya dengan merebut jalan-jalan utama dan benteng-benteng di Pegunungan Taihang. Shangdang tampaknya akan segera jatuh ke tangan Qin.

Negara Han meminta bantuan dari negara Zhao. Raja Xiaocheng dari Zhao (趙孝成王) lalu mengirim pasukannya yang dipimpin oleh Lian Po untuk membantu mengamankan wilayah Shangdang dari pasukan Qin. Pasukan Zhao berhadapan dengan pasukan Qin yang dipimpin oleh Wang He pada tahun 262 SM di Changping di sebelah selatan Shangdang.

Pasukan Zhao yang ditangkap oleh Qin dihukum mati, kemungkinan dengan dikubur hidup-hidup.[1] Hal ini dilakukan karena warga setempat tidak menyukai Qin dan ia takut pasukan yang telah ditawan akan memberontak. Sejarawan Sima Qian mengklaim bahwa lebih dari 450.000 pasukan Zhao meninggal selama pertempuran ini.

Sebelum pertempuran ini, Zhao merupakan salah satu negara terkuat di Tiongkok, dan semenjak kekalahannya Zhao tidak dapat lagi bangkit, sehingga membuka jalan bagi Qin untuk menyatukan kembali Tiongkok pada tahun 221 SM.

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]