Pandemi Covid-19 di Armenia
Penyakit | COVID-19 |
---|---|
Galur virus | SARS-CoV-2 |
Lokasi | Armenia |
Kasus pertama | Yerevan |
Tanggal kemunculan | 1 Maret 2020 (4 tahun, 8 bulan, 3 minggu dan 4 hari) |
Asal | Tehran, Milan |
Kasus terkonfirmasi | 1.523 |
Kasus sembuh | 659 |
Kematian | 24 |
Situs web resmi | |
https://ncdc.am/coronavirus/confirmed-cases-by-days/ |
Pandemi koronavirus 2019–2020 seluruh dunia terkonfirmasi mencapai Armenia pada 1 Maret 2020 saat kasus pertamanya terkonfirmasi. Penyakit koronavirus 2019 (COVID-19) menyebar ke seluruh wilayah (marz) di Armenia, kecuali Gegharkunik, dan menyebabkan 24 kematian.
Armenia telah menangguhkan perjalanan bebas visa untuk warga Tiongkok sejak 1 Februari, tak laam stelah negara tersebut mengimplementasikan rezim bebas visa 90 hari pada 19 Januari. Warta Iran juga tak lagi menerima visa saat kedatangan. Selain itu, para penumpang yang berasal dari sebagian besar Eropa, serta Jepang dan Korea Selatan, dalam 14 hari lampau, tak lagi diijinkan untuk memasuki Armenia.[1] Perbatasan Armenia dengan Republik Artsakh juga ditutup dalam rangka mencegah virus tersebut menyebar ke republik yang tak diakui tersebut (sebuah negara yang wilayahnya merupakan bagian de-jure dari Azerbaijan), yang mengadakan pemilu pada 31 Maret.
Sebelum virus tersebut terkonfirmasi datang ke Armenia, 118 tes dilakukan pada Februari dengan hasil negatif. Sampai saat ini, Armenia dikabarkan telah melakukan 15.860 tes, 1.523 diantaranya positif (kasus COVID-19 terkonfirmasi).
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "IATA - International Travel Document News". www.iatatravelcentre.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-27. Diakses tanggal 2020-04-24.