Nakan Pengambat
Nakan Pengambat adalah salah satu tradisi adat yang berasal dari suku Pakpak, yang dilakukan sebagai bentuk perhatian terhadap anggota keluarga yang menderita sakit parah. Tradisi ini melibatkan pemberian makanan khusus kepada orang yang sakit, terutama ketika berbagai upaya pengobatan tidak berhasil memberikan kesembuhan. Pemberian makanan ini dilakukan oleh keluarga dari pihak perempuan, baik dari pihak ibu maupun dari pihak istri orang yang sakit.[1]
Pada umumnya, Nakan Pengambat diberikan oleh kula-kula, yaitu pihak pemberi istri dalam struktur adat Pakpak. Tradisi ini dilandasi oleh keyakinan bahwa melalui pemberian makanan ini, mereka memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar memberikan keputusan terbaik bagi orang yang sedang sakit. Kula-kula berperan dalam menyampaikan doa saat menyerahkan makanan, dengan harapan dua hal: jika memang sudah takdir orang tersebut untuk sembuh, maka mereka memohon agar Tuhan memberikan kesembuhan. Namun, jika takdirnya adalah untuk meninggal dunia, mereka meminta agar perjalanan menuju akhir hayat dipermudah.[2]
Nakan Pengambat tidak hanya dipandang sebagai bentuk dukungan fisik melalui makanan, tetapi juga sebagai dukungan emosional dan spiritual bagi orang yang sakit serta keluarganya. Tradisi ini memperlihatkan hubungan erat antara aspek spiritual dan sosial dalam masyarakat Pakpak, di mana rasa kepedulian terhadap sesama selalu diutamakan dalam situasi sulit.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Donargo, Sepdwiyana (2022). "Pakpak traditional house tourism object development strategy In dairi district". Tourism Economics, Hospitality and Business Management Journal. 2 (2). doi:https://doi.org/10.36983/tehbmj.v2i2.359 Periksa nilai
|doi=
(bantuan). - ^ Solin, Olihi Ris Apo. "Upacara Adat Memere Nakan Pagit Etnik Pakpak Kajian : Semiotik". Repositori USU.