Museum Kereta Api Sawahlunto
Stasiun Sawahlunto Biofarma
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Lokasi |
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Koordinat | 0°40′58.490″S 100°46′37.006″E / 0.68291389°S 100.77694611°E | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ketinggian | 262 m | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operator | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Letak | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jumlah peron | 2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang rendah) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jumlah jalur | 5 (jalur 3: sepur lurus) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Layanan | Mak Itam | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Konstruksi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jenis struktur | Atas tanah | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Informasi lain | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kode stasiun |
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Klasifikasi | II[2] | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sejarah | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dibuka | 1 Januari 1894 (sebagai stasiun) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanggal penting | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dibuka kembali |
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operasi layanan | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Cagar budaya Indonesia Stasiun Sawahlunto | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kategori | Bangunan | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
No. Regnas | CB.1758 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lokasi keberadaan | Sawahlunto, Sumatera Barat | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanggal SK | 2007 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemilik | PT Kereta Api Indonesia | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengelola | PT Kereta Api Indonesia dan Pemerintah Kota Sawahlunto | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lokasi pada peta | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Museum Kereta Api Sawahlunto (bahasa Inggris: Sawahlunto Rail and Train Museum atau Stasiun Sawahlunto Biofarma sebagai pemegang hak penamaan) adalah Stasiun kereta api kelas II yang juga menjadi museum sejarah perkeretaapian. Museum ini secara administratif terletak di Pasar, Lembah Segar, Sawahlunto. Museum ini termasuk dalam Divisi Regional II Sumatera Barat dan dikelola oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI bekerja sama dengan Pemerintah Kota Sawahlunto. Angka ketinggian museum ini semula adalah 262 m, tetapi pada papan nama stasiun di ruang PPKA stasiun ini adalah 261 m. Museum ini merupakan museum perkeretaapian kedua di Indonesia setelah Ambarawa. Stasiun ini mulai berhenti beroperasi pada tahun 2003 karena habisnya batu bara, kemudian pada tahun 2005 stasiun ini dijadikan museum.
Stasiun ini memiliki lima jalur kereta api dengan jalur 3 merupakan sepur lurus. Emplasemen sisi utara dan selatan stasiun telah tertimbun oleh tanah dan aspal jalan akses yang terletak di sebelah timurnya dan dijadikan lapak PKL. Kini hanya 3 jalur yang dapat dijadikan sebagai jalur langsiran, dan sebuah patung J.W. IJzerman dipajang tepat di atas jalur 4 yang kini tak terpakai. Jalur 5 stasiun telah sebagian tertimbun tanah. Stasiun ini memiliki depo lokomotif yang khusus untuk merawat lokomotif E10 yang merupakan spesies endemik jalur kereta api Sumatera Barat.[3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pembukaan tambang batu bara Ombilin
[sunting | sunting sumber]Dengan menindaklanjuti laporan W.H. van Greve pada tahun 1868 tentang temuan batu bara Ombilin,[4][5][6] Hindia Belanda tertarik untuk menanamkan modal untuk pembangunan jalur kereta api baru khusus batu bara. Keputusan ini tertuang dalam besluit yang kemudian dimasukkan dalam Staatsblad tahun 1891 No. 176. Karena tidak adanya insinyur Belanda yang turut andil dalam pembangunan lintas ini, maka didatangkanlah insinyur dari Inggris mengingat Sumatera Barat yang memiliki kontur perbukitan yang terjal.[5]
Kebijakan tersebut mengharuskan Pemerintah Kolonial terlibat di dalamnya. Proses konstruksi jalur kereta api Ranah Minangkabau tersebut sangat kompleks karena mereka harus berjuang menantang bukit-bukit terjal. Jalur tersebut adalah Pulau Aie–Padang Panjang yang selesai pada tanggal 1 Juli 1891. Pada tanggal 1 Juli 1892, segmen Padang Panjang–Solok telah selesai dibangun, melewati tepian Danau Singkarak. Segmen Solok–Muaro Kalaban diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1892. Pada tanggal 1 Januari 1894, perpanjangan Muaro Kalaban menuju Sawahlunto telah selesai dibangun.[7]
Jalur ini pernah digunakan untuk kereta penumpang reguler hingga sekitar tahun 1986. Layanan kereta api penumpang pun berhenti akibat dampak kebijakan motorisasi Orde Baru sehingga transportasi penumpang dengan kereta api kalah efisien dibandingkan kendaraan bermotor pada saat itu sehingga layanan KA di jalur tersebut hanya kereta api pengangkut batu bara dan kereta api wisata (pada akhir pekan).[8]
Pengoperasian sebagai museum
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2002-2003, tambang batu bara Ombilin yang dioperasikan oleh PT Bukit Asam Tbk. terpaksa ditutup karena habisnya batu bara. Kehabisan batu bara ini menyebabkan jalur kereta apinya juga mangkrak. Pada tahun 2004-2005, PT Kereta Api memutuskan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Sawahlunto untuk membuka museum perkeretaapian. Museum ini menempati bekas Stasiun Sawahlunto, diresmikan pada tanggal 17 Desember 2005 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.[9]
Untuk mempromosikan museum ini, lokomotif endemik Divre II, E1060 yang sempat menjalani preservasi di Museum Kereta Api Ambarawa dan menarik kereta wisata Ambarawa–Bedono diputuskan untuk dikembalikan lagi ke Sumatera Barat atas usul Pemerintah Kota Sawahlunto untuk dioperasikan sebagai kereta api baru yang diberi nama "Mak Itam" (dalam bahasa Minangkabau berarti "Paman Hitam").[10] Mak Itam hanya melayani relasi Sawahlunto–Muaro Kalaban, p.p. Di luar relasi tersebut, Mak Itam pernah menjadi ikon dari Tour de Singkarak 2012 dan bahkan mengangkut rombongan peserta ajang sepeda tersebut.[11]
Pada saat yang sama, kereta wisata Danau Singkarak yang mulai diperkenalkan pada 21 Februari 2009 hanya dijalankan ke Padang Panjang dari Stasiun Sawahlunto.[12] Namun kereta api wisata ini berhenti beroperasi pada tahun 2014 karena sepi peminat sehingga jalur ini otomatis nonaktif. Bahkan meski pemesanannya melalui sistem carteran, kereta ini sangat sepi peminat sehingga armada kereta serta lokomotif penariknya "terjebak" di Depo Lokomotif Solok.[13]
Pada tanggal 6 Juli 2019, tambang batu bara Ombilin ditetapkan oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia.[14][15] KA Mak Itam kembali beroperasi pada Desember 2022 setelah dilakukan perbaikan prasarana jalur Muaro Kalaban-Sawahlunto. Sebagai salah satu dari tiga perusahaan BUMN yang berkolaborasi dengan KAI dalam reaktivasi ini, kini Biofarma memegang hak penamaan stasiun Sawahlunto. Pada papan huruf yang tertera di seberang stasiun kini tertera nama Stasiun Sawahlunto Biofarma.[16]
Koleksi
[sunting | sunting sumber]Didirikan | 17 Desember 2005 |
---|---|
Lokasi | Pasar, Lembah Segar, Sawahlunto, Indonesia |
Jenis | Museum kereta api |
Situs web | heritage |
Museum ini memiliki koleksi berjumlah 106 buah yang terdiri dari gerbong (5 buah), lokomotif uap (1 buah), jam (2 buah), alat-alat sinyal atau komunikasi (34 buah), foto dokumentasi (34 buah), miniatur lokomotif (9 buah), brankas (3 buah), dongkrak rel (5 buah), label pabrik (3 buah), timbangan (3 buah), lonceng penjaga (1 buah), dan aki lokomotif (2 buah).
Satu-satunya lokomotif uap yang dimuseumkan di tempat ini adalah E1060, lokomotif uap bergigi yang didesain untuk medan curam di jalur Kayu Tanam–Batu Tabal serta Padang Panjang–Bukittinggi. Saat ini lokomotif E1060 dalam kondisi tidak prima karena keterbatasan suku cadang, meskipun masih dapat dioperasikan keluar depo untuk sesekali. Untuk menyiasatinya, Pemerintah Kota Sawahlunto mengusulkan kepada PT KAI untuk merakit "replika" dari E1060 dengan tenaga diesel sehingga layanan kereta api Mak Itam dapat jalan lagi. Bahkan, Pemerintah Kota Sawahlunto juga mengusulkan adanya tarif tiket retribusi seharga Rp10.000,00 untuk operasional.[17][18]
Layanan kereta api
[sunting | sunting sumber]Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[19]
Kereta wisata
[sunting | sunting sumber]Nama kereta api | Relasi perjalanan | Keterangan | ||
---|---|---|---|---|
Mak Itam | Sawahlunto | Muaro Kalaban | Kereta Wisata |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- ^ Nugraha, M. Catur (2016-03-01). "Belajar Sejarah Kereta Api Indonesia di Museum Kereta Api Sawahlunto". Jelajah Sumbar (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-08.
- ^ Rudolf., Mrázek, (2006). Engineers of happy land : perkembangan teknologi dan nasionalisme di sebuah koloni (edisi ke-Ed. 1). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 9789794618632. OCLC 867653457.
- ^ a b Zubir, Zaiyardam (2006). Pertempuran nan tak kunjung usai: eksploitasi buruh tambang batubara Ombilin oleh kolonial Belanda 1891-1927. Padang: Andalas University Press.
- ^ de Greve, W.H. (1907). Het Ombilin-kolenveld in de Padangsche Bovenlanden en het transportstelsel op Sumatra's Westkust. Landsdrukkerij.
- ^ Weijerman, A.W.E. (1904). Geschiedkundig overzicht van het ontstaan der spoor- en tramwegen in Nederlandsch-Indië. Javasche Boekhandel en Drukkerij.
- ^ Antique (2012-01-13). "Kereta Wisata Lembah Anai Beroperasi Lagi". VIVA.co.id. Diakses tanggal 2018-08-10.
- ^ "Museum Kereta Api Sawahlunto - Heritage KAI". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2019-07-23.
- ^ "Lokomotif E10 - Heritage KAI". heritage.kai.id. Diakses tanggal 2019-07-23.
- ^ Asdhiana, I Made (ed.). "Mak Itam Tak Lagi Menjerit..." Kompas.com. Diakses tanggal 2019-07-23.
- ^ "Mak Itam dan KA Wisata Resmi Beroperasi di Sumbar". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). 2009-02-23. Diakses tanggal 2018-08-10.
- ^ Kompasiana.com. "Hilangnya Lengkingan Peluit Kereta Api di Singkarak oleh Dizzman - Kompasiana.com". www.kompasiana.com. Diakses tanggal 2018-08-10.
- ^ Wismabrata, Michael Hangga (ed.). "Fakta di Balik Ombilin Sawahlunto Jadi Warisan Dunia UNESCO, Penambangan Dilarang hingga Menunggu 4 Tahun". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-07-23.
- ^ Putra, Perdana. Assifa, Farid, ed. "Ombilin Sawahlunto Masuk Warisan Dunia UNESCO, Gubernur Sumbar Bangga". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-07-23.
- ^ Hikam, Herdi Alif Al. "Kereta Mak Itam Sawahlunto 'Hidup' Lagi". detikfinance. Diakses tanggal 2022-12-22.
- ^ "Operasikan Replika 'Mak Itam', Jalur dan Lubang Kalam Direvitalisasi". www.harianhaluan.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-23. Diakses tanggal 2019-07-23.
- ^ langkan. "Sawahlunto Hadirkan Replika Lokomotif Mak Itam dari Mesin Diesel". Kumparan. Diakses tanggal 2019-07-23.
- ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Barat Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023.
Stasiun sebelumnya | Lintas Kereta Api Indonesia | Stasiun berikutnya | ||
---|---|---|---|---|
Muaro Kalaban menuju Padang Panjang
|
Padang Panjang–Sawahlunto | Terminus |