Mega Kuningan
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Mega Kuningan | |
---|---|
Koordinat: 6°13′51″S 106°49′32″E / 6.230730°S 106.825680°E | |
Negara | Indonesia |
Kota | Jakarta Selatan |
Provinsi | DKI Jakarta |
Dinamai berdasarkan | Kabupaten Kuningan |
Luas | |
• Total | 0,54 km2 (0,21 sq mi) |
Bahasa | |
• Resmi | Indonesia Inggris |
Zona waktu | UTC 07:00 (WIB) |
Mega Kuningan adalah sebuah kawasan bisnis dengan konsep pengembangan terintegrasi yang terletak di Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.[1] Mega Kuningan dikelilingi oleh beberapa jalan protokol Jakarta (Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jalan HR Rasuna Said, Jalan Prof. Dr. Satrio), dan berada di dalam kawasan Segitiga Emas Jakarta.[2]
Mega Kuningan dikembangkan sebagai sebuah kawasan bisnis dan diplomatik terintegrasi yang dilengkapi infrastruktur dan jaringan utilitas berstandar internasional. Selain properti komersial, juga ada beberapa kedutaan besar negara sahabat yang terletak di sini. Mega Kuningan terbagi menjadi delapan blok, yang dibagi lagi menjadi 44 subblok.[3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Kawasan ini memulai sejarahnya pada tahun 1990, saat Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) mendapat modal dari pemerintah berupa lahan seluas 311.930 meter persegi di Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan, yang sebelumnya dikelola oleh Departemen Keuangan RI.[4] RNI kemudian mendirikan sebuah perusahaan patungan bersama PT Abadi Guna Papan untuk mengembangkan lahan tersebut menjadi kawasan ini.[5] Peternakan sapi yang berada di atas lahan tersebut pun dipindah ke lahan lain di Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur yang juga diserahkan oleh pemerintah ke RNI.
Bangunan penting
[sunting | sunting sumber]Kedutaan besar Tiongkok, Kuwait, Mongolia, Pakistan, Qatar, dan Thailand untuk Indonesia terletak di kawasan ini. Selain kedutaan-kedutaan besar, juga terdapat Ciputra World Jakarta dan gedung-gedung yang menjadi kantor dari beberapa perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia.
Bangunan penting di Mega Kuningan antara lain:[6]
- Kedutaan Besar:
- World Capital Tower
- Ritz-Carlton Jakarta
- JW Marriott Jakarta
- Tempo Scan Tower
- BTPN Tower
- Bellagio Mansion
- Oakwood Mega Kuningan
- Noble House
- Kedutaan Besar Uruguay (Lantai 33)
- Menara Anugerah
- Kedutaan Besar Paraguay (Lantai Dasar)
- Menara Prima Towers
- Menara Rajawali
- Menara Dear Towers
- The Hundred
- The East Building
- Branz Mega Kuningan[7]
- Pollux Sky Suites
- Mega Kuningan Office Parks
- Satrio One
- Sopo Del Towers
Akses
[sunting | sunting sumber]Kawasan Mega Kuningan dapat diakses dari gerbang utama di Jalan Profesor Dr. Satrio di sebelah utara dan dari Jalan HR Rasuna Said di sebelah timur.
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Jalur Bus
[sunting | sunting sumber]Transjakarta
[sunting | sunting sumber]Kawasan Mega Kuningan dapat dijangkau dengan berbagai moda transportasi, seperti Transjakarta yang melewati Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Profesor Dr. Satrio. Berikut adalah rute Transjakarta yang melewati kawasan di sekitar Mega Kuningan:
- Transjakarta Koridor (TU Gas-Patra Kuningan
- Transjakarta Koridor (Pulo Gadung 2-Ragunan)
- Transjakarta Koridor 5F Kampung Melayu - Tanah Abang
- Transjakarta Koridor (Ragunan-Dukuh Atas 2)
- Transjakarta Koridor (Ragunan-Monas via Kuningan)
- Transjakarta rute pengumpan stasiun kereta 6D Stasiun Tebet - Karet (via Terowongan Casablanca)
- Transjakarta rute pengumpan stasiun kereta 6E Stasiun Tebet- Mega Kuningan - Karet
- Transjakarta Koridor (Pinang Ranti-Halimun)
- Transjakarta Koridor
Bus Lainnya
[sunting | sunting sumber]- Mikrolet M44 Kampung Melayu-Karet (via Tebet - Casablanca - Prof. dr. Satrio)
- Sinar Jaya AC149 Tanah Abang-Bekasi (via KH Mas Mansyur - Prof. dr. Satrio - Kp. Melayu - UKI - Bulak Kapal)
Jalur Kereta Api
[sunting | sunting sumber]- LRT Jabodebek Lin Cibubur dan Lin Bekasi . Terdapat satu stasiun, yakni:
Insiden
[sunting | sunting sumber]Kawasan ini terdampak Pengeboman Hotel Marriott 2003 dan Pengeboman JW Marriott - Ritz-Carlton 2009.[8][9]
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Condoms, underwear clog sewer in embassy district". The Jakarta Post. Diakses tanggal 19 July 2019.
- ^ "Foreign developers eye local prospects". The Jakarta Post. Diakses tanggal 10 June 2019.
- ^ "Pengembang Jepang Incar Mega Kuningan". Kompas. Diakses tanggal 10 June 2019.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 1990" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 23 Oktober 2021.
- ^ "Laporan Tahunan" (PDF). rni.co.id. Rajawali Nusantara Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-08-31. Diakses tanggal 31 Agustus 2021.
- ^ "Persaingan Superblok di Mega Kuningan Makin Sengit". Kompas. Diakses tanggal 10 June 2019.
- ^ "Jelang 2019, Tokyu Land Rilis Proyek Rp 2,2 Triliun di Mega Kuningan". Kompas. Diakses tanggal 10 June 2019.
- ^ "FACTBOX: Five facts about Islamic militant Noordin Top | International". Reuters. 2008-12-05. Diakses tanggal 2019-06-10.
- ^ "Sydney Morning Herald". Smh.com.au. 2009-09-18. Diakses tanggal 2019-06-10.