Leontopodium Alpinum
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Artikel ini membutuhkan penyuntingan lebih lanjut mengenai tata bahasa, gaya penulisan, hubungan antarparagraf, nada penulisan, atau ejaan. |
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Bunga dengan nama latin Leontopodium Alpinum, atau biasa disebut Bunga Edelweis adalah tanaman yang memiliki julukan bunga abadi, karena di dalam bunga Edelweis itu terkandung hormon etilen yang berfungsi agar bunganya tidak bisa gugur. Tanaman ini biasanya tumbuh di tempat bebatuan dengan ketinggian sekitar 1,800-3,000 meter (5,900-9,800 kaki) di atas permukaan laut. Adapun keistimewaan dari bunga ini, yaitu Ekstrak dari bunga edelweis dapat dijadikan sebagai obat, dari peradaban kuno untuk mengatasi berbagai penyakit seperti diare, disentri, TBC dan difteri, karena bunga ini memiliki kandungan anti-oksidan yang cukup banyak, yaitu anti-mikroba yang dapat membunuh jamur dan bakteri dan memiliki sifat anti-inflamasi atau radang. Ekstrak dari bunga ini juga memiliki sifat pelindung yang sangat baik bagi kesehatan sel-sel dalam kulit dan melindungi kulit agar tetap kelihatan muda dan segar dengan menghancurkan radikal bebas yang berbahaya bagi kesehatan kulit. Tanaman ini juga bisa dijadikan teh yang dapat mengobati sirkulasi yang buruk, batuk, difteri dan kanker payudara. Bisa juga dijadikan salep sebagai pelindung untuk kulit dari sinar UV, meredakan rasa sakit karena reumatik, dan menyembuhkan luka.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Menurut sejarah, Bunga Edelweis pertama kali ditemukan oleh naturalis asal Jerman bernama Georg Karl Reinwardt pada tahun 1819 di lereng Gunung Gede. kemudian diteliti lebih lanjut oleh botanis asal Jerman lainnya bernama Carl Heinrich Schultz. Tanaman ini pernah dijadikan gambar pada perangko oleh Pos Indonesia pada tahun 2003. Julukan bunga abadi diberikan karena adanya hormon yang bisa mencegah kerontokan pada bunga. Tanaman ini juga pernah dijadikan sebuah lagu pada film The Sound of music pada tahun 1965.
Berikut adalah fakta-fakta tentang Bunga Edelweiss:
- Bunga edelweis menjadi terancam karena julukan bunga abadi.
- Bunga Edelweis biasa berbunga saat musim hujan telah berakhir, biasanya pada bulan april hingga september.
- Bunga Edelweis biasanya tumbuh di tempat dengan ketinggian sekitar 1800 m, juga tergantung dengan suhu udara dan kelembapan di ketinggian tersebut.
- Bunga edelweis dijadikan bunga nasional negara austria, bunga edelweis yang dimaksud adalah bunga Leontopodium Alpinum.
- Dulu ada banyak pos pendakian yang merazia tas para pendaki, gunanya untuk menemukan bunga edelweis di dalam tasnya, dan sanksi yang di berikan bagi yang ketahuan membawa tanaman tersebut adalah dia harus menyimpan kembali bunga tersebut ke posisi semula. Tapi sepertinya pos yang melakukan kegiatan tersebut sudah jarang kita temukan.
- Pohon edelweis tumbuh rata-rata hanya setinggi 8 meter untuk gunung-gunung di jawa.[1]
Nama
[sunting | sunting sumber]Nama umumnya berasal dari kata Jerman yaitu "Edelweiß" dari gabungan edel yang berarti mulia dan weiß yang berarti putih.[2]
Nama ilmiahnya adalah Latinisation dari leontopódion Yunani atau "cakar singa".[3]
Nama ilmiah pertama untuk Leontopodium Alpinum yang sah diterbitkan sesuai dengan nomenklatur binomial saat ini Gnaphalium Alpinum dalam edisi pertama (1753) dari Species Plantarum Linnaeus.
Sejak 1822 (Cassini) Leontopodium telah tidak lagi dianggap bagian dari genus Gnaphalium, tapi diklasifikasikan sebagai genus yang berbeda dalam suku Gnaphalieae. Pada tahun 2003, Leontopodium Alpinum itu kembali diklasifikasikan sebagai subspesies dari Leontopodium nivale. Dengan demikian, alpine edelweiss saat ini diakui sebagai yang dibagi menjadi dua subspesies.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ http://phinemo.com/fakta-bunga-edelweis/ http://www.kesehatanpedia.com/2014/10/manfaat-bunga-edelweis.html http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/06/kembang-abadi-merbabu Diarsipkan 2016-11-24 di Wayback Machine. http://www.1000macammanfaat.com/2016/02/manfaat-bunga-edelweis-untuk-kesehatan.html Diarsipkan 2016-11-24 di Wayback Machine. http://adventuretravel.co.id/fakta-dan-mitos-bunga-edelweiss/ Diarsipkan 2016-11-24 di Wayback Machine. http://www.kompasiana.com/dhave/belajar-dari-edelweis-tentang-keabadian-ketulusan-dan-pengorbanan_550ab3e8813311c615b1e19f
- ^ William Shepard Walsh (1909). Handy-book of literary curiosities. J.B. Lippincott Co. pp. 268–. Retrieved 19 August 2010
- ^ λέων, πόδιον, πούς. Liddell, Henry George; Scott, Robert; A Greek–English Lexicon at the Perseus Project