Lompat ke isi

Simon Petrus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Kefas)
Santo Paus

Petrus
Uskup Roma
Uskup Antiokhia
Rasul, pengajar, dan martir
Santo Petrus dilukis oleh Peter Paul Rubens menunjukkan ia memegang kunci surgawi dan menggunakan pallium
GerejaGereja Perdana
Awal masa jabatan
 30 M[1]
Masa jabatan berakhir
 64 M atau 67 M
PenerusLinus
Imamat
Tahbisan imam
oleh Yesus
Informasi pribadi
Nama lahirShimon atau Simeon (Simon)
Lahirtidak diketahui
Bethsaida, Gaulanitis, Syria, Kekaisaran Romawi
Meninggalca 64 M[2]
Kapel Clementine, Bukit Vatikan, Roma, Italia, Kekaisaran Romawi
Orang tuaYohanes (or Jonah or Yunus)
PekerjaanNelayan
Orang kudus
AtributKunci surgawi, pallium
Lokasi ziarah
Basilika Santo Petrus
Karya dalam Alkitab
Santo Paus Petrus
Pendahulujabatan pertama
PenerusLinus

Petrus atau Kefas, disebut juga Simon Petrus, Rasul Petrus, Petrus sang Rasul, Santo Petrus, atau Paus Petrus, adalah salah seorang dari dua belas rasul Yesus dan salah satu pemimpin Gereja perdana. Ia adalah seorang nelayan dari Galilea yang diberi posisi pemimpin oleh Yesus (Matius 16:18, Yohanes 21:15-16). Ia dan saudaranya, Andreas adalah rasul pertama yang dipanggil oleh Yesus. Simon dinamakan sebagai Petrus atau "batu karang", yang mengisyaratkan bahwa Yesus meletakkan landasan gereja-Nya di atas Petrus.

Menurut tradisi Gereja (terutama oleh Gereja Katolik), Petrus merupakan uskup Roma (paus) pertama umat Kristiani.

Catatan Alkitab

[sunting | sunting sumber]

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Menurut Injil Yohanes (Perjanjian Baru di Alkitab Kristen) Petrus lahir di Betsaida {Yohanes 1:42), Galilea, dan ayahnya bernama Yohanes (Yohanes 1:42) atau Yunus (Matius 16:17). Dikisahkan juga bahwa Yesus pernah menyembuhkan ibu mertua Petrus yang berarti Petrus pernah menikah. Sebelum ia mengikuti Yesus, ia dan saudaranya, Andreas bekerja sebagai penjala ikan (nelayan).

Panggilan Yesus

[sunting | sunting sumber]

Dalam Injil Matius dan Markus diceritakan bahwa Petrus sedang mencari ikan di danau Genesaret ketika Yesus menghampiri mereka dan berkata, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Matius 4:19).

Dalam Injil Lukas diceritakan bahwa Yesus naik ke perahu Petrus untuk mengajar orang banyak di tepi danau Genesaret, kemudian ia menunjuk Petrus untuk menebarkan jalanya karena ia tahu bahwa Petrus semalaman tidak mendapatkan ikan. Petrus mematuhi petunjuk Yesus dan ia serta nelayan lainnya mendapat ikan dalam jumlah besar. Dengan mujizat tersebut Petrus menjadi percaya kepada Yesus bersama-sama dengan Yakobus dan Yohanes. Andreas tidak disebutkan dalam kisah ini.

Dalam Injil Yohanes diceritakan bahwa Andreas adalah salah satu murid Yohanes Pembaptis yang pergi untuk mengikut Yesus. Ia lalu memanggil saudaranya, Simon, dan menceritakan bahwa ia telah menemukan Mesias. Andreas lalu membawa Petrus kepada Yesus dan Yesus menamakan Simon "Kefas" (bahasa Aram) untuk 'batu', bahasa Yunani maskulin: "Petros", feminim: "Petra". Di kemudian hari nama Yunaninya banyak digunakan karena bahasa Yunani adalah bahasa universal pada waktu itu.

Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."(Yohanes 1:42)

Yesus menamai Simon sebagai Petrus atau "batu karang", yang mengisyaratkan bahwa Yesus meletakkan landasan gereja-Nya di atas Petrus. (Matius 16:18).

Mencuci kaki

[sunting | sunting sumber]

Dalam Injil Yohanes diceritakan bahwa ketika Petrus menolak kakinya dicuci oleh Yesus yang mencuci kaki murid-muridnya (karena ia merasa tidak layak), Yesus menjawabnya "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Petrus lalu menjawab Yesus, "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" (Yohanes 13:6-9)

Berjalan di atas air

[sunting | sunting sumber]
Perahu yang diombang ambingkan gelombang di danau Genesaret; Rembrandt 1633

Dalam Injil Matius diceritakan Petrus yang berjalan di atas air ketika ia melihat Yesus yang berjalan di atas air, namun karena ia takut, maka ia tenggelam lalu ditolong oleh Yesus. (Matius 14:22-32). Injil Markus juga menceritakan Yesus yang berjalan di atas air namun tidak menceritakan Petrus yang berjalan di atas air.

Mengakui Yesus sebagai Kristus

[sunting | sunting sumber]

Petrus yang pertama kali mengakui imannya akan Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup (Matius 16:16, Markus 8:29, Lukas 9:20). Petrus juga hadir dan berbicara dalam kisah-kisah lebih sering daripada rasul-rasul yang lain, misalnya dalam peristiwa Transfigurasi Kristus, peristiwa Petrus menegur Yesus yang berkata bahwa Ia akan disalibkan, kisah Petrus dan pemungut bea Bait Allah, kisah Yesus berdoa di taman Getsemani, kisah Yesus dan pohon ara, dan lain-lainnya.

Penangkapan Yesus

[sunting | sunting sumber]

Dalam Injil Yohanes diceritakan bahwa ketika Yesus akan ditangkap, Petrus menghunus pedangnya dan memotong telinga kanan hamba Imam Besar yang mencoba menangkap Yesus, yang bernama Malkhus. Yesus lalu menegur Petrus, dan di dalam Injil Lukas ditambahkan bahwa Yesus lalu menjamah telinga Malkhus dan menyembuhkannya. (Lukas 22:51)

Petrus menyangkal Yesus

[sunting | sunting sumber]

Yesus memperingati Petrus bahwa setelah Ia ditangkap nanti, Petrus akan menyangkalNya tiga kali, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." (Matius 26:34) Sebelum dan sesudah Yesus mengatakan itu, Petrus masih bersikeras bahwa ia adalah murid yang paling setia.

Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak." (Matius 26:33)

Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lainpun berkata demikian juga. (Matius 26:35)

Pada akhirnya diceritakan bahwa tepat seperti perkataan Yesus, Petrus telah menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok.

Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu." Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud." Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu." Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu." Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam. (Matius 26:69-74)

Setelah kenaikan Yesus

[sunting | sunting sumber]

Petrus masih belum berkarya banyak pasca kenaikan Yesus ke Surga. Petrus dan murid-murid yang lain masih tinggal di dalam kota Yerusalem, berkumpul untuk bertekun dan berdoa bersama dengan sekitar seratus dua puluh orang, sampai tiba hari Pentakosta, di mana Roh Kudus dicurahkan seperti lidah-lidah api. Setelah peristiwa itulah, Petrus memberikan kotbah yang akhirnya menyebabkan tiga ribu orang memberi diri dibaptis.

Petrus dan Yohanes menyembuhkan seorang lumpuh di gerbang Bait Allah di Yerusalem yang menimbulkan kegaduhan besar.[3] Keduanya ditangkap dan dihadapkan ke Mahkamah Agama (Sanhedrin) tetapi dilepaskan dan terus mengabarkan Injil Yesus Kristus.[4] Bersama Yohanes, Petrus pergi ke Samaria dan memulai pencurahan Roh Kudus bagi mereka yang percaya di sana.[5] Petrus diberi karunia menyembuhkan banyak orang sakit dan membangkitkan Dorkas dari kematian.[6]

Orang bukan Yahudi, selain orang Samaria, sudah mulai mendengar kabar Injil sejak masa hidup Yesus Kristus, tetapi pencurahan Roh Kudus baru secara nyata terjadi pada waktu Petrus mengunjungi rumah Kornelius, seorang perwira Romawi, di Kaisarea.[7] Ini terjadi setelah Petrus mendapatkan penglihatan ajaib dengan pesan bahwa " "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram."[8] Berdasarkan peristiwa itu Injil mulai dinyatakan bagi segala bangsa dan diteguhkan dalam Konsili Yerusalem.[9]

Setelah rasul Yakobus, saudara Yohanes, dihukum mati oleh Herodes Antipas, Petrus dilepaskan dari panjara secara ajaib oleh seorang malaikat. Ia memberikan pesan melalui keluarga Yohanes Markus agar kepemimpinan jemaat di Yerusalem dipegang oleh Yakobus, saudara Yesus Kristus, kemudian ia meninggalkan Yerusalem dan pergi ke luar Yudea.[10] Petrus sempat menghadiri Konsili Yerusalem, tetapi kemudian tidak tercatat lagi keberadaannya kecuali dalam surat pertamanya ia menyiratkan sedang berada di Babilon.[11]

Catatan di luar Alkitab

[sunting | sunting sumber]

Saat belum disebut bergelar paus, Petrus telah menjadi kepala Konsili Para Rasul di Yerusalem pada tahun 50, meskipun dalam Konsili Yerusalem yang menjadi ketua adalah Yakobus, saudara Yesus Kristus.[9]

Menurut catatan tradisi gereja, di kemudian hari Petrus pergi dan tinggal di Roma. Roma kala itu adalah pusat seluruh Kekaisaran Romawi. Di sana, Petrus mempertobatkan banyak orang. Menurut catatan Hieronimus, Petrus tiba di Roma pada tahun kedua kaisar Claudius (~42 M) untuk menyingkirkan Simon Magus, serta menduduki jabatan kepausan di sana selama 25 tahun sampai meninggal pada tahun ke-14 kaisar Nero (~67 M).[12]

Quo Vadis

[sunting | sunting sumber]

Dalam sebuah naskah apokrifa Perjanjian Baru yang sekarang diberi nama Acts of Peter (Actus Petri cum Simone; "Kisah Perbuatan Simon Petrus") dan terlestarikan dalam terjemahan bahasa Latin pada "Naskah Vercelli" ada catatan bahwa ketika penganiayaan yang kejam terhadap orang-orang Kristen dimulai di kota Roma, jemaat di sana memohon pada Petrus untuk meninggalkan Roma dan menyelamatkan diri. Menurut tradisi, ketika ia sedang dalam perjalanan meninggalkan Roma, ia berjumpa dengan Yesus di tengah jalan. Petrus bertanya kepada-Nya, “Tuhan hendak ke manakah Engkau pergi?” (dalam bahasa Latin: "Quo Vadis Domine?") Jawab Yesus, “Aku datang untuk disalibkan kedua kalinya.” Kemudian Petrus berbalik dan kembali ke Roma. Ia mengerti bahwa penglihatannya berarti bahwa ia harus menderita dan wafat bagi Yesus.[13]

Selain berkhotbah, Petrus juga menulis 2 surat yang sekarang tergolong Surat-surat Am, yaitu Surat 1 Petrus dan 2 Petrus yang termasuk dalam kanon Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Hieronimus mencatat bahwa surat kedua, karena berbeda gayanya dengan yang pertama, dianggap oleh sejumlah orang bukan karyanya. Selain itu Injil menurut Markus, yang adalah murid dan penerjemahnya, dianggap karya Petrus juga, karena ditulis berdasarkan perkataan lisan Petrus yang dicatat oleh Markus.[12]

Menurut Hieronimus, ada kitab-kitab lain yang dikatakan dikarang oleh Petrus tetapi ditolak sebagai kanon karena dianggap sebagai apokrif. Kitab-kitab itu adalah "Kisah Petrus" (Acts of Peter), "Injil Petrus", "Kotbah-kotbah Petrus" (Preaching of Peter), "Wahyu kepada Petrus" (Revelation), dan "Penghakiman Petrus" (Judgment of Peter).[12]

Menurut tradisi (yang dicatat oleh Hieronimus), Petrus wafat dengan cara disalibkan terbalik (kepala di bawah, kaki di atas) di Roma saat pemerintahan Nero setelah menolak disalibkan dengan kepala di atas karena ia merasa tidak layak untuk mati dalam posisi yang sama seperti Yesus.[12] Lokasi penyaliban Santo Petrus diyakini di Bukit Vatikan. Letaknya kini berada di pusat lingkaran sebuah pacuan. Lokasi pacuan ini tepat berada di bawah mal mini bebas pajak miliki Vatikan.[14]

Petrus dimakamkan di tempat yang kini persis di bawah altar utama Basilika Santo Petrus di Vatikan. Tradisi ini tercatat dalam "Acts of Peter" (naskah apokrif bahasa Yunani dari abad ke-2) dan sebagai kisah tersendiri "Kematian Syahid Petrus" ("Martyrdom of Peter") termuat dalam tiga naskah bahasa Yunani, satu naksah bahasa Koptik (berbentuk fragmen), serta dalam versi bahasa-bahasa Suryani, Etiopia, Arab, Armenia, dan Slavia. Karenanya, diusulkan bahwa catatan ini mempunyai sumber yang kuno.[15][16][17]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ The Chronography of 354 AD, Part 13: Bishops of Rome.
  2. ^ O'Connor, Daniel William (2013). "Saint Peter the Apostle". Encyclopædia Britannica. Encyclopædia Britannica Online. Diakses tanggal 12 April 2013. 
  3. ^ Kisah Para Rasul 3
  4. ^ Kisah Para Rasul 4
  5. ^ Kisah Para Rasul 8
  6. ^ Kisah Para Rasul 9
  7. ^ Kisah Para Rasul 10
  8. ^ Kisah Para Rasul 10:15
  9. ^ a b Kisah Para Rasul 15
  10. ^ Kisah Para Rasul 12
  11. ^ Surat 1 Petruspasal 5:13
  12. ^ a b c d Hieronimus. De Viris Illustribus. 392-393 Masehi. Bab 01. Simon Petrus
  13. ^ Acts of Peter
  14. ^ Thavis, John (2014). Buku-Buku Harian Vatikan [The Vatican Diaries]. Diterjemahkan oleh Sitepoe, Eta. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo. hlm. 10. ISBN 978-602-02-4021-3. 
  15. ^ Richard Adelbert Lipsius, Maximilian Bonnet:Acta apostolorum apokryphae pars prior, Hermann Mendelsohn, Leipzig 1891. Teks bahasa Yunani dan Latin.
  16. ^ Bernhard Pick:The Apocryphal Acts of Paul, Peter, John, Andrew and Thomas. The Open Court Publishing Co., Kegan Paul, Trench, Trübner & Co., Ltd, Chicago, London 1909.
  17. ^ Elias Avery Lowe: Codices Latini Antiquiores: a palaeographical guide to Latin manuscripts prior to the ninth century. Ed. under the auspices of the Union Académique Internationale for the American Council of Learned Societies and the Carnegie Institution of Washington, Vol. 4. Clarendon, Oxford 1947, Reprint Zeller, Osnabrück 1988. Description of codex vercelli 158.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]


Didahului oleh:
tidak ada
Paus
30 - 64 atau 67
Diteruskan oleh:
Paus Linus