Lompat ke isi

Jeruk bali

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pomelo
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae
Genus: Citrus
Spesies:
C. maxima
Nama binomial
Citrus maxima

Jeruk bali, jeruk besar, atau pomelo (bahasa Inggris: pomelo, ilmiah: C. maxima) merupakan tanaman jeruk yang menghasilkan buah terbesar. Nama "pomelo" disarankan oleh Kementerian Pertanian karena jeruk ini tidak ada kaitannya dengan Provinsi Bali. Bobot buah jeruk bali bisa mencapai 1–2 kg. Daging buahnya berbulir dengan warna merah-oranye dan rasa yang cenderung terasa manis bercampur asam dan sedikit getir.

Jeruk merupakan jenis tanaman yang mampu beradaptasi dengan baik pada daerah kering dan relatif tahan penyakit, terutama CVPD yang pernah menghancurkan pertanaman jeruk di Indonesia.

Beberapa kultivar unggulan Indonesia:

  • 'Nambangan'
  • 'Srinyonya'
  • 'Magetan'
  • 'Madu'/'Bageng' (tanpa biji)

Tiga kultivar yang pertama ditanam di sentra produksi jeruk bali di daerah Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun, sedangkan yang terakhir ditanam di daerah Bageng, Kabupaten Pati.

Morfologi

[sunting | sunting sumber]

Jeruk bali memiliki kulit tebal dengan bulir yang lebih besar dibandingkan spesies jeruk lainnya. Secara umum, tanaman ini memiliki tangkai daun bersayap, ukuran buah yang besar, dan bunga yang harum. Morfologi daun dan buah cukup efektif digunakan untuk mengenali kelompok kultivar jeruk bali karena mudah diidentifikasi dan tidak terpengaruh oleh perbedaan habitat dan musim tumbuh [1][2].

Jeruk bali dapat dibudidayakan dengan biji, pencangkokan, maupun stek. Namun perbanyakan dengan biji tidak dianjurkan[3]. Perbanyakan melalui biji akan menghasilkan tanaman yang berduri. Sedangkan, jika diperbanyak secara vegetatif akan menghasilkan tanaman yang tidak berduri.[4]

Kandungan Nutrisi di dalam Jeruk Bali

[sunting | sunting sumber]

Jeruk bali kaya akan vitamin dan nutrisi yang baik untuk kesehatan. Salah satu kandungan utama dari buah ini adalah vitamin C. Dalam sepiring jeruk bali (sekitar 100 gram), mengandung 60 mg vitamin C dan 40 kalori. Tak hanya itu, jeruk bali juga mengandung:

  • Serat.
  • Vitamin B, seperti niacin (vitamin B3), riboflavin (vitamin B2), tiamin (vitamin B1), folat, dan pyridoxine (vitamin B6).
  • Karbohidrat kompleks.
  • Gula.
  • Protein.
  • Mineral, seperti kalium, fosfor, tembaga, zat besi, kalsium, magnesium, mangan, dan seng.
  • Antioksidan, seperti flavonoid dan lycopene
  • Kandungan mineral jus dan kulitnya berkisar antara 1,30 mg/100 g - 132,76 mg/100 g dan 5,39 mg/100 g - 515,78 mg/100 g, masing-masing. Kalsium adalah mineral yang paling melimpah di kulit dan jus diikuti oleh fosfor dan natrium. Nilai magnesium jus lebih rendah (0,88 mg/100 g) dan kalium (1,30 mg/100 g).[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Krueger, R. R.; Navarro, L. (2007-01). Citrus germplasm resources. UK: CAB International. hlm. 45–140. 
  2. ^ Susandarini (2013-03-01). "ASSESSMENT OF TAXONOMIC AFFINITY OF INDONESIAN PUMMELO (<i>CITRUS MAXIMA</i> (BURM.) MERR.) BASED ON MORPHOLOGICAL CHARACTERS". American Journal of Agricultural and Biological Sciences. 8 (3): 182–190. doi:10.3844/ajabssp.2013.182.190. ISSN 1557-4989. 
  3. ^ Sehat alami dengan herbal. Gagas Ulung, Institut Pertanian Bogor. Pusat Studi Biofarmaka. Jakarta. 2014-. ISBN 978-602-03-0460-1. OCLC 897510490. 
  4. ^ Fayaz, Aziz; Patil, S. V.; Swamy, G. S. K.; Shankarappa, T. H.; Premalatha, B. R. (2020-10-10). "Effect of Bio-fertilizers and Organic Amendments on Nutrient Uptake and Soil Microbial Population of Pummelo Seedlings (Citrus maxima L) under Nursery Condition". International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences. 9 (10): 1592–1599. doi:10.20546/ijcmas.2020.910.190. ISSN 2319-7706. 
  5. ^ Ani, Peace Nwanneka; Abel, Happiness Chiamaka (2018-05). "Nutrient, phytochemical, and antinutrient composition of Citrus maxima fruit juice and peel extract". Food Science & Nutrition (dalam bahasa Inggris). 6 (3): 653–658. doi:10.1002/fsn3.604. PMC 5980406alt=Dapat diakses gratis. PMID 29876116.