Lompat ke isi

Ubi jalar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Ipomoea batatas)

Ubi jalar
Ketela rambat
Umbi
Bunga
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Asterid
Ordo: Solanales
Famili: Convolvulaceae
Genus: Ipomoea
Spesies:
I. batatas
Nama binomial
Ipomoea batatas

Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas) adalah sejenis tanaman budi daya. Tanaman ini juga disebut ubi rambat, ubi manis, ubi jawa, ubi jenderal, petatas, atau kentang manis (sweet potato). Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi dari ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.

Ubi jalar berasal dari daerah beriklim tropis seperti wilayah Amerika Selatan dan Papua (yang saat ini masih diperdebatkan). Kalangan yang tidak menyetujui asal-muasal ubi jalar dari Papua berpendapat bahwa orang Indian telah berlayar menuju ke barat melalui Samudra Pasifik dan membantu menyebarkan ubi jalar ke Asia. Proposal ini banyak ditentang karena bertentangan dengan fakta-fakta klimatologi dan antropologi.

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]

Dikenal dengan nama ketela rambat, huwi areuy/boled (Sunda), tela rambat (Jawa), petatas (Papua), sweet potato (Inggris), dan shoyo (Jepang) adalah sumber karbohidrat yang cukup penting dalam sistem ketahanan pangan kita. Selain karbohidrat sebagai kandungan utamanya, ubi jalar juga mengandung vitamin, mineral, fitokimia (antioksidan), dan serat (pektin, selulosa, hemiselulosa).

Ada beberapa varietas ubi jalar yang ada di Indonesia yaitu Daya, Borobudur, Prambanan, Mendut, Kalasan, Muara Takus, Cangkuang, Sewu. Sedangkan varietas-varietas yang baru dilepas tahun 2001 antara lain: Cilembu yang berasal dari Sumedang. Masing-masing varietas memiliki rasa khas yang berbeda-beda.

Ubi cilembu merupakan salah satu produk pertanian unggulan bagi Pemerintah Kabupaten Sumedang. Daerah penghasil ubi cilembu adalah Cilembu, Cadas, Pangeran, Sumedang. Ubi cilembu berkulit gading, berurat, dan panjang, sedangkan getahnya akan meleleh seperti madu ketika dipanggang. Ubi ini sangat manis dan pulen, berbeda dengan ubi kebanyakan. Rasa manis dari ubi cilembu akan lebih terasa apabila ubi dibakar di dalam oven, terutama apabila ubi mentah telah disimpan lebih dari satu minggu.

Budi daya

[sunting | sunting sumber]

Ubi jalar dapat dibudidayakan melalui stolon/batang rambatnya. Cara menanamnya cukup mudah, dengan mencangkul lahan yang mau ditanami sehingga stolon/batang rambat ubi jalar mudah dimasukkan dalam tanah. Pemeliharaannya juga cukup mudah. Ubi jalar akan tumbuh baik bila lahan terkena matahari langsung, pemeliharaan dari gulma untuk menghindari persaingan unsur hara di sekitar tanaman. Pemberian pupuk UREA atau organik akan menambah hasil panen yang lebih bagus. Panen ubi jalar yaitu dengan mencangkuli sekitar tanaman, ini untuk mencegah ubi rusak karena terkena cangkul atau alat pertanian.

Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah. Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan Indonesia.

Ubi jalar ungu

[sunting | sunting sumber]

Ubi jalar ungu, atau dalam istilah ilmiahnya Ipomoea Batatas var Ayamurasaki, adalah satu varietas ubi jalar yang memiliki kulit dan daging berwarna ungu. Tumbuhan ini bisa tumbuh dengan baik di daerah beriklim hangat dan berpasir. Ubi jalar ungu memiliki rasa manis dan konsistensi yang lembut. Ia sering digunakan dalam berbagai hidangan seperti makanan penutup, makanan laut, sup, atau dipanggang sebagai camilan. Ubi jalar ungu juga dikenal kaya akan serat, vitamin, dan mineral seperti vitamin A, vitamin C, dan zat besi. Selain kandungan gizi yang tinggi, ubi jalar ungu juga mengandung antioksidan yang baik untuk kesehatan tubuh.

Ubi jalar merah

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan riset yang dilakukan Institut Pertanian Bogor, ubi jalar merah yang berasal dari Papua mengandung senyawa beta karotena yang mampu menurunkan infeksi HIV/AIDS. Sehingga diusulkan menjadi diet utama penderita HIV/AIDS bersama bahan lain.[2] Dibandingkan dengan bahan makanan pokok lain, ubi jalar biasa memiliki kandungan senyawa pembentuk vitamin A tertinggi, yaitu mencapai 14187 IU per 100 gram porsi, atau mencapai 89% kebutuhan harian.[3] Beta karotena termasuk salah satu senyawa pembentuk vitamin A.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ IUCN Detail 71775024
  2. ^ Ubi Jalar Merah Bisa Turunkan Infeksi HIV/AIDS. KOMPAS. Rabu, 24 Juli 2013. Hal 13.
  3. ^ Nutrient Data Laboratory Diarsipkan 2013-03-02 di Wayback Machine.. United States Department of Agriculture.

Bahan Bacaan

[sunting | sunting sumber]
  • (Indonesia) Genom Ubi Jalar Hipotesis Eksplorasi Tripartit Diarsipkan 2013-01-26 di Wayback Machine. Jurnal KeSimpulan Diarsipkan 2011-09-01 di Wayback Machine.
  • Abidin, P.E. 2004. Sweetpotato breeding for northeastern Uganda: Farmer varieties, farmer-participatory selection, and stability of performance. PhD Thesis, Wageningen University, The Netherlands, 152 pp. ISBN 90-8504-033-7.
  • Ahn, P.M., 1993, "Tropical soils and fertilizer use", Intermediate Trop. Agric. Series. Longman Sci. and Tech. Ltd. UK.
  • Austin, D.F. 1988. The taxonomy, evolution and genetic diversity of sweetpotatoes and related wild species. In: P. Gregory (ed.). Exploration, maintenance, and utilization of sweetpotato genetic resources, pp. 27–60. CIP, Lima, Peru.
  • Edmond, J. B., Ammerman, G. R. 1971. Sweet Potatoes: Production, Processing, Marketing. [Major Feed and Food Crops in Agriculture and Food Series.] Westport, Connecticut: The Avi Publishing Company.
  • Hartemink, A.E., S. Poloma, M. Maino, K.S. Powell, J. Egenae & J. N. Sullivan, (2000). Yield decline of sweet potato in the humid lowlands of Papua New Guinea. Agriculture, Ecosystems and Environment 79 (2-3), 259-269.
  • Purseglove, J.W. 1991. Tropical crops. Dicotyledons. Longman Scientific and Technical. John Wiley and Sons, Inc. NY. USA.
  • Verrill, A.H., Foods America Gave the World, 1937, Boston: L.C. Page & Co.
  • Woolfe, J.A., 1992, "Sweetpotato: an untapped food resource", Cambridge Univ. Press and the International Potato Center (CIP). Cambridge, UK.
  • Zhang, D.P., M. Ghislain, Z. Huamán, J.C. Cervantes and E.E. Carey 1998. AFLP assessment of sweetpotato genetic diversity in four tropical American regions. CIP Program Report 1997-1998, pp. 303–310.