Perakaman
Perakaman (bahasa Inggris: imprinting) adalah pembelajaran perilaku yang hanya dapat berlangsung pada rentang waktu atau usia tertentu. Tidak seperti pembelajaran biasa, perakaman juga memiliki unsur bawaan. Rentang waktu pendek ketika organisme sensitif terhadap perakaman disebut periode kritis. Periode ini biasanya berlangsung pada awal kehidupan, walaupun ada pula yang terjadi pada saat dewasa.[1]
Salah satu contoh perakaman yang paling dikenal adalah perakaman induk (parental imprinting), yaitu ketika hewan yang masih kecil hanya memiliki preferensi sosial terhadap suatu objek (biasanya induknya) karena telah terpapar dengan objek tersebut. Misalnya, anak burung yang baru menetas akan terakam dengan induknya dan lalu mengikutinya kemana pun ia pergi.[2] Fenomena ini dikaji dan dipopulerkan oleh Konrad Lorenz yang meneliti angsa.[3] Lorenz menunjukkan bagaimana angsa yang baru menetas di inkubator akan terakam dengan hal apapun yang bergerak yang pertama kali ia lihat. Menurutnya, "periode kritis" ini berlangsung 13 hingga 16 jam setelah menetas. Salah satu anak angsa terakam dengan Lorenz sendiri (lebih tepatnya, sepatunya), dan ia konon diikuti oleh anak-anak angsa yang terakam olehnya. Lorenz juga menemukan bahwa anak angsa dapat terakam oleh benda tidak bergerak. Dalam salah satu percobaan, anak-anak angsa mengikuti sebuah kotak yang ditempatkan di atas mainan kereta yang bergerak.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ George H. Fried, George J. Hademenos, Biologi (edisi kedua, Erlangga 2005) hlm 279.
- ^ Harding, Naomi (13 Juni 2016). "How does animal imprinting work?". animalanswers.co.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Oktober 2016.
- ^ a b T. L. Brink. (2008) Psychology: A Student Friendly Approach. "Unit 12: Developmental Psychology." hlm. 268