Evi Fitriani
Evi Fitriani | |
---|---|
Lahir | 20 Desember 1968 Muntok, Sumatera Selatan, Indonesia |
Tahun aktif | 1995 – sekarang |
Dikenal atas | Guru besar ilmu hubungan internasional wanita pertama di Indonesia |
Gelar | Guru besar |
Pasangan | Djaya Sukarno |
Anak | 2 |
Latar belakang akademis | |
Pendidikan | Universitas Indonesia (Dra.) University of Leeds (MA) University of Ohio (MIA) Australian National University (Ph.D.) |
Pembimbing doktoral | Andrew MacIntyre Jenny Corbett |
Karya akademis | |
Disiplin ilmu | Ilmu hubungan internasional |
Cabang disiplin ilmu | Kajian wilayah Asia Tenggara Kajian wilayah Eropa |
Lembaga | Universitas Indonesia |
Pemikiran penting | Depok School of International Relations |
Evi Fitriani (lahir 20 Desember 1968) merupakan seorang cendekiawan hubungan internasional asal Indonesia. Beliau bekerja sebagai dosen di Universitas Indonesia (UI) dan merupakan guru besar ilmu hubungan internasional wanita pertama di Indonesia sejak dikukuhkan pada tanggal 13 November 2021. Sebelumnya, Evi menjabat sebagai kepala departemen ilmu hubungan internasional UI dari tahun 2012 hingga 2016.
Masa kecil dan pendidikan
[sunting | sunting sumber]Evi Fitriani dilahirkan pada tanggal 20 Desember 1968 di Muntok, sebuah kota kecil di Pulau Bangka, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Muawanah dan Amron Usman. Evi mengawali pendidikannya di Sekolah Dasar (SD) Peltim. Setelah lulus dari SD Peltim, ia melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Muntok. Beberapa bulan di SMP tersebut, ia bersama keluarganya pindah ke Pangkalpinang. Ia kemudian masuk ke SMP 1 Pangkalpinang sebelum keluarganya pindah kembali ke Jakarta.[1]
Di Jakarta, Evi bersekolah ke SMP Negeri 51 Jakarta, yang terletak di Pondok Bambu, Jakarta Timur. Setamat SMP, ia melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 12 Jakarta di Klender. Selama bersekolah di SMA Negeri 12, Evi tercatat aktif sebagai anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah dan Pasukan Pengibar Bendera. Setelah menamatkan pendidikan SMA pada tahun 1987, Evi melanjutkan pendidikannya di jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI). Evi bergabung dengan Senat Mahasiswa FISIP UI dan memegang jabatan sebagai kepala bidang pendidikan. Ia juga menjadi anggota resimen mahasiswa UI.[1]
Evi lulus dari UI dengan gelar sarjana ilmu hubungan internasional pada tahun 1993. Setelah lulus, Evi menerima beasiswa Chevening untuk menempuh pendidikan magister di Universitas Leeds dan program beasiswa Fulbright untuk program magister di Universitas Ohio. Ia lulus dengan gelar magister dari Universitas Leeds pada tahun 1994 dan Universitas Ohio pada tahun 1995.[2][3] Evi kemudian meneruskan pendidikannya dengan menempuh studi doktoral di Universitas Nasional Australia. Ia memperoleh dukungan finansial melalui Australian Development Scholarship. Pembimbingnya selama menjalani studi doktoral adalah Andrew MacIntyre dan Jenny Corbett, dan Evi berhasil memperoleh gelar doktor pada tahun 2011[2][4]
Karier akademis
[sunting | sunting sumber]Evi mulai mengajar ilmu hubungan internasional di Universitas Indonesia pada tahun 1996.[5] Evi juga terlibat dalam organisasi internal di UI dan ikut terlibat dalam pembentukan kantor internasional UI. Evi menjabat sebagai kepala kantor tersebut sejak berdiri pada tahun 2003[6] hingga tahun 2005[5] Dengan pembentukan kantor tersebut, UI mulai menerima mahasiswa dari luar Indonesia. Evi ditugaskan oleh Rektor UI saat itu, Usman Chatib Warsa, untuk memimpin proses seleksi masuk mahaiswa internasional.[7] Evi kemudian juga diangkat menjadi sekretaris senat akademik Universitas Indonesia dari tahun 2011 hingga 2012 [5] dan anggota satuan tugas UI untuk urusan otonomi.[2]
Evi menjabat sebagai kepala departemen ilmu hubungan internasional UI dari tahun 2012 hingga 2016.[8] Selama masa jabatannya, Pusat Studi ASEAN berdiri sebagai hasil dari kerjasama antara departemen HI, FISIP UI, dan Kementerian Luar Negeri Universitas Indonesia.[9] Evi juga terlibat sebagai tim ahli yang bertugas untuk merumuskan isu-isu penting dalam debat pemilihan umum Presiden Indonesia 2014.[10] Evi sempat dicalonkan sebagai moderator debat tersebut, namun ia tidak terpilih.[11]
Pada tahun 2021, Evi dicalonkan menjadi dekan FISIP UI.[4] Dalam pemaparan visi-misi, Evi menyatakan tujuannya untuk:
- menjadikan FISIP UI sebagai pusat keunggulan ilmu-ilmu sosial di Asia Tenggara yang berperan aktif dan konstruktif dalam memperkuat UI dan berkontribusi terhadap masyarakat dan negara, dengan menyelenggarakan Tridharma yang unggul
- membangun human capital yang resilien dan kompetitif
- meningkatkan tata kelola dan ekosistem akademik yang kondusif,
- mengembangkan sistem keuangan dan pendanaan yang berkelanjutan, serta
- menggunakan jejaring dan ICT yang optimal.[12]
Pengukuhan sebagai guru besar
[sunting | sunting sumber]Evi diangkat menjadi guru besar dalam ilmu hubungan internasional pada tahun 1 Juli 2021 melalui surat keputusan dari Menteri Pendidikan, Kebudyaan, Riset, dan Teknologi.[5] Ia dikukuhkan menjadi guru besar pada tanggal 16 November 2021.[13] Evi merupakan guru besar ilmu hubungan internasional ketiga di Universitas Indonesia setelah Juwono Sudarsono pada tahun 1989[14] dan Zainuddin Djafar pada tahun 2010.[15] Evi merupakan guru besar ilmu hubungan internasional wanita pertama di Indonesia.[13]
Dalam pidato pengukuhannya, yang kemudian dipublikasikan sebagai artikel jurnal, Evi mendorong pengembangan paradigma non-Barat dalam ilmu hubungan internasional serta pembentukan mazhab ilmu hubungan internasional dari Indonesia. Evi mengusulakan pembentukan mazhab Depok, yang dapat dijabarkan lebih lanjut melalui pemikiran Juwono Sudarsono mengenai keterhubungan antara lima aspek geografis: lokal, provinsial, nasional, regional, dan global, serta tiga dimensi isu: keamanan politik, ekonomi, dan sosial budaya.[16]
Kehidupan pribadi
[sunting | sunting sumber]Evi menikah dengan Djaya Sukarno, yang dikenalnya saat menjadi anggota resimen mahasiswa. Djaya saat ini menjabat sebagai inspektur di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.[17] Pasangan ini memiliki dua orang anak.[1]
References
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c "Prof. Dra. Evi Fitriani, M.A., M.I.A., Ph.D : "Sebagai sebuah negara kita mengalami krisis national character dan national moral"". Ikatan Kekeluargaan Masyarakat Bangka Belitung. 12 October 2022. Diakses tanggal 22 Maret 2023.
- ^ a b c "dra. Evi Fitriani, M.A., Ph.D". University of Indonesia. Diakses tanggal 22 March 2023.
- ^ "Evi Fitriani - Alumni Detail - AMINEF". stu.aminef.or.id. Diakses tanggal 2023-03-22.
- ^ a b Wulandari, Trisna (29 October 2021). "Profil 4 Calon Dekan FISIP UI 2021-2025, Ada Nama Eks Jubir Presiden". Detik. Diakses tanggal 22 March 2023.
- ^ a b c d "Prof. Dra. Evi Fitriani, MA, PhD". Seleksi Calon Dekan dan Direktur. Diakses tanggal 22 March 2023.
- ^ SK Rektor 241A Tahun 2003 tentang Pembentukan Dan Pengangkatan Kepala International Office Universitas Indonesia Atas Nama Dra. Evi Fitriani, MA, MIA. NIP. 132176155
- ^ SK Rektor 188 Tahun 2004 Pembentukan dan Pengangkatan Panitia Ujian Masuk Kelas Internasional (UMKI) Universitas Indonesia Tahun 2004/2005
- ^ "Qi Huaigao and Xue Song, eds., Cooperative Development in the South China Sea: Policies, Obstacles, and Prospects". iis.fudan.edu.cn. Diakses tanggal 2023-03-22.
- ^ Napitupulu, Ester Lince (18 March 2013). "ASEAN Study Center Didirikan di Kampus UI". Kompas. Diakses tanggal 22 March 2023.
- ^ "Bahas Materi Debat Capres, KPU Undang Kedutaan dan TNI/Polri". Detik. 18 June 2014. Diakses tanggal 22 March 2023.
- ^ Aritonang, Deytri Robekka (17 June 2014). "Nomine Moderator Debat Capres Jadi 8 Orang". Kompas. Diakses tanggal 22 March 2023.
- ^ Soe, Della (20 October 2021). "Komitmen Bakal Calon Dekan FISIP UI: Dari Isu Akademis Hingga Kekerasan Seksual". Suara Mahasiswa. Diakses tanggal 22 March 2023.
- ^ a b "UI Lantik Evi Fitriani Jadi Guru Besar HI". Tempo. 16 November 2021. Diakses tanggal 22 March 2023.
- ^ Rahardjo, Iman Toto K. (2001). Bung Karno, bapakku, guruku, sahabatku, pemimpinku: kenangan 100 tahun Bung Karno. Gramedia Widiasarana Indonesia bekerjasama dengan Panitia Peringatan 100 Tahun Bung Karno. hlm. 1044. ISBN 978-979-695-394-3.
- ^ "UI Kukuhkan 3 Guru Besar". Kompas. 27 Oktober 2010. Diakses tanggal 2023-11-06.
- ^ Trihendrawan, Nuriwan (13 November 2021). "Evi Fitriani Dikukuhkan Jadi Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional UI". SindoNews. Diakses tanggal 22 March 2023.
- ^ "Pak Bas Rombak Jajaran di Kementerian PUPR, Ini Susunannya". SINDOnews Ekbis. Diakses tanggal 2023-11-06.