Lompat ke isi

Botolempangan, Bontoa, Maros

Koordinat: 4°54′40″S 119°35′36″E / 4.9111892°S 119.5933039°E / -4.9111892; 119.5933039
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

4°54′40″S 119°35′36″E / 4.9111892°S 119.5933039°E / -4.9111892; 119.5933039

Botolempangan
Kantor Desa Botolempangan
Kantor Desa Botolempangan di Jl. Poros Maros-Pangkep Km. 11, Dusun Lempangan
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenMaros
KecamatanBontoa
Kode pos
90554[1]
Kode Kemendagri73.09.05.2005 Edit nilai pada Wikidata
Luas12,59 km²
Jumlah penduduk3.602 jiwa tahun 2019
Kepadatan286,10 jiwa/km² tahun 2019
Jumlah RT18
Jumlah RW5
Jumlah KK750 tahun 2019
Peta
PetaKoordinat: 4°54′8.64″S 119°36′24.26″E / 4.9024000°S 119.6067389°E / -4.9024000; 119.6067389

Botolempangan (Lontara Bugis: ᨅᨚᨈᨚᨒᨙᨇᨂ, transliterasi: Botolémpangan; Lontara Makassar: ᨅᨚᨈᨚᨒᨙᨄᨂ, transliterasi: Botolémpangan) adalah nama sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Desa Botolempangan merupakan salah satu dari 9 desa/kelurahan di wilayah Kecamatan Bontoa yang terletak pada sebelah utara di Kabupaten Maros. Desa Botolempangan berstatus sebagai desa definitif dan tergolong pula sebagai desa swasembada (2011-2018). Desa Bontolempangang memiliki luas wilayah 12,59 km² dan jumlah penduduk sebanyak 3.602 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 286,10 jiwa/km² pada tahun 2019. Pusat pemerintahan desa ini berada di Dusun Lempangan. Desa Botolempangan memiliki potensi yang cukup besar karena terdapat tiga potensi alam yang mendukung di bidang perikanan, bidang pertanian, bidang pertambangan dan berada pada posisi perbatasan Kabupaten Maros dengan Kabupaten Pangkep.[2] Desa ini mudah diakses karena dilintasi oleh Jalan Raya Trans-Sulawesi.

Nama Desa Botolempangan terdiri dari dua morfem, yaitu Boto dan Lempangan. Boto berarti gelar sebuah nama seseorang yang memiliki keahlian disebut ahli nujum yang artinya dalam bahasa Makassar tau tarrusu atau tunipakammayya kananna. Lempangan berarti nama kampung yang berasal dari bahasa Bugis, yaitu Léppangên yang berarti tempat persinggahan. Léppangên terpengaruh dengan bahasa penduduk setempat dengan bahasa Makassar menjadi kata Lémpangan. Awal pemerintahan Desa Botolempangan disebut koordinator desa di bawah wilayah pemerintahan Distrik Bontoa dipimpin oleh koordinator desa, yaitu Ismail yang bergelar sebagai galla. Desa Botolempangan dipimpin pertama kalinya dengan seorang kepala desa definitif adalah Basrah Daeng Masiga (dipilih secara musyawarah dan disepakati oleh Gallarang Salenrang sebagai kepala desa). Dan kedudukan pusat pemerintahan desa berada di Kampung Lempangan (sekarang Dusun Lempangan) dan di bawah wilayah Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.[2]

Pemekaran

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1992 terjadi pemekaran wilayah kecamatan, maka Desa Botolempangan berada pada wilayah Kecamatan Maros Utara (sekarang nomenklatur Kecamatan Bontoa). Desa Botolempangan awalnya masuk dalam wilayah pemerintahan kecamatan Maros Baru, namun pada tanggal 23 Mei 1992 desa ini masuk dalam wilayah pemerintahan kecamatan Maros Utara (sekarang bernama kecamatan Bontoa) yang dimekarkan menjadi kecamatan baru. Pemekaran wilayah tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 1992 Pasal 5 Ayat 1 dan 2.

Wilayah Desa Botolempangan setelah terbentuknya desa pada tahun 1965 di bawah wilayah pemerintahan Kecamatan Bantimurung terdiri dari 6 kampung, yaitu Kampung Lempangan, Kampung Salenrang, Kampung Pannambungan, Kampung Ujung Bulu, Kampung Mangemba, dan Kampung Tangaparang. Pusat pemerintahan desa berkedudukan di Kampung Lempangan. Pada tahun 1992 pemekaran Kecamatan di Kabupaten Maros, terbentuk kecamatan definitif baru, yaitu Kecamatan Maros Utara dan Desa Botolempangan berada di bawah pemerintahan Kecamatan Maros Utara. Selanjutnya terjadi pemekaran desa, Desa Botolempangan di mekarkan dengan membentuk desa definitif baru, yaitu Desa Salenrang (sejak 20 November 1989 bernama Desa Persiapan Salenrang). Adapun wilayah kampung/dusun Desa Botolempangan setelah pemekaran adalah Dusun Lempangan, Dusun Ujung Bulu, Dusun Mangemba, Dusun Tangaparang, dan Dusun Tamangesang (hasil pemekaran Dusun Tangaparang pada tahun 2000).[2]

Riwayat kepala kampung/kepala dusun

[sunting | sunting sumber]

Estapet kepemimpinan kepala kampung atau kepala dusun wilayah Desa Botolempangan sebagai berikut:

  1. Kampung Lempangan
    1. Muhammad (gelar Gallarang)
    2. Lewa (gelar Gallarang)
    3. Borro (gelar Gallarrang)
    4. Mangngasi (gelar Gallarrang)
    5. Ismail/Samaila (gelar Gallarrang)
    6. Kolleng (gelar Gallarrang)
    7. Mansyur (gelar Rukun Kampung/RK)
    8. H. Ambo Upa (gelar Kepala Dusun)
    9. Rahmani (gelar Kepala Dusun)
  2. Kampung Ujung Bulu
    1. Janggo (gelar Matoa)
    2. Makkasau (gelar Matoa)
    3. H. Muh. Nur (gelar Matoa)
    4. Taji Daeng Sikki (gelar Rukun Kampung/RK)
    5. M. Alwi Daeng Nanrang (gelar Kepala Dusun)
    6. H. Amir Turu (gelar Kepala Dusun)
    7. Abd. Gaffar (gelar Kepala Dusun)
    8. H. Mustang (gelar Kepala Dusun)
  3. Kampung Mangemba
    1. Kambara (gelar Matoa)
    2. Tani (gelar Matoa)
    3. Hamzah (gelar Matoa)
    4. H. Muhammad Arsyad (gelar Kepala Dusun)
  4. Kampung Tangaparang
    1. Taru (gelar Matoa)
    2. Daeng Manyare (gelar Matoa)
    3. Dongi (gelar Matoa)
    4. Bampe (gelar Matoa)
    5. Nape (gelar Matoa)
    6. Nakku (gelar Matoa)
    7. Sunre (gelar Matoa)
    8. H. Yakka Daeng Naba (gelar Kepala Dusun)
    9. H. Hamir (gelar Kepala Dusun)
    10. H. Madeamin (gelar Kepala Dusun)
    11. Abdul Azis (gelar Kepala Dusun)
    12. Syamsul Bahri (gelar Kepala Dusun)
  5. Kampung Tamangesang
    1. Sakka (gelar Kepala Dusun)
    2. Lewanuddin (gelar Kepala Dusun)
    3. Sapri K. (gelar Kepala Dusun)

[2]

Kondisi geografis

[sunting | sunting sumber]
Peta

Pusat pemerintahan Desa Botolempangan berjarak 11 km dari pusat pemerintahan Kecamatan Bontoa di Panjallingan, Kelurahan Bontoa dan 12 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Maros di Kelurahan Pettuadae, Turikale.

Topografi

[sunting | sunting sumber]

Seluruh wilayah di Desa Botolempangan yang terdiri atas lima dusun diklasifikasikan sebagai wilayah dataran rendah dengan ketinggian bervariasi antara 0–80 mdpl. Satu dusun berada pada wilayah dataran dan empat dusun berada pada wilayah punggung bukit. Wilayah Desa Botolempangan terdiri atas wilayah pegunungan, pertanian, tambak, pemukiman, dan lain-lain.

Penggunaan tanah di Desa Botolempangan sebagian besar diperuntukan untuk tanah pertanian sawah dan kolam tambak ikan bandeng/udang windu sedangkan sisanya untuk tanah kering yang merupakan bangunan dan fasilitas-fasilitas lainnya.[2]

Orbitrasi

[sunting | sunting sumber]

Beberapa lokasi pada jarak orbitrasi atau pusat pemerintahan dari Desa Botolempangan adalah sebagai berikut:

  • Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan (Panjallingan): 11 km
  • Jarak dari pusat pemerintahan kabupaten (Turikale): 12 km
  • Jarak dari pusat pemerintahan provinsi (Makassar): 42 km
  • Sungai Kalibone
  • Sungai Sikapaya
  • Sungai Tampala

Batas wilayah

[sunting | sunting sumber]

Desa Botolempangan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Berbatasan
utara Kelurahan Bonto Langkasa (Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkep), Desa Panaikang (Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkep), dan Kelurahan Majannang (Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep)
selatan Desa Salenrang
barat Desa Minasa Upa
timur Desa Salenrang dan Kelurahan Tonasa (Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep)

Kondisi demografis

[sunting | sunting sumber]

Etnis dan bahasa

[sunting | sunting sumber]

Penduduk Desa Botolempangan dihuni oleh dua suku mayoritas, yaitu Suku Bugis dan Suku Makassar. Suku Makassar di desa ini merupakan penciri penutur Bahasa Makassar Dialek Lakiung yang masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sementara Suku Bugis di desa ini menuturkan Bahasa Bugis Dialek Maros sebagaimana penelitian Geografi Dialek Bahasa Bugis (1985) oleh linguis Timothy Friberg dan Barbara Friberg. Mayoritas Suku Makassar menghuni wilayah Dusun Lempangan dan Dusun Ujung Bulu. Sedangkan mayoritas Suku Bugis menghuni wilayah Dusun Mangemba, Dusun Tangaparang, dan Dusun Tamangesang. Dan mayoritas penduduk Desa Botolempangan beragama Islam.

Mata pencaharian

[sunting | sunting sumber]

Karena Desa Botolempangan merupakan desa pertanian, maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Mata pencaharian lainnya adalah buruh, PNS/karyawan, wiraswasta, dan TNI/Polri.[2]

Jumlah penduduk

[sunting | sunting sumber]

Desa Botolempangan memiliki luas 12,59 km² dan penduduk berjumlah 3.683 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 292,53 jiwa/km² pada tahun 2021. Adapun rasio jenis kelamin penduduk Desa Botolempangan pada tahun tersebut adalah 97,80. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak 97 penduduk laki-laki. Berikut ini adalah data jumlah penduduk Desa Botolempangan dari tahun ke tahun:

Tahun Laki-laki Perempuan Rasio Jenis Kelamin Jumlah Rumah Tangga Total Penduduk (jiwa) Pertumbuhan Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (jiwa/km²) Referensi
2009 1.524 1.634 93,27 N/A 3.148 N/A 250,04 [3]
2010 1.610 1.725 93,33 763 3.335 187 264,89 [3]
2011 1.610 1.726 93,28 775 3.336 1 264,97 [4]
2012 1.612 1.725 93,45 778 3.337 1 265,05 [5]
2013 1.624 1.745 93,07 N/A 3.369 32 267,59 [6]
2014 1.686 1.785 94,45 803 3.471 102 275,69 [7]
2015 1.703 1.796 94,82 810 3.499 28 277,92 [8]
2016 1.720 1.816 94,71 819 3.536 37 280,86 [9]
2017 1.736 1.817 95,54 827 3.553 17 282,21 [10]
2018 1.751 1.827 95,84 743 3.578 25 284,19 [11]
2019 1.766 1.836 96,19 750 3.602 24 286,10 [12]
2020 1.845 1.927 95,74 N/A 3.772 170 299,60 [13]
2021 1.821 1.862 97,80 1.094 3.683 89 292,53 [14]

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Masyarakat Desa Botolempangan sudah berhasil melanjutkan pendidikan sampai perguruan tinggi bahkan sudah ada yang mencapai gelar S2 dan berkiprah di pemerintahan dan akademisi yang ada di Kota Makassar. Namun demikan, masih banyak diantara masyarakat yang belum melanjutkan pendidikannya bahkan putus sekolah di semua jenjang pendidikan disebabkan karena faktor ekonomi dan sarana prasarana pendidikan yang sangat terbatas dan sarana prasarana pendukung lainnya seperti akses jalan yang masih kurang.

Rukun tetangga

[sunting | sunting sumber]
  • 2010: TBA
  • 2011: 18
  • 2012: 18
  • 2013: 18
  • 2014: 18
  • 2015: 18
  • 2016: 18
  • 2017: 18
  • 2018: 18
  • 2019: 18
  • 2020: TBA

Rukun warga

[sunting | sunting sumber]
  • 2010: TBA
  • 2011: 5
  • 2012: 5
  • 2013: 5
  • 2014: 5
  • 2015: 5
  • 2016: 5
  • 2017: 5
  • 2018: 5
  • 2019: 5
  • 2020: TBA

Blok sensus

[sunting | sunting sumber]
  • 2010: TBA
  • 2011: 9
  • 2012: 9
  • 2013: 9
  • 2014: 9
  • 2015: 9
  • 2016: 9
  • 2017: 9
  • 2018: 9
  • 2019: TBA
  • 2020: TBA

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]
Kegiatan kerja bakti di Kantor Desa Botolempangan

Pembagian wilayah administrasi

[sunting | sunting sumber]

Desa Botolempangan memiliki lima wilayah pembagian administrasi daerah tingkat V (lima) berupa dusun sebagai berikut:

  1. Dusun Lempangan
    1. Kampung Bakunga
  2. Dusun Mangemba
    1. Kampung Bulu Toa
  3. Dusun Tamangesang
    1. Kampung Baru
  4. Dusun Tangaparang
  5. Dusun Ujung Bulu
    1. Kampung Tiua

Rukun warga

[sunting | sunting sumber]

Desa Botolempangan memiliki 5 wilayah pembagian administrasi berupa rukun warga (RW) sebagai berikut:

  1. RW 001 Dusun Lempangan
  2. RW TBA
  3. RW 003 Dusun Mangemba
  4. RW TBA
  5. RW TBA

Rukun tetangga

[sunting | sunting sumber]

Desa Botolempangan memiliki 18 wilayah pembagian administrasi berupa rukun tetangga (RT) sebagai berikut:

  1. RT 001/RW 001 Dusun Lempangan
  2. RT 002/RW 001 Dusun Lempangan
  3. RT 003/RW 001 Dusun Lempangan
  4. RT 004/RW 001 Dusun Lempangan
  5. RT 001/RW 003 Dusun Mangemba
  6. RT 002/RW 003 Dusun Mangemba
  7. RT 001/Dusun Ujung Bulu
  8. RT 002/Dusun Ujung Bulu
  9. RT TBA
  10. RT TBA
  11. RT TBA
  12. RT TBA
  13. RT TBA
  14. RT TBA
  15. RT TBA
  16. RT TBA
  17. RT TBA
  18. RT TBA

Daftar kepala desa

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah daftar kepala desa di Desa Botolempangan dari masa ke masa sejak pembentukannya pada tahun 1965:

No. Foto Nama Awal Menjabat Akhir Menjabat Keterangan Referensi
1. Ismail 1965 1965 koordinator desa; galla Botolempangan dibawah pemerintahan administratif Distrik Bontoa [2]
2. Basrah Daeng Masiga 1965 1968 kepala desa definitif pertama; dipilih secara musyawarah dan disepakati Gallarang Salenrang sebagai kepala desa [2]
3. H. Sattar Daeng Emba 1968 1978 kepala desa definitif [2]
4. Batollah Daeng Gassing 1978 1982 kepala desa definitif [2]
5. Ambo Beta 1982 1986 kepala desa definitif [2]
6. H. Yakka Daeng Naba 1986 1997 kepala desa definitif [2]
7. H. Maing, S.IP. 1997 2005 kepala desa definitif [2]
(7.) H. Maing, S.IP. 2005 11 Januari 2012 kepala desa definitif [2]
8. Abdul Asis 11 Januari 2012 11 Januari 2018 kepala desa definitif [2][15]
9. Muhammad Idris 11 Januari 2018 7 Februari 2019 plt. kepala desa [2]
10. Muhammad Warif, S.Pd.I., M.Pd.I. 7 Februari 2019 sedang menjabat kepala desa definitif; pemenang Pilkades Botolempangan 2018 [2]


Daftar kepala dusun

[sunting | sunting sumber]

Kepala Dusun Tamangesang

[sunting | sunting sumber]
  • TBA

Kepala Dusun Ujung Bulu

[sunting | sunting sumber]
  • TBA

Kepala Dusun Lempangan

[sunting | sunting sumber]
  • TBA

Kepala Dusun Tangaparang

[sunting | sunting sumber]
  • Syamsul Bahri, S.M. (2022)

Kepala Dusun Mangemba

[sunting | sunting sumber]
  • Darwis (2022)

Daftar sekretaris desa

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah daftar sekretaris desa di Desa Botolempangan:

No. Foto Nama Awal Menjabat Akhir Menjabat Keterangan
TBA TBA TBA TBA TBA TBA
TBA TBA TBA TBA TBA TBA
TBA TBA Rabanong, S.IP TBA sedang menjabat


Perangkat desa

[sunting | sunting sumber]
  • BPD Botolempangan
  • BUMDes Lempangan Jaya
  • PKK Desa Botolempangan

Fasilitas

[sunting | sunting sumber]
  • Kantor Desa Botolempangan

Desa wisata

[sunting | sunting sumber]
Pemandangan di sekitar Wisata Istana Karst Ujung Bulu di Dusun Ujung Bulu, Desa Botolempangan

Desa Botolempangan telah menjadi salah satu desa wisata dengan sajian pemandangan karst yang unik. Bernama Destinasi Wisata Karts Ujung Bulu yang terletak Dusun Ujung Bulu. Estetika keindahan alam di Destinasi Wisata Karts Ujung Bulu tak hanya menampilkan keelokan alam, namun menawarkan nilai yang kaya akan sejarah, seperti menyajikan panorama bebatuan labirin, yang terintegrasi dengan Geopark Nasional Maros-Pangkep. Panorama keindahan alam Istana Karst tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan destinasi-destinasi wisata alam lainnya yang ada di Kabupaten Maros, perpaduan antara karst dan danau dan pepohonan yang masih hijau menandakan semua masih alami. Di kawasan istana karst masih sering dijumpai binatang endemik berupa dare' (Macaca maura), meskipun tergolong liar tapi aman bagi pengunjung. Masyarakat Desa Botolempangan masih mempertahankan budaya santun dengan pengunjung sehingga setiap pengunjung mudah berbaur dengan masyarakat. Panorama keindahan batuan karts, persawahan, tambak dan keindahan pegunungan, disertai gua-gua yang mempunyai peninggalan prasejarah, adat-istiadat di area sekitar istana karts masih kental dalam kehidupan sehari-hari.

Tahun Nomenklatur Nilai Kategori Posisi ADWI Status Referensi
2021 Desa Wisata Istana Karst Botolempangan 23,00 Berkembang Tidak masuk Terverifikasi Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Maros [16]
2022 Desa Wisata Istana Karst Botolempangan Berkembang Tidak masuk Terverifikasi Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Maros [16]
2023 Desa Wisata Istana Karst Botolempangan Berkembang 500 besar Terverifikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI [16]

Indeks desa membangun

[sunting | sunting sumber]

Data informasi mengenai Indeks Desa Membangun (IDM) berperan membantu upaya pemerintah dalam memahami kondisi desa. Data yang diekspos sangat penting dalam perencanaan agar setiap tahun ada peningkatan status desa. Setiap tahun status desa diperbarui sesuai dengan capaian yang ada dalam indeks desa membangun. Tim ahli IDM yang menilai terdiri dari tenaga ahli bidang infrastruktur, pengembangan masyarakat desa, perencanaan partisipatif, dan pelayanan sosial dasar. IDM ini mengukur aspek indeks pembangunan desa, yakni ketahanan sosial, ketahanan lingkungan, dan ketahanan ekonomi. Indeks Desa Membangun meliputi kategori sangat tertinggal, tertinggal, berkembang, maju, dan mandiri. Kategori desa mandiri adalah kategori ideal yang ingin dicapai.

Pada tahun 2020, prestasi Indeks Desa Membangun (IDM) dari Desa Botolempangan mendapatkan raihan nilai 0,6651 dan diklasifikasikan dengan status desa berkembang di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.

Tahun Nilai IDM Desa Status IDM Desa Peringkat Referensi
Dalam Kecamatan Dalam Kabupaten Dalam Provinsi Nasional
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016 0,6237 berkembang 2 20 473 18.789 [17]
2017
2018 0,6525 berkembang 3 13 384 16.188 [18]
2019
2020 0,6651 berkembang 5 37 864 28.890 [19]
2021 0,6670 berkembang 5 49 1.121 33.523 [20]
2022 0,6689 berkembang 40.800
IDM Desa Botolempangan
Sumber: Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kemendes PDTT RI

APBD desa

[sunting | sunting sumber]

Tahun 2020

[sunting | sunting sumber]
  • Pendapatan: Rp 1.792.835.931,00[21]
  • Belanja: Rp 1.812.399.909,00[21]

Tahun 2022

[sunting | sunting sumber]
  • Pendapatan: Rp 1.809.507.000,00
  • Belanja: Rp 1.831.606.382,00

Tempat menarik

[sunting | sunting sumber]

Tempat ibadah

[sunting | sunting sumber]
  • Masjid Baital Faizin, Dusun Lempangan
  • Masjid Baitul Mu'minin, Dusun Mangemba
  • Masjid Baitussalihin, Dusun Tangaparang
  • Masjid Al Gazali, Dusun Tamangesang
  • Masjid Nurul Huda, Dusun Ujung Bulu

[2]

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Daftar sekolah

[sunting | sunting sumber]

Sarana prasarana pendidikan terdiri dari tiga unit Taman Kanak-kanak (TK), dan tiga unit Sekolah Dasar (SD). Saat ini di Desa belum terdapat sekolah tingkat SLTP maupun SMA yang akan menjadi salah satu program prioritas pemerintah desa dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat desa. Sebagai langkah awal, saat ini pemerintah desa merintis sebuah lembaga pendidikan madrasah tingkat SLTP dimana siswa-siswi direkrut dari tamatan SD yang tidak lanjut/putus sekolah.

  • KB Al-Fathinah Mangemba, Dusun Mangemba
  • KB Nusantara Tamangesang, Dusun Tamangesang
  • KB Perintis, Dusun Lempangan
  • PAUD Lestari, Dusun Tangaparang
  • Sanggar Taman Pendidikan Al-Qur'an Mangemba, Dusun Mangemba
  • UPTD SD Negeri 71 Inpres Lempangan, Jl. Poros Maros-Pangkep, Dusun Lempangan
  • UPTD SD Negeri 166 Inpres Mangemba, Dusun Mangemba
  • UPTD SD Negeri 36 Tangaparang, Dusun Tangaparang
  • MA Al-Wasi Bontoa, Dusun Ujung Bulu
  • MTs Al-Wasi Bontoa, Dusun Ujung Bulu

[22][23]

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]
  • 2010: TBA Posyandu
  • 2011: 1 buah Pustu, 1 buah Poskesdes, & 5 buah Posyandu
  • 2012: 1 buah Pustu, 1 buah Poskesdes, & 5 buah Posyandu
  • 2013: 1 buah Pustu, 1 buah Poskesdes, & 5 buah Posyandu
  • 2014: 1 buah Pustu, 1 buah Poskesdes, & 5 buah Posyandu
  • 2015: 1 buah Pustu, 1 buah Poskesdes, & 5 buah Posyandu
  • 2016: 1 buah Pustu, 1 buah Poskesdes, & 5 buah Posyandu
  • 2017: 1 buah Pustu, 1 buah Poskesdes, & 5 buah Posyandu
  • 2018: 1 buah Pustu, 1 buah Poskesdes, & 5 buah Posyandu
  • 2019: TBA buah Poskesdes & TBA Posyandu
  • 2020: TBA buah Poskesdes & TBA Posyandu

Fasilitas

[sunting | sunting sumber]
  • 2010: TBA buah pos ronda
  • 2011: 5 buah pos ronda
  • 2012: 5 buah pos ronda
  • 2013: 5 buah pos ronda
  • 2014: 5 buah pos ronda
  • 2015: 5 buah pos ronda
  • 2016: 5 buah pos ronda
  • 2017: 5 buah pos ronda
  • 2018: 5 buah pos ronda
  • 2019: 5 buah pos ronda
  • 2020: TBA buah pos ronda

Iklim Desa Botolempangan, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Botolempangan, Kecamatan Bontoa.[2]

Pertanian

[sunting | sunting sumber]

Lahan pertanian di Desa Botolempangan khususnya lahan persawahan sangat memberi potensi yang cukup besar karena memiliki luas areal persawahan 350 Ha. Jika sawah tersebut diolah dengan baik akan dapat memberiakan hasil panen sampai dua kali setahun dengan dukungan pengairan teknis maka dapat menghasilkan produksi gabah/padi yang cukup mensejahterakan rakyat.[2]

Perikanan

[sunting | sunting sumber]

Bidang perikanan juga termasuk potensi yang cukup besar dengan luas tambak 190 Ha dapat menghasilkan produksi udang windu dan ikan bandeng bahkan ikan tawar lainnya. Hal ini dapat memberikan kontribusi untuk konsumsi ikan di Kota Makassar dan daerah lainnya. Udang windu merupakan komoditas ekspor yang bisa menghasilkan devisa.[2]

Fasilitas

[sunting | sunting sumber]
  • Dermaga Nelayan Botolempangan

Peternakan

[sunting | sunting sumber]
Warga Desa Botolempangan sedang memberikan makan hewan ternaknya.

Bidang peternakan merupakan salah satu potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan seperti peternakan sapi, kambing, ayam, dan itik karena ketersediaan lahan yang mendukung pengembangan usaha peternakan misalnya tersedianya lahan untuk pengembangbiakan sapi maupun penggemukan.[2]

Infrastruktur

[sunting | sunting sumber]

Sarana prasarana perhubungan

[sunting | sunting sumber]

Desa Botolempangan berada pada Jalan Raya Trans-Sulawesi (Poros Maros-Pangkep). Selain itu, ada jalan alternatif yang bisa menghubungkan antar dusun di Desa Botolempangan dan menghubungkan dengan satu kecamatan di Kabupaten Pangkep, yaitu Kecamatan Balocci. Untuk sampai ke lokasi desa ini bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan mobil atau motor dengan jarak tempuh sekitar satu setengah jam dari Kota Turikale ke arah utara perbatasan Kabupaten Pangkep. Selain itu bisa menempuhnya menggunakan jalur sungai dari Sungai Kalibone dengan menggunakan perahu Jolloro' atau katinting. Sungai Kalibone bermuara ke Selat Makassar sehingga perahu-perahu dari gugusan pulau kecil di sekitarnya dapat masuk menuju ke desa ini. Di Dusun Ujung Bulu, saat ini sedang dalam proses pengerjaan jalur kereta api Makassar–Parepare.

  • Jalur rel kereta api, Dusun Ujung Bulu dan Dusun Lempangan
  • Jalan Poros Maros-Pangkep

Riwayat bencana

[sunting | sunting sumber]

Desa Botolempangan salah satu desa yang telah terdampak lama dengan krisis air bersih di Kecamatan Bontoa pada musim kemarau. Terkadang mereka membeli air bersih dalam bentuk jeriken. Pada 29 Mei 2022, masyarakat Desa Botolempangan merasa senang karena mereka telah menemukan sumber mata air yang berada di Leang Botting. Sumber mata air tersebut nantinya akan ditampung pada tempat penampungan air yang dibangun oleh pemerintah Desa Botolempangan.

  • 20 Februari 2022: angin puting beliung

Kuliner desa

[sunting | sunting sumber]
  • Cucuru' bayao
  • Barongko
  • Onde-onde/klepon

Organisasi kemasyarakatan/perkumpulan

[sunting | sunting sumber]

Galeri foto

[sunting | sunting sumber]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Kode Pos Desa Bontolempangang
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v Tim Penyusun (2015). Naskah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tahun 2015–2019 Desa Botolempangan, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros. Desa Botolempangan: Kepala Desa Botolempangan, Peraturan Desa Botolempangan No. 01 Tahun 2015.
  3. ^ a b BPS Kabupaten Maros (2011-01-03). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2011. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  4. ^ BPS Kabupaten Maros (2013-01-30). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2012. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  5. ^ BPS Kabupaten Maros (2013-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2013. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  6. ^ BPS Kabupaten Maros (2014-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2014. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  7. ^ BPS Kabupaten Maros (2015-10-31). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2015. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  8. ^ BPS Kabupaten Maros (2016-07-29). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2016. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  9. ^ BPS Kabupaten Maros (2017-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2017. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  10. ^ BPS Kabupaten Maros (2018-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2018. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  11. ^ BPS Kabupaten Maros (2019-09-26). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2019. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  12. ^ BPS Kabupaten Maros (2020-09-28). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2020. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-19. 
  13. ^ BPS Kabupaten Maros (2021-09-24). Kecamatan Bontoa Dalam Angka 2021. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. hlm. 20. Diakses tanggal 2022-03-26. 
  14. ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 4 April 2022. 
  15. ^ Mutmainnah (11 Januari 2012). "Bupati Maros Lantik Kades Botolempangan". makassar.tribunnews.com. Diakses tanggal 1 Juli 2022. 
  16. ^ a b c Jadesta Kemenparekraf RI. "Desa Wisata Istana Karst Botolempangan". jadesta.kemenparekraf.go.id. Diakses tanggal 8 April 2022. 
  17. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2016). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2016. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-05-29. 
  18. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2018). Peringkat Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2018. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-06-09. 
  19. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2020). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2020. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-05-28. 
  20. ^ Tim Penyusun Kemendes PDTT RI (2021). Peringkat Status Indeks Desa Membangun (IDM) Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa Tahun 2021. idm.kemendesa.go.id. Kemendes PDTT RI. Diakses tanggal 2022-05-27. 
  21. ^ a b Pemerintah Daerah Kabupaten Maros (2020-03-24). Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Bontolempangang Tahun 2020 (PDF). maroskab.go.id. Pemerintah Daerah Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-20. 
  22. ^ "Data Referensi - Kementerian Pendidikan & Kebudayaan RI". www.referensi.data.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli (Daftar) tanggal 2022-03-16. Diakses tanggal 29 April 2022. 
  23. ^ "Data Referensi - Kementerian Pendidikan & Kebudayaan RI: PAUD". www.referensi.data.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli (Daftar) tanggal 2022-03-09. Diakses tanggal 4 Mei 2022. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]