Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang
Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang | |
---|---|
日本の軍隊 Nihon no guntai | |
Didirikan | 3 Januari 1868[1] |
Dibubarkan | 30 November 1945 |
Angkatan | Angkatan Darat Kekaisaran Jepang Pasukan Udara Angkatan Darat Kekaisaran Jepang Teishin Shudan Giretsu Kempeitai Angkatan Laut Kekaisaran Jepang |
Markas besar | Markas Besar Kekaisaran |
Kepemimpinan | |
Kaisar | Meiji (1868–1912) Taishō (1912–1926) Hirohito (1926–1945) |
Kekuatan personel | |
Wajib militer | 18–35 |
Artikel terkait | |
Operasi militer | Sejarah Militer Jepang |
Jenjang pangkat | Pangkat Angkatan Darat Pangkat Angkatan Laut |
Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang (日本の軍隊 , Nihon no guntai) adalah gabungan kekuatan militer Kekaisaran Jepang. Dibentuk pada masa Restorasi Meiji di tahun 1868,[1] Angkatan bersenjata tersebut dibubarkan di tahun 1945, sesaat setelah Jepang kalah dari Sekutu pada Perang Dunia II; Konstitusi Jepang yang direvisi, disusun ketika Pendudukan Jepang oleh Sekutu, konstitusi tersebut mengganti Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang dengan Pasukan Bela Diri Jepang yang ada hingga saat ini.[2]
Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang berfungsi sebagai cabang utama dari Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang, dengan kekuatan udara yang terbagi dua oleh Pasukan Udara Angkatan Darat Kekaisaran Jepang yang dikendalikan oleh Angkatan Darat dan Pasukan Udara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang dikendalikan oleh Angkatan Laut.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang didirikan atas dekrit yang dikeluarkan pada 3 Jauari 1868, sebagai bagian dari reorganisasi angkatan darat Jepang dan implementasi inovasi selama Restorasi Meiji. Reorganisasi angkatan darat dan laut selama masa Meiji meningkatkan kekuatan militer Jepang, memungkinkan Tentara Kekaisaran Jepang dan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang meraih kemenangan besar, seperti pada Perang Tiongkok-Jepang Pertama dan Perang Rusia-Jepang.
Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang juga bertugas selama Perang Dunia I dan II. Angkatan Bersenjata tersebut beroperasi sampai Menyerahnya Jepang setelah Perang Dunia II di tahun 1945.
Organisasi
[sunting | sunting sumber]Selama masa sebelum perang, angkatan darat dan laut memiliki cabang sekolah terpisah.[3] Sejak era Meiji, Domain Choshu dari Prefektur Yamaguchi mendominasi jabatan militer di Angkatan Darat.[3] Sementara, Angkatan Laut didominasi oleh Domain Satsuma dari Prefektur Kagoshima.[3] Hal tersebut membuat kedua cabang militer tersebut beroperasi secara mandiri dibandingkan dalam satu payung strategi.[3]
Selama masa Showa, Angkatan Darat dan Laut memiliki pandangan yang berbeda terhadap sekutu dan musuh.[3] Angkatan Darat menganggap Jerman Nazi sebagai sekutu alamiah sedangkan Uni Soviet dianggap sebagai ancaman. Angkatan Laut menekankan bahwa kolaborasi dengan Jerman Nazi akan merusak hubungan dengan Inggris dan Amerika Serikat.[3]
Beberapa persenjataan juga dibeli secara terpisah.[3] Misalnya Angkatan Darat mengamankan kapal dan kapal selam rancangannya sendiri pada Perang Dunia ke-2.[3] Mantan Perdana Menteri Shigeru Yoshida mengkritisi perpecahan yang terjadi dalam Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang.[3]
Kaisar | ||
---|---|---|
Dewan Penasihat Militer | ||
Markas Besar Kekaisaran | ||
Angkatan Darat | Angkatan Laut | Badan Khusus |
Menteri Perang | Menteri Angkatan Laut | Aide-de-camp Kaisar |
Kantor Staf Umum | Staf Umum Angkatan Laut | Tōgūbukan |
Inspektorat Jenderal Diklat Militer | Komandan Armada | Aide-de-camp keluarga Kaisar |
Komandan Wilayah Militer | Pangkalan Angkatan Laut | Atase pertahanan |
Persaingan antar angkatan
[sunting | sunting sumber]Angkatan Darat dan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang mempunyai persaingan antar pasukan yang sengit yang berpusat pada bagaimana Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang harus mengamankan wilayah yang mengandung sumber daya alam berharga yang tidak tersedia di dalam negeri untuk bahan bakar dan menumbuhkan perekonomian Jepang. Angkatan Darat umumnya mendukung doktrin Hokushin-ron yang mengedepankan ekspansi wilayah ke Manchuria and Siberia dan menjadikan angkatan darat sebagai aktor utama, sementara Angkatan Laut mendukung doktrin Nanshin-ron yang mengedepankan bahwa Jepang harus berekspansi ke wilayah Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik dan akan bergantung pada angkatan laut untuk melakukan ekspansi tersebut.
Kronologi
[sunting | sunting sumber]Era | Tahun | Peristiwa | |
---|---|---|---|
Masehi | Jepang | ||
Meiji | 1870 | 3 Meiji | Disahkannya sistem militer terpadu (Angkatan Darat bergaya Prancis, Angkatan Laut bergaya Inggris). |
1871 | 4 Meiji | Pengawal Kekaisaran (御親兵 , Goshinpei) dibentuk dengan sumbangan pasukan dari Satsuma, Choshu, dan Tosa. | |
1873 | 6 Meiji | Disahkannya perintah Wajib Militer. | |
1874 | 7 Meiji | Pemberontakan Saga dan Invasi Jepang ke Taiwan. | |
1875 | 8 Meiji | Peristiwa Pulau Ganghwa. | |
1876 | 9 Meiji | Pemberontakan Shinfuren, Pemberontakan Akizuki, dan Pemberontakan Hagi. | |
1877 | 10 Meiji | Pemberontakan Satsuma | |
1882 | 15 Meiji | Pengesahan Reskrip Kekaisaran kepada Prajurit. | |
1888 | 21 Meiji | Pengesahan Peraturan Staf Umum Angkatan Darat, Peraturan Staf Umum Angkatan Laut, dan Peraturan Markas Besar Divisi. | |
1889 | 22 Meiji | Pengesahan Konstitusi Kekaisaran Jepang. | |
1893 | 26 Meiji | Pengesahan Peraturan Markas Besar Kekaisaran pada Masa Perang. | |
1894 | 27 Meiji | Perang Tiongkok-Jepang Pertama. | |
1895 | 28 Meiji | Akhir Perang Tiongkok-Jepang Pertama. Taiwan diambil alih oleh Kekaisaran melalui Perjanjian Shimonoseki. | |
1899 | 32 Meiji | Pemberontakan Boxer | |
1900 | 33 Meiji | Pembentukan sistem perwira militer aktif dari menteri militer. | |
1904 | 37 Meiji | Perang Rusia-Jepang | |
1905 | 38 Meiji | Invasi Sakhalin, akhir dari Perang Rusia-Jepang. | |
Taishō | 1913 | 2 Taishō | Menteri militer dapat diangkat sebagai jenderal cadangan, cadangan, atau pensiunan. |
1914 | 3 Taishō | Skandal Siemens, Perang Dunia I (Pengepungan Tsingtao) | |
1918 | 7 Taishō | Intervensi Siberia, akhir Perang Dunia I. | |
1919 | 8 Taishō | Pengesahan Peraturan Markas Besar Tentara Kwantung. | |
1920 | 9 Taishō | Insiden Nikolayevsk | |
1921 | 10 Taishō | Traktat Angkatan Laut Washington. | |
1923 | 12 Taishō | Insiden Amakasu | |
1925 | 14 Taishō | Akhir Intervensi Siberia, Perlucutan Senjata Kazushige Ugaki. | |
Shōwa | 1927 | 2 Shōwa | Masalah Shandong (pengiriman Pasukan Kwantung pertama), Insiden Nanking Pertama. |
1928 | 3 Shōwa | Insiden Jinan (pengiriman Pasukan Kwantung kedua), Insiden Huanggutun. | |
1930 | 5 Shōwa | Traktat Angkatan Laut London, Insiden Musha. | |
1931 | 6 Shōwa | Insiden Maret, Insiden Manchuria, Insiden Oktober. | |
1932 | 7 Shōwa | Insiden 28 Januari, Insiden 15 Mei, pendirian Manchukuo. | |
1934 | 9 Shōwa | Dihapuskannya Traktat Angkatan Laut Washington. | |
1936 | 11 Shōwa | Insiden 26 Februari, dikembalikannya sistem dinas militer aktif menteri militer, Pakta Anti-Komintern. | |
1937 | 12 Shōwa | Perang Tiongkok-Jepang Kedua: Insiden Jembatan Marco Polo, Pemberontakan Tongzhou, Pertempuran Beiping-Tianjin, Pertempuran Shanghai, Pembantaian Nanking. | |
1938 | 13 Shōwa | Pertempuran Wuhan, Pertempuran Danau Khasan, Pengesahan Undang-Undang Mobilisasi Nasional. | |
1939 | 14 Shōwa | Pertempuran Khalkhin Gol. | |
1940 | 15 Shōwa | Pencaplokan Indochina Prancis. | |
1941 | 16 Shōwa | Deklarasi perang Jepang terhadap Amerika Serikat dan Kerajaan Inggris, Perang Asia Timur Raya (Perang Pasifik), Operasi Selatan (Invasi Hongkong, Pertempuran Malaya, Pengeboman Pearl Harbor, dan lain sebagainya.), Penenggelaman HMS Prince of Wales dan Repulse. | |
1942 | 17 Shōwa | Pertempuran Rabaul, Kejatuhan Singapura, Pengeboman Darwin, Kampanye Hindia Belanda, Pertempuran Jalan Yunnan–Burma, Pertempuran Sailan, Pertempuran Midway, Kampanye militer Kokoda Track. | |
1943 | 18 Shōwa | Pertempuran Guadalcanal, Pertempuran Attu, dibunuhnya Laksamana Yamamoto. | |
1944 | 19 Shōwa | Kasus B Angkatan Laut, Operasi U-Go, Operasi Ichi-Go, Kampanye militer Kepulauan Mariana dan Palau, Pertempuran Filipina, pembentukan tokubetsu kōgeki tai. | |
1945 | 20 Shōwa | Konferensi Yalta, Pembantaian Manila, Pertempuran Iwo Jima, Pengeboman Tokyo 10 Maret, Pertempuran Okinawa, Partisipasi Soviet dalam konfrontasi terhadap Jepang (Invasi Soviet ke Manchuria, Invasi Soviet ke Sakhalin, Pertempuran Shumshu), Penerimaan Deklarasi Potsdam, Invasi Kepulauan Kuril oleh Soviet, Menyerahnya Jepang, Kementerian Angkatan Darat dan Kementerian Angkatan Laut diubah menjadi Kementerian Demobilisasi I dan Kementerian Demobilisasi II. | |
1946 | 21 Shōwa | Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh dibuka, disahkannya Konstitusi Jepang. | |
1947 | 22 Shōwa | Implentasi Konstitusi Jepang. | |
1950 | 25 Shōwa | Dibentuknya Polisi Nasional Cadangan. | |
1952 | 27 Shōwa | Reorganisasi Pasukan Keamanan Nasional. | |
1954 | 29 Shōwa | Dibentuknya Pasukan Bela Diri (Angkatan Darat, Laut, Udara) dan pembentukan Badan Militer (beralih nama menjadi Kementerian Pertahanan di tahun 2007). |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "'Pemulihan' pemerintahan kekaisaran dapat dilihat berdasarkan dekrit tanggal 3 Januari 1868." Jansen, Marius B. (2000). The Making of Modern Japan. Cambridge: Harvard University Press. p. 334.
- ^ "Chronological table 5 1 December 1946 - 23 June 1947". National Diet Library. Diakses tanggal September 30, 2010.
- ^ a b c d e f g h i Junnosuke Kobara (November 14, 2021). "Taiwan threat tears down silos at Japan's Self-Defense Forces". Nikkei. Diarsipkan dari versi asli tanggal November 13, 2021.