Lompat ke isi

Al-Akhnas bin Syuraiq

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Al-Akhnas bin Syuraiq
LahirSebelum Hijrah
Meninggal57 H
Suami/istriKhalidah binti Abi al-Ash bin Umayyah
AnakAl-Mughirah bin al-Akhnas
Orang tua
  • Syuraiq bin 'Amr (bapak)

Al-Akhnas bin Syuraiq bin 'Amr bin Wahab bin 'Ilaj bin Abi Salamah bin Abd Al-Uzza bin Ghirah bin 'Auf bin Tsaqif al-Tsaqafi, kunyah-nya adalah Abu Tsa'labah, sedangkan nama aslinya adalah Ubay, merupakan salah satu dari bangsawan Bani Tsaqif dan memiliki status terhormat di kalangan orang Arab maupun suku Quraisy, dan pemegang sumpah kesetiaan Bani Zuhrah dari Quraisy, jadi dia adalah pemimpin Bani Zuhrah, dia merupakan seorang yang bijaksana, cerdik, manis tutur katanya, dan tampan.

Keturunannya

[sunting | sunting sumber]

Al-Akhnas menikah dengan Khalidah binti Abi al-Ash bin Umayyah, bibinya Utsman bin 'Affan dan memiliki putra yang bernama al-Mughirah.[1] Al-Mughirah membela Utsman pada hari-hari pengepungannya oleh para pemberontak, dan menjadi martir (syahid) pada peristiwa itu.[2]

Alasan dibalik penamaan Al-Akhnas

[sunting | sunting sumber]

Dia dipanggil al-Akhnas karena dia kembali ke Mekah bersama Bani Zuhrah dari medan Badar setelah datangnya berita kepada mereka bahwa Abu Sufyan berhasil lolos dari sergapan kaum muslimin bersama dengan kafilah dagangnya, kemudian dikatakan kepada mereka : “Khannasa Al-Akhnas bi-Bani Zuhrah” (Akhnas telah bersembunyi bersama Bani Zuhroh) maka iapun dijuluki demikian.

Masuk Islam

[sunting | sunting sumber]

Diriwayatkan mengenai kisah keislamannya sebagai berikut :

Pada suatu malam, tiga orang kafir Makkah yaitu Abu Sufyan, Abu Jahal, dan Al-Akhnas berkumpul dan mendengarkan lantunan bacaan al-quran secara sembunyi-sembunyi, kemudian Al-Akhnas bertanya pada Abu Sufyan : bagaimana pendapatmu mengenai isi bacaan tersebut ? Abu Sufyan menjawab : aku mengakui kebenaran sebagian isinya dan mengingkari sebagian lainnya, lalu bagaimana denganmu ? Al-Akhnas menjawab : Aku berfikir itu adalah sebuah kebenaran.[3]

Ibnu Atiyah meriwayatkan dari As-Suddi bahwa Al-Akhnas mendatangi Nabi Muhammad sembari menampakkan keislamannya, namun kemudian melarikan diri setelah itu, hingga dia melewati perkampungan kaum muslimin, lalu kemudian membakar tanaman mereka dan membunuh seekor keledai. maka turunlah ayat yang berbunyi : "Dan di antara manusia ada yang pembicaraannya tentang kehidupan dunia mengagumkan engkau (Muhammad), dan dia bersaksi kepada Allah mengenai isi hatinya, padahal dia adalah penentang yang paling keras". (QS. Al-Baqarah: 204)

Referensi: https://www.bayan.id/quran/2-204/

Ibnu 'Atiyah berkata : tidak pernah ada riwayat yang kuat mengenai keislaman Al-Akhnas, namun kemungkinannya adalah bahwa ia masuk islam, kemudian murtad, kemudian masuk islam kembali.

Ayat-ayat yang diturunkan berkaitan dengan Al-Akhnas

[sunting | sunting sumber]
  • Firman Allah : أَلَا إِنَّهُمْ يَثْنُونَ صُدُورَهُمْ لِيَسْتَخْفُوا مِنْهُ أَلَا حِينَ يَسْتَغْشُونَ ثِيَابَهُمْ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ ayat ini turun mengenai Al-Akhnas bin Syuraiq yang merupakan seorang laki laki yang manis tutur katanya lagi rupawan, ia berdialog dengan Nabi Muhammad melalui kata-kata yang beliau sukai, namun menyembunyikan keburukan dalam hatinya. Imam al-Kalbi menyatakan : Al-Akhnas berinteraksi dengan Nabi sambil menampakkan hal-hal yang beliau senangi, tetapi menyembunyikan hal sebaliknya dalam hati, maka Allah Ta'ala menurunkan ayat tersebut yang mengisyaratkan bahwa ia menutupi permusuhan tersebut di dalam dadanya terhadap Nabi.
  • Firman Allah Ta'ala : وَمِنَ النَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللّهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ As-Suddi dan ulama tafsir lainnya berkomentar : ayat ini turun mengenai Al-Akhnas Ibn Syuraiq, yang bernama asli Ubay sedangkan Al-Akhnas adalah sebuah nama julukan yang diberikan padanya karena dia mundur bersama tiga ratus orang sekutunya dari Bani Zuhrah sewaktu perang Badar dalam memerangi Rasulullah, hal ini sesuai dengan apa yang tercantum dalam surat Ali-Imran. Ia merupakan seorang laki laki yang manis tutur kata dan wajahnya, kemudian setelah itu ia mendatangi Nabi sambil menampakkan keislamannya di hadapan beliau dan berkata : Allah mengetahui bahwa aku jujur dalam hal ini (keislaman), lalu ia melarikan diri setelah itu, kemudian ia melewati kebun dan ternak milik kaum muslimin, tetapi kemudian ia membakar kebun tersebut serta menyembelih keledai mereka, Al-Mahdawi berkata : atas kejadian itu turun pula ayat yang berbunyi : "Dan jangan sekali-kali engkau menuruti perkataan orang yang suka mengumbar sumpah".
  • Firman Allah Ta'ala : وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ Diriwayatkan dari As-Suddi ia berkata : Ayat ini turun berkenaan dengan Al-Akhnas bin Syuraiq, sedangkan Imam At-Thabari meriwayatkan dari salah seorang penduduk Raqqa berkata : ayat tersebut turun atas Jamil bin Amir Al-Jumahiy, sedang Ibnu Mundzir meriwayatkan dari Ibnu Ishaq ia berkata : setiap kali Umayyah bin Khalaf memandang Rasulullah dia mengejek beliau melalui kata-kata dan isyarat maka turunlah surat Al-Humazah tersebut secara lengkap, sedangkan Imam Malik meriwayatkan dari Zaid bin Aslam bahwa arti lafadz "humazah" adalah daging manusia, kemudian ulama lain ada yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan "humazah" pada ayat itu adalah Al-Akhnas itu sendiri. Imam Mujahid mengatakan bahwa maksud dari lafadz tersebut adalah maknanya secara umum yaitu merusak, memecahkan atau menghina.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Ibnu Sa'ad. "Ath-Thabaqat al-Kubra". shamela.ws. hlm. 295. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-17. Diakses tanggal 2022-07-02. 
  2. ^ Ibnu Abdil Barr. Al-Isti'aab. 
  3. ^ "Diriwayatkan oleh Abu Musa dari Ibnu Syahin dari Muhammad bin Ibrahim dari Muhammad bin Yazid dengan isnad-nya, begitu pula dari At-Thabari dan Az-Zuhriy dari riwayat Sa'id bin Al-Musayyib".