Stasiun Lampegan

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Lampegan (LP) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Cimenteng, Campaka, Cianjur. Stasiun yang terletak pada ketinggian 439 meter (sebelumnya 652 m) ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung dan merupakan stasiun yang lokasinya paling barat di Kabupaten Cianjur.

Stasiun Lampegan
Kereta Api Indonesia
SW04

Stasiun Lampegan, 2014
Lokasi
Koordinat6°56′59.917″S 107°3′41.576″E / 6.94997694°S 107.06154889°E / -6.94997694; 107.06154889
Ketinggian 439 m
Operator
Letak
km 73 252 lintas BogorBandung
BanjarKutoarjoYogyakarta[1]
Jumlah peronSatu peron sisi
Jumlah jalur1
LayananSiliwangi
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Layanan lokal/komuter Stasiun berikutnya
Cireungas
menuju Sukabumi
Siliwangi
Sukabumi-Cipatat, p.p.
Cibeber
menuju Cipatat
Fasilitas dan teknis
Tipe persinyalanMekanik tipe Siemens & Halske manual
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun ini hanya berjarak sekitar 8 km dari Situs Megalitikum Gunung Padang, suatu cagar budaya nasional. Letaknya yang demikian ini diharapkan dapat mendongkrak sektor pariwisata di kabupaten tersebut.[3][4]

Sejarah

sunting

Stasiun ini dibangun pada tahun 1879-1882, digunakan untuk merawat dan mengawasi Terowongan Lampegan yang terletak di dekatnya.

Stasiun ini dahulu melayani kereta api Cianjuran untuk mengisi slot rute Bandung–Bogor pp. Akan tetapi, kereta api ini dihentikan operasinya pada tahun 2013 karena ketidaktersediaan subsidi PSO dari Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Stasiun ini sempat vakum.[5] Stasiun ini mulai melayani penumpang lagi dengan diluncurkannya kereta api Siliwangi pada tanggal 8 Februari 2014 dengan rute Sukabumi–Cianjur pp.[6]

Terowongan

sunting

Nama Lampegan yang disandang oleh stasiun dan terowongan ini berasal dari kejadian saat Terowongan Lampegan dibangun. Yaitu pada saat dibangun terjadi dialog antara para pekerja terowongan, "Lamp pegang" atau "Lamp aan" yang berarti: "nyalakan/pegang lampunya."[7] Namun, ada beberapa yang menyebut bahwa kata lampegan berasal dari kata bahasa Sunda yang merujuk pada tumbuh-tumbuhan kecil.[8]

Pada tahun 2001, Terowongan Lampegan tertutup mulutnya oleh tanah longsor. Setelah kejadian itu, stasiun ini sempat diperbaiki kembali, tetapi belum sempat dilintasi kembali, longsor kembali terjadi pada tahun 2006 di petak Cibeber-Lampegan sehingga perjalanan kereta dari arah Stasiun Padalarang hanya sampai Stasiun Cianjur. Renovasi stasiun dan terowongan dilakukan setelah kejadian ini dan stasiun berfungsi kembali pada tahun 2010.[9]

Bangunan dan tata letak

sunting

Awalnya stasiun ini memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus ditambah bekas sepur badug di sebelah barat, tetapi kini jalur 1 dan weselnya sudah dibongkar karena peristiwa anjloknya KA Siliwangi di wesel dekat mulut terowongan (lihat di bagian Insiden) sehingga tidak ada lagi persilangan maupun penyusulan antarkereta api di stasiun ini. Bangunan stasiun ini kini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI.

G Bangunan utama stasiun
Peron sisi
Jalur 1 Sepur belok (nonaktif)
Peron pulau
Jalur 2 Sepur lurus
(Cibeber) SW Siliwangi, tujuan Cipatat dan tujuan Sukabumi (Cireungas)

Layanan kereta api

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
SW Siliwangi Sukabumi Cipatat

Insiden

sunting

Pada tanggal 10 Febuari 2014, Kereta api Siliwangi dari Stasiun Cianjur tujuan Stasiun Sukabumi anjlok di mulut Terowongan Lampegan. Beberapa jadwal kereta api terpaksa dibatalkan.[10]

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Lilia, Brigida Emi. "Petualangan ke Situs Gunung Padang". detikTravel. Diakses tanggal 2019-07-30. 
  4. ^ Widayati, Rully (2017-05-08). "Naik Kereta ke Situs Meghalitik Gunung Padang, Tidak Lama Lagi". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-30. 
  5. ^ "KA Bandung-Cianjur Berhenti Beroperasi Karena Kekurangan Subsidi Pemerintah". 11 April 2013. Diakses tanggal 13 Agustus 2017. 
  6. ^ "Besok, KA Siliwangi Sukabumi-Cianjur Beroperasi". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-07-30. 
  7. ^ Suganda, Her (2007). Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. 
  8. ^ "Terowongan Lampegan dan Misteri Hilangnya Penari Ronggeng". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2019-07-30. 
  9. ^ "Wisata Sejarah Stasiun dan Terowongan Lampegan Cianjur". Pikiran Rakyat. 2011-05-07. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-14. Diakses tanggal 2018-01-14. 
  10. ^ A, Sita Planasari. "Dua Hari Beroperasi, KA Siliwangi Anjlok". Tempo. Diakses tanggal 2018-01-14. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Cireungas Jakarta Kota–Bogor–
Padalarang
Sindangresmi
menuju Padalarang