Princess Cruises
Princess Cruises adalah sebuah operator kapal pesiar yang dimiliki oleh Carnival Corporation & plc.[2] Perusahaan ini didaftarkan sebagai sebuah badan hukum di Bermuda dan berkantor pusat di Santa Clarita, California.[3] Hingga tahun 2018, perusahaan ini adalah operator kapal pesiar dengan pendapatan bersih terbesar kedua di dunia.[1] Perusahaan ini sebelumnya adalah anak usaha dari P&O Princess Cruises, dan kini berada di bawah Holland America Group di dalam Carnival Corporation & plc, yang memegang kendali eksekutif atas merek Princess Cruises. Perusahaan ini mengoperasikan 18 unit kapal untuk menyediakan pelayaran ke sejumlah rute yang terutama dipasarkan ke masyarakat Amerika Serikat dan internasional.
Anak perusahaan | |
Industri | Pariwisata |
Didirikan | 1977 |
Kantor pusat | 24305 Town Center Drive Santa Clarita, California 91355 |
Tokoh kunci | Jan Swartz, President |
Produk | Kapal pesiar |
Pendapatan | $4,229 milyar (bersih)[1] |
Karyawan | 30.000 |
Induk | Carnival Corporation & plc |
Anak usaha | Princess Tours |
Situs web | www |
Perusahaan ini menjadi terkenal berkat seri televisi The Love Boat, di mana Pacific Princess milik perusahaan ini ditampilkan. Pada bulan Mei 2013, Royal Princess, kapal pesiar kelas Royal pertama dan kapal terbesar yang dimiliki oleh Princess Cruises pada saat itu, dijadikan kapal pesiar unggulan dari Princess Cruises.
Sejarah
suntingAwal mula: 1965–1974
suntingPrincess Cruises memulai sejarahnya pada tahun 1965, saat pendirinya, Stanley McDonald menyewa satu unit kapal pesiar milik Canadian Pacific Limited, yakni Princess Patricia, yang biasanya hanya dioperasikan di musim dingin, untuk berlayar ke Mexican Riviera dari Los Angeles di luar musim dingin.[4] Namun, kapal tersebut tidak dirancang untuk berlayar di iklim tropis, seperti tidak dilengkapi dengan penyejuk udara, sehingga Princess akhirnya berhenti menyewa kapal tersebut untuk dapat menyewa kapal pesiar lain yang lebih sesuai, yakni Italia.
Princess memasarkan kapal tersebut dengan nama Princess Italia, tetapi tidak pernah mengubah nama kapal tersebut secara resmi. Princess pun menggunakan kapal tersebut untuk meluncurkan pelayaran ke Mexican Riviera dari Los Angeles. Cerobong kapal tersebut tidak diberi logo Princess hingga tahun 1967.[4]
Pada tahun 1969, Princess Italia digunakan untuk berlayar ke Alaska dari San Francisco, tetapi pada tahun 1973, penyewaan kapal tersebut dihentikan, dan Italia pun dikembalikan ke Eropa untuk disewa oleh Costa Cruise Line.[4]
Princess kemudian menyewa Carla C milik Costa. Awalnya, kapal tersebut adalah SS Flandre milik Compagnie Générale Transatlantique, yang dibeli oleh Costa pada akhir dekade 1960-an dan direhabilitasi besar-besaran. Sesaat setelah selesai direhabilitasi, kapal tersebut langsung disewakan ke Princess, dan kapal tersebut pun dipasarkan dengan nama Princess Carla, seperti yang Jeraldine Saunders tulis di bab pertama dari buku nonfiksinya, yakni The Love Boats.[5]
Sebagai anak usaha dari P&O: 1974–2000
suntingPeninsular & Oriental Steam Navigation Company (P&O) asal Britania Raya, yang pada tahun 1960 adalah perusahaan perkapalan terbesar di dunia, dengan memiliki 320 unit kapal samudera, mengakuisisi Princess Cruise Lines pada tahun 1974. Spirit of London (awalnya bernama Seaward milik Norwegian Cruise Line) kemudian diserahkan Princess, dan diubah namanya menjadi Sun Princess.[4]
Dua unit kapal yang ditampilkan di seri televisi The Love Boat diproduksi pada tahun 1971 di Nordseewerke untuk Flagship Cruises dan awalnya diberi nama Sea Venture (sesuai nama kapal Sea Venture yang pada tahun 1609 terdampar di Bermuda) dan Island Venture. Pada tahun 1974, P&O membeli dua unit kapal tersebut untuk dioperasikan oleh Princess, dan masing-masing diubah namanya menjadi Island Princess dan Pacific Princess.
Kapal tambahan pada armada Princess adalah Kungsholm, yang dibeli oleh P&O dari Flagship Cruises pada tahun 1978. Kapal tersebut kemudian direhabilitasi di Bremen dan diubah namanya menjadi Sea Princess. Kapal tersebut awalnya bermarkas di Australia sebagai kapal milik P&O hingga tahun 1981 saat kapal tersebut digantikan oleh Oriana. Setelah itu, kapal tersebut berpindah-pindah antara P&O dan Princess. Sea Princess kemudian menjadi armada tetap dari P&O pada tahun 1995 dan diubah namanya menjadi MV Victoria untuk memungkinkan Princess menamai kapal barunya dengan nama Sea Princess.
Pada tahun 1981, Princess mulai berlayar ke destinasi privat pertamanya di Karibia, yakni Palm Island di Grenadine.[4]
Kapal baru pertama dari P&O Princess Cruises adalah Royal Princess, yang dibaptis oleh Princess Diana pada tahun 1984. Kapal tersebut adalah kapal penumpang baru terbesar di Britania Raya pada saat itu.[4] Kapal tersebut kemudian menjadi armada dari P&O Cruises dengan nama Artemis hingga tahun 2011.
Pada tahun 1986, P&O Princess Cruises mengakuisisi Tour Alaska, yang beroperasi di Alaska Railroad. Berkantor pusat di Anchorage, Alaska, Princess Tours kini mengoperasikan sepuluh unit kereta mewah untuk melayani perjalanan wisata di Denali (sebelumnya Gunung McKinley) dan dapat menampung lebih dari 700 orang penumpang per hari. Pada tahun yang sama, Princess memperkenalkan Princess Bay, yang terletak di Saline Bay di Mayreau.[6][7] Princess Bay adalah resort pulau privat kedua milik perusahaan ini, untuk menggantikan Palm Island, dan dipasarkan sebagai "pilihan pertama dari tiap orang yang terbuang".[7] Princess Bay terutama ditawarkan pada pelayaran dari San Juan, Puerto Riko,[8] tetapi Princess Bay kini bukan lagi resort privat milik Princess.
Ekspansi armada dan akuisisi Sitmar Cruises
suntingP&O Princess Cruises mengakuisisi Sitmar Line pada tahun 1988 dan Sitmar Line pun menyerahkan semua kapal bertonase besar miliknya ke Princess, termasuk tiga unit kapal pesiar yang masih dalam tahap produksi.[9] Dawn Princess dan Fair Princess sebelumnya dimiliki oleh Cunard, dan Sitmar Fairsky kemudian diubah namanya menjadi Sky Princess. Kapal pertama dari tiga kapal baru Sitmar resmi menjadi armada Princess pada tahun 1989 dengan nama Star Princess, dan menjadi kapal pesiar terbesar di Britania Raya pada saat itu. Dua unit kapal pesiar baru seberat 70.000 GT yang dirancang oleh arsitek Renzo Piano, juga mulai dioperasikan pada tahun 1990 dengan nama Crown Princess dan Regal Princess, sehingga Princess resmi mengoperasikan sepuluh unit kapal pesiar.[9] Hal tersebut pun membuat Princess menjadi kompetitor besar bagi operator kapal pesiar lain yang berlayar ke Karibia.
Princess Cays
suntingPada tahun 1991, Princess Cruises mulai mengembangkan resort privat ketiganya di Karibia, dengan nama Princess Cays di ujung selatan dari Pulau Eleuthera di Bahama.[8] Pengembangan resort tersebut diberitakan menghabiskan biaya sebesar $1,2 juta dan resmi diluncurkan pada tahun 1992. Resort tersebut pun menjadi persinggahan eksklusif bagi pelayaran Princess ke Karibia bagian barat.[8] Resort tersebut juga disinggahi oleh Carnival Cruise Line dan Holland America Line.[10] Resort tersebut sempat terbakar pada bulan Januari 2019, sehingga merusak sejumlah bangunan di bagian selatan resort.[11]
Modernisasi armada: Kelas Sun & mempensiunkan kapal tua
suntingPada awal dekade 1990-an, sebagian besar armada Princess adalah kapal bekas, yang terutama berasal dari akuisisi terhadap Sitmar Cruises. Kapal baru terakhir yang dibeli oleh Princess adalah Royal Princess pada tahun 1984, sementara tiga kapal baru lain berasal dari pesanan Sitmar Cruises. Pada tahun 1995, Princess kembali meluncurkan kapal baru dengan nama Sun Princess. Kapal tersebut kemudian diikuti oleh Dawn Princess, Sea Princess, dan Ocean Princess. Pada saat yang sama, Princess mulai menyerahkan sejumlah kapal tuanya ke P&O Cruises dan P&O Australia. Dawn Princess diserahkan pada tahun 1993, Sea Princess diserahkan pada tahun 1995, Golden Princess diserahkan pada tahun 1996, Fair Princess diserahkan pada tahun 1997, dan Island Princess diserahkan pada tahun 1999.
Kapal terbesar di dunia: Kelas Grand
suntingPrincess memperkenalkan kapal kelas Grand pada tahun 1998, dimulai dengan Grand Princess pada tanggal 26 Mei 1998, dan dibaptis oleh Olivia de Havilland. Pada saat itu, kapal senilai $450 juta yang diproduksi oleh Fincantieri tersebut adalah kapal terbesar di dunia.[12] Dua kapal lain, yakni Golden Princess dan Star Princess, kemudian menyusul, dan mempelopori desain yang kemudian terus dipakai hingga kapal kelas Grand terakhir pada tahun 2008.[13]
Sebagai anak usaha dari P&O Princess Cruises: 2000–2003
suntingPada tanggal 23 Oktober 2000, Peninsular & Oriental Steam Navigation Company (P&O) memisahkan divisi angkutan penumpangnya untuk membentuk P&O Princess Cruises.[14] Pada tahun 2001, kantor pusat Princess Cruises dipindahkan dari Century City ke Santa Clarita, dekat Westfield Valencia Town Center.[15]
Dengan peluncuran Golden Princess di Amerika Utara pada tahun 2001, Sky Princess pun dipindah ke Australia untuk dioperasikan oleh P&O Cruises Australia pada tahun 2000 dan menggantikan Fair Princess. Sky Princess lalu diubah namanya menjadi Pacific Sky dan menjadi kapal pesiar modern pertama di lingkungan P&O Cruises Australia.[16] Star Princess mulai dioperasikan pada bulan Maret 2002 dan menjadi kapal besar pertama yang beroperasi dari Pesisir Barat Amerika Serikat secara penuh.[17] Pada bulan Juni 2002, Crown Princess diserahkan ke merek baru dari P&O Princess, yakni A'Rosa Cruises, dan menjadi satu-satunya kapal pesiar yang dioperasikan oleh A'Rosa.[18]
Pada tahun 2002, Pacific Princess, yang terkenal sebagai kapal pada Love Boat, dikeluarkan dari armada Princess Cruises setelah 27 tahun dioperasikan, sehingga menjadi yang terakhir di antara armada awal Princess Cruises yang lain.[butuh rujukan]
Kelas Coral: Kapal panamax
suntingPada tahun 2002 dan 2003, Princess memperkenalkan dua unit kapal panamax, yakni Coral Princess dan Island Princess. Dirancang untuk memaksimalkan ukuran kapal sesuai ukuran Terusan Panama, kapal tersebut dirancang untuk pelayaran ke Karibia bagian selatan dan Terusan Panama. Kedua kapal tersebut juga dilengkapi dengan mesin turbin gas.[19] Mesin tersebut ditonjolkan pada desain kapal dengan turbin palsu dipasang di tiap sisi cerobong kapal.
Akuisisi bekas kapal milik Renaissance
suntingPrincess mengakuisisi dua unit kapal milik Renaissance mulai tahun 2002. Kedua kapal tersebut pun digunakan untuk pelayaran yang lebih panjang ke tujuan yang lebih eksotis. Dua unit kapal yang dibeli adalah Tahitian Princess, yang awalnya bermarkas di Tahiti sebelum kemudian namanya diubah menjadi Ocean Princess, dan Pacific Princess, untuk menghidupkan kembali nama kapal yang digunakan pada Love Boat.[20]
Sebagai anak usaha dari Carnival Corporation & plc: 2003–sekarang
suntingP&O Princess Cruises bergabung dengan Carnival Corporation pada tanggal 17 April 2003, untuk membentuk operator kapal pesiar terbesar di dunia.[21][22] Sebagai hasil dari penggabungan, Carnival Corporation dan P&O Princess pun diintegrasikan untuk membentuk Carnival Corporation & plc, dengan memiliki sebelas merek kapal pesiar. Perusahaan tersebut melantai di Amerika Serikat dan Britania Raya, dengan P&O Princess Cruises diubah namanya menjadi Carnival plc, atau biasa dikenal sebagai Carnival UK, yang memegang kendali eksekutif atas Cunard Line dan P&O Cruises. Sebagai sebuah perusahaan yang berdomisili di Amerika, kendali Princess Cruises pun diserahkan ke divisi Carnival di Amerika, dengan pembentukan Holland America Group, yang meliputi Princess, Holland America Line, Seabourn Cruise Line, dan P&O Cruises Australia.
Referensi
sunting- ^ a b "2018 World Wide Market Share". Cruise Market Watch. Cruise Market Watch. 2019-12-06.
- ^ "2018 World Wide Market Share". Cruise Market Watch. 2018-01-05.
- ^ "Contact Us". Princess Cruises. Retrieved on January 20, 2010.
- ^ a b c d e f "The History of Princess Cruises: A Timeline of Key Events". Princess Cruises. 14 April 2021.
- ^ Fabio Pozzo (31 July 2013). ""Love Boat", the dream ship will continue to browse only on TV" (dalam bahasa Italia). La Stampa. Diakses tanggal 12 April 2018.
- ^ Bleecker, Arline (1998-02-15). "ISLANDS: SHIP-SHORE RESORTS". Orlando Sentinel.
- ^ a b Pattullo, Polly (2005). Last Resorts: The Cost of Tourism in the Caribbean. London: Latin America Bureau. hlm. 204. ISBN 1-58367-117X.
- ^ a b c "Princess to Develop Private Beach". Cruise Industry News. 1991-01-15.
- ^ a b "Princess Cruises timeline". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-23. Diakses tanggal 2008-12-27.
- ^ "Assessment of fire damage at Princess Cays now underway". Travelweek. 2019-01-30.
- ^ Leposa, Adam (2019-01-29). "Fire Hits Princess Cays Private Island". Travel Agent Central.
- ^ "CRUISEOPOLIS". Los Angeles Times (dalam bahasa Inggris). 1998-06-21. Diakses tanggal 2019-09-12.
- ^ "'The Bachelorette' couple to christen Ruby Princess: Travel Weekly". www.travelweekly.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-09-12.
- ^ P&O plan to demerge its cruise division
- ^ "Princess Cruises Renews Lease | San Fernando Valley Business Journal". Diakses tanggal 2019-02-04.
- ^ Plowman, Peter (2004). The SITMAR Liners: Past and Present. Australia: Rosenberg Publishing Pty Ltd. hlm. 247–255. ISBN 1-877058-25-4.
- ^ Major, Brian (2000-11-15). "Princess makes history with L.A. deployment". Travel Weekly.
- ^ "POC Shuffles Fleet". Cruise Industry News. 2002-04-16.
- ^ "Coral Princess Debuts With Unique Propulsion System". magazines.marinelink.com. Diakses tanggal 2020-09-04.
- ^ "P&O PRINCESS CRUISES TO ACQUIRE FORMER RENAISSANCE SHIPS R3 AND R4".
- ^ "Carnival cruises towards P&O deal" (dalam bahasa Inggris). 2002-10-25. Diakses tanggal 2019-10-30.
- ^ Clark, Andrew; correspondent, transport (2002-10-25). "Carnival wins P&O Princess". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2019-11-13.
Pranala luar
sunting- www.princess.com — official site