Plot Bubuk Mesiu (bahasa Inggris: Gunpowder Plot) adalah rencana peledakan Gedung Parlemen di London, Inggris pada tahun 1605. Plot ini direncanakan oleh sekelompok orang yang membenci Raja James I, seiring dengan meningkatnya ketakutan atas kaum Papist. Dalam pelaksanaannya, mereka berencana ingin membunuh anggota parlemen dan raja, namun rencana ini terbongkar komplotan ini kemudian diadili dan digantung.

Balada selebaran yang dirilis pada akhir abad ketujuh belas atau awal abad kedelapan belas yang merinci plot dengan sentimen anti-Katolik

Plot ini dirancang untuk meledakkan Dewan Bangsawan Britania Raya pada Pembukaan Parlemen Negara pada tanggal 5 November 1605,[a] serta mengawali pemberontakan di Midlands. Menurut rencana ini, putri James yang berusia sembilan tahun, Elizabeth I, akan dilantik sebagai kepala negara. Robert Catesby diperkirakan telah merencanakan hal ini setelah harapan atas toleransi beragama di bawah Raja James menurun, membuat banyak umat Katolik Inggris kecewa. Di dalam persiapannya, Catesby bekerja sama dengan John dan Christopher Wright, Robert dan Thomas Wintour, Thomas Percy, Guy Fawkes, Robert Keyes, Thomas Bates, dan Francis Tresham. Fawkes, yang pernah mewakili Inggris dalam pertempuran terhadap Belanda Spanyol dalam Pemberontakan Belanda, bertanggung jawab atas bahan peledak. [1]

Plot itu dilaporkan kepada pihak berwenang dalam sebuah surat tanpa nama yang dikirim ke William Parker, Adipati Monteagle keempat, pada 26 Oktober 1605. Dalam pencarian di Gedung Parlemen pada malam hari tanggal 4 November 1605, Fawkes ditemukan menjaga 36 barel mesiu dan ditangkap. Setelah mereka mengetahui rencana mereka telah terbongkar, sebagian besar anggota melarikan diri dari London, dan mencoba mencari perlindungan. Beberapa berusaha bertahan dalam usaha penangkapan yang dilakukan Kepala Polisi Worcester dan anak buahnya di Holbeche House; di mana Catesby ditemukan dan mati tertembak. Dalam persidangan pada bulan Januari 1606, delapan dari korban selamat, termasuk Fawkes, dihukum dan dijatuhi hukuman gantung. [2]

Rincian percobaan peledakan tersebut diduga diketahui oleh kepala sekolah Yesuit Inggris, Pastor Henry Garnet. Meskipun dia dihukum atas pengkhianatan dan dijatuhi hukuman mati, banyak spekulasi mengenai seberapa banyak yang diketahuinya mengenai plot tersebut. Karena ia mengetahui plot ini dari pengakuan seseorang, Garnet dilarang memberi tahu pihak berwenang berdasarkan aturan segel pengakuan dosa. Meskipun undang-undang anti-Katolik dikeluarkan segera setelah plot diketahui, banyak petinggi Katolik tetap menjabat selama pemerintahan Raja James I. Gagalnya Plot Bubuk Mesiu diperingati selama bertahun-tahun setelah itu dalam berbagai acara publik seperti pemukulan lonceng gereja, yang berkembang menjadi Malam Guy Fawkes. [3]

Orang masih memperingati Plot Bubuk Mesiu dalam Malam Guy Fawkes tiap 5 November di Britania Raya dan Afrika Selatan. Mereka melemparkan bahan peledak dan mercon, dan membuat api unggun untuk memperingati terbongkarnya rencana itu.

Tujuan utama rencana ini adalah untuk membunuh Raja James, tetapi melihat banyaknya target penting lain yang ikut hadir di Pembukaan Parlemen, seperti: kerabat terdekat raja dan anggota Dewan Penasihat Inggris, para hakim senior, sebagian besar aristokrat Protestan, uskup-uskup Gereja Inggris, dan anggota Dewan Rakyat Britania Raya, mereka berencana meledakkan juga orang-orang tersebut. [4] Tujuan lainnya adalah penculikan Putri Elizabeth yang tinggal di Biara Coombe dekat Coventry, sekitar sepuluh mil di utara Warwick. Apabila raja dan parlemennya mati, komplotan bermaksud untuk melantik Elizabeth sebagai Ratu. Nasib saudara laki-lakinya, Henry dan Charles, akan dipertimbangkan, peran mereka dalam upacara kenegaraan masih belum pasti. Para komplotan berencana untuk menaikkan Henry Percy sebagai wali Elizabeth, tetapi kemungkinan besar yang bersangkutan tidak mengetahui rencana ini. [5]

Pengumpulan anggota

sunting

Catesby adalah otak di balik plot tersebut. Dia digambarkan oleh sebagai "pria yang tampan, tinggi sekitar enam kaki, atletis, dan pendekar pedang yang baik". Bersama dengan beberapa anggota lainnya, dia berperan dalam Pemberontakan Essex pada tahun 1601 dan ditangkap. Ratu Elizabeth mengizinkannya melarikan diri dengan denda sebesar 4.000 Mark (setara dengan lebih dari £ 6 juta pada tahun 2008), yang dibayar dengan menjual tanahnya di Chastleton. [6][7][1] Pada tahun 1603 Catesby membantu mengatur misi Raja Spanyol, Felipe III, mendesaknya untuk melancarkan upaya invasi ke Inggris yang dipercaya akan didukung dengan baik, terutama oleh Katolik Inggris. Thomas Wintour dipilih sebagai utusan, tetapi Raja Spanyol, meskipun bersimpati pada penderitaan umat Katolik di Inggris, berniat untuk berdamai dengan James. [8] Wintour juga berusaha meyakinkan utusan Spanyol Don Juan de Tassis bahwa "3.000 umat Katolik" sudah siap dan menunggu untuk mendukung invasi semacam itu. [9]Paus Clement VIII merespon rencana tersebut dan berpendapat bahwa menggunakan kekerasan untuk mencapai pemulihan kekuasaan Katolik di Inggris akan mengakibatkan kehancuran. [10]

Menurut catatan kontemporer, [b] pada Februari 1604 Catesby mengundang Wintour ke rumahnya di Lambeth, di mana mereka membahas rencana untuk menegakkan kembali Katolik di Inggris dengan meledakkan Gedung Parlemen selama Pembukaan Parlemen Negara. [1] Wintour merupakan seorang sarjana yang kompeten, mampu berbicara beberapa bahasa, dan pernah bertempur dengan tentara Inggris di Belanda. [11] Pamannya, Francis Ingleby, telah dieksekusi karena menjadi pastor Katolik pada tahun 1586, dan setelahnya Wintour memeluk agama Katolik. [12] John Wright, seorang Katolik yang taat dan ikut bersama Catesby dalam Pemberontakan Essex tiga tahun sebelumnya, juga hadir dalam pertemuan tersebut. [13] Terlepas dari keberatannya atas kemungkinan jika rencana itu gagal, Wintour setuju untuk bergabung dengan konspirasi tersebut. [1]

Wintour pergi ke Flandria untuk menanyakan tentang dukungan Spanyol. Sambil mengerjakan hal tersebut ia menyempatkan diri mencari Fawkes. [14] Fawkes, didampingi oleh Wright bersaudara, pernah menjadi anggota delegasi 1603 ke Spanyol yang memohon invasi ke Inggris. Wintour mengatakan kepada Fawkes bahwa, "beberapa teman baik di Inggris mengharapkan bantuannya," dan bahwa beberapa orang mendukung resolusi di Inggris jika tidak ada dukungan dari Spanyol. Kedua pria itu kembali ke Inggris pada akhir April 1604, memberi Catesby berita mengenai dukungan Spanyol yang tidak dapat diharapkan. Thomas Percy, teman Catesby dan saudara ipar John Wright, ikut bergabung beberapa minggu kemudian. [15][4] Percy telah mendapatkan pekerjaan dari kerabatnya dan pelindungnya Earl of Northumberland, dan pada tahun 1596 menjadi wakil mereka untuk perkebunan utara keluarga tersbut. Sekitar 1600–1601 dia melayani bersama pelindungnya di Negara-Negara Bawah. Northumberland, meskipun bukan seorang Katolik sendiri, berencana untuk membangun hubungan yang kuat dengan James I dan mengurangi aib keluarga yang disebabkan oleh perceraiannya dengan istrinya Martha Wright, kerabat dekat Elizabeth I. Pertemuan Percy dengan James berjalan lancar. Percy kembali dengan janji untuk mendukung umat Katolik, dan Northumberland percaya bahwa James akan mengizinkan misa di rumah-rumah pribadi, agar tidak melukai perasaan masyarakat. Percy, yang ingin meningkatkan posisinya, mengklaim bahwa calon raja tersebut akan menjamin keamanan umat Katolik Inggris. [16]

Rencana awal

sunting

Pertemuan pertama dilakukan tanggal 20 Mei 1604, diperkirakan di Duck and Drake Inn, tak jauh dari kediaman Thomas Wintour yang tinggal di Strand, London. Catesby, Wintour, John Wright, Fawkes dan Percy ikut dalam rapat ini. [17] Bersama di sebuah kamar pribadi, kelima anggota bersumpah di atas buku doa untuk menjaga kerahasiaan hal ini.Pastor John Gerard (teman Catesby) secara kebetulan, dan tidak peduli terhadap rencana tersebut, sedang melakukan misa di ruangan lain, dan kelima pria itu kemudian ikut menerima Ekaristi. [3]

Perekrutan lanjutan

sunting

Mengikuti sumpah, para anggota meninggalkan London dan kembali ke rumah mereka. Penundaan pembukaan Parlemen memberi mereka waktu hingga Februari 1605 untuk menyelesaikan rencana. Pada tanggal 9 Juni Earl of Northumberland, mengangkat Percy sebagai anggota Honorable Corps of Gentlemen at Arms, sebuah pasukan yang terdiri dari 50 orang untuk mengawal Raja. Peran ini memberi Percy alasan untuk menelusuri markas di London dan sekitarna. Penelusuran tersebut berbuah penemuan lokasi. Ia kemudian menyewa John Whynniard, sebuah properti kecil di dekat kamar pangeran. Fawkes, menggunakan nama samaran "John Johnson", menyamar sebagai pelayan Percy dan menggunakan lokasi tersebut. [18] Bangunan tersebut juga ditempati oleh komisaris Skotlandia yang ditunjuk oleh Raja untuk membantu rencana penyatuan Inggris dan Skotlandia, sehingga para komplotan menyewa penginapan Catesby di Lambeth, di seberang tepi Sungai Thames, di mana bubuk mesiu dan persediaan lainnya dapat dikirim dengan sampan setiap malam. [19] Sementara itu, Raja James melanjutkan kebijakannya terhadap Katolik, dan Parlemen mendorong Undang-Undang Anti-Katolik, namun kemudian pada 7 Juli ditunda.

Para anggota kembali ke London pada Oktober 1604, dan merekrut Robert Keyes. [20] Ia bertanggung jawab atas rumah Catesby di Lambeth, tempat penyimpanan mesiu dan persediaan lainnya. Keluarga Keyes memiliki koneksi penting; majikan istrinya adalah Tuan Mordaunt (penganut Katolik). Keyes dia dipandang dapat dipercaya dan, seperti Fawkes, mampu menjaga dirinya sendiri. Pada bulan Desember [c] Catesby merekrut hambanya, Thomas Bates, ke dalam plot [21] tanpa Bates menyadarinya. [20]

Tanggal 24 Desember diumumkan bahwa pembukaan kembali Parlemen akan ditunda. Keprihatinan atas sampar menyebabkan pembukaan Parlemen yang akan dilaksanakan di bulan Februari, justru harus diundur sampai 3 Oktober 1605. Catatan pemerintah menunjukkan bahwa penundaan ini kemudian dimanfaatkan oleh kelompok tersebut untuk menggali terowongan di bawah Gedung Parlemen. Catatan ini diperkirakan palsu, karena tidak ada bukti keberadaan terowongan dan tidak ada jejak yang pernah ditemukan. Kisah terowongan datang langsung dari pengakuan Thomas Wintour, [20] dan Guy Fawkes tidak mengakui adanya skema seperti itu sampai interogasi kelimanya. Secara logika, menggali terowongan terbukti sangat sulit, terutama karena tidak ada satupun anggota yang memiliki pengalaman menambang. [22] Jika ceritanya benar, pada 6 Desember para komisaris Skotlandia telah menyelesaikan pekerjaan mereka, dan para konspirator sibuk membuat terowongan dari kontrakan mereka ke Gedung Parlemen. Mereka menghentikan upaya mereka ketika, selama pembuatan terowongan, mereka mendengar suara dari atas. Suara itu diperkirakan milik janda penyewa yang sedang membersihkan bagian bawah Gedung Parlemen — ruangan yang akhirnya digunakan untuk menyimpan mesiu. [23]

Pada saat komplotan berkumpul kembali di awal tahun baru (menurut gaya lama) pada Lady Day, 25 Maret, mereka merekrut tiga orang lagi, yakni: Robert Wintour, John Grant, dan Christopher Wright. Robert Wintour mewarisi Huddington Court (tempat perlindungan bagi para pendeta) di dekat Worcester, dan dikenal sebagai pria yang murah hati dan disukai. [12] Christopher Wright (1568–1605), saudara laki-laki John, juga mengambil bagian dalam pemberontakan Essex dan telah memindahkan keluarganya ke Twigmore di Lincolnshire. [24][25] John Grant menikah dengan saudara perempuan Wintour, Dorothy, dan merupakan pemilik Norbrook dekat Stratford-upon-Avon. Dikenal sebagai orang yang cerdas, bijaksana, dia melindungi umat Katolik di rumahnya di Snitterfield, dan juga terlibat dalam pemberontakan Essex tahun 1601. [26]

Ruang bawah tanah

sunting

Selain merekrut anggota, di tanggal yang sama mereka juga menyewa suatu ruang bawah tanah milik Whynniard. Kompleks Istana Westminster pada awal abad ke-17 tersusun atas sekumpulan bangunan yang mengelilingi kapel, dan aula dari bekas istana kerajaan yang menampung Parlemen dan berbagai pengadilan kerajaan. Pada masa itu, istana merupakan daerah yang mudah dijangkau oeh berbagai kalangan. Gedung Whynniard berada di sepanjang sudut kanan jalan menuju Gedung Parlemen, yang mengarah ke Tangga Parlemen dan Sungai Thames. Ruang bawah tanah umum dimiliki pada saat itu, digunakan untuk menampung berbagai bahan termasuk makanan dan kayu bakar. Bagian bawah Whynniard, di lantai dasar, berada tepat di bawah Gedung Parlemen di lantai pertama, dan mungkin pernah menjadi bagian dari dapur abad pertengahan istana. Tidak terpakai dan kotor, lokasinya ideal untuk rencana kelompok itu. [27]

Pada minggu kedua bulan Juni Catesby bertemu dengan kepala Yesuit di Inggris, Pastor Henry Garnet, di London dan bertanya kepadanya tentang nilai atas suatu usaha yang mungkin melibatkan nyawa orang yang tidak bersalah. Garnet menjawab bahwa menurutnya tindakan seperti itu sering kali bisa dimaafkan, tetapi kemudian ia menegur Catesby dalam pertemuan kedua pada bulan Juli di Essex, menunjukkan kepadanya surat dari paus yang melarang pemberontakan. Segera setelah itu, pendeta Yesuit Oswald Tesimond memberi tahu Garnet bahwa dia telah menerima pengakuan Catesby, di mana ia juga telah mengetahui rencana tersebut. Garnet dan Catesby bertemu untuk ketiga kalinya pada 24 Juli 1605, di rumah Anne Vaux di Enfield Chase. [d]Garnet memutuskan bahwa laporan Tesimond telah dinyatakan di bawah segel pengakuan dosa, sehingga hukum kanon melarang dia untuk mengulangi apa yang telah dia dengar. [28] Tanpa mengakui bahwa dia mengetahui rencana tersebut, Garnet berusaha untuk menghalangi Catesby, tetapi tidak berhasil. [29] Garnet menulis kepada seorang kolega di Roma, Claudio Acquaviva, mengenai keprihatinannya terhadap pemberontakan di Inggris. Dia juga mengatakan, "ada kemungkinan bahwa terdapat beberapa usaha pengkhianatan atau kekerasan terhadap Raja," dan mendesak paus untuk mengeluarkan arahan publik yang melarang penggunaan kekerasan.

Bersadarkan pengakuan Fawkes, awalnya mereka memiiki 20 barel bubuk mesiu di ruang bawah tanah, kemudian datang 16 barel lainnya pada 20 Juli. Pasokan mesiu secara teoritis dikendalikan oleh pemerintah, tetapi dengan mudah diperoleh dari sumber-sumber terlarang. [30] [e] Pada tanggal 28 Juli, ancaman wabah sampar memaksa Parlemen menunda pembukaan hingga 5 November. Setelah pengumuman itu, Fawkes meninggalkan Inggris untuk waktu yang singkat. Waktu tersebut juga dihabiskan oleh Raja untuk berburu. Dia bermalam di berbagai tempat, termasuk di rumah-rumah orang Katolik terkemuka. Garnet yang yakin bahwa ancaman pemberontakan telah surut, berkeliling negeri untuk berziarah.[31]

Tidak pasti kapan Fawkes kembali ke Inggris, tetapi dia kembali ke London pada akhir Agustus, ketika dia dan Wintour menemukan bahwa bubuk mesiu yang disimpan di bagian bawah telah rusak. Akhirnya mereka membawa lebih banyak bubuk mesiu dan kayu bakar untuk menyembunyikannya ke ruang bawah tanah. [32] Tiga anggota terakhir direkrut pada akhir 1605. Catesby membujuk Ambrose Rookwood di Michaelmas untuk menyewakan Clopton dekat Stratford-upon-Avon. Rookwood adalah seorang pemuda dengan koneksi yang beragam. Lokasi kandang kudanya di Coldham Hall di Stanningfield, Suffolk merupakan alasan penting dari perekrutannya. Selanjutnya mereka merekrut Everard Digby, seorang pemuda yang banyak disukai dan tinggal di Gayhurst House, Buckinghamshire. Dia telah dianugerahi gelar bangsawan oleh Raja pada bulan April 1603, dan dibaptis katolik oleh Gerard. Digby dan istrinya, Mary Mulshaw, menemani pendeta itu dalam ziarahnya, dan kedua pria itu kabarnya adalah teman dekat. Digby diminta oleh Catesby untuk menyewa Gedung Coughton dekat Alcester. [31] Digby juga dijanjikan £ 1.500 setelah Percy gagal membayar sewa untuk properti yang diambilnya di Westminster. [33] Terakhir, pada 14 Oktober Catesby mengundang Francis Tresham ke dalam kelompok. Tresham adalah sepupu Robert Catesby — keduanya dibesarkan bersama.

Surat Monteagle

sunting

Rincian plot diselesaikan pada bulan Oktober, di suatu kedai minum di London dan Daventry. Dalam rencana ini, Fawkes akan dibiarkan menyalakan sekering dan kemudian melarikan diri melintasi Sungai Thames, sementara pemberontak di Midlands akan membantu memastikan penangkapan Elizabeth. Fawkes akan meninggalkan lokasi ini untuk menjelaskan peristiwa di Inggris kepada beberapa negara Katolik Eropa yang berkuasa di jaman itu. [34]

Para istri dan Anne Vaux menjadi semakin khawatir dengan dugaan mereka. [35] Beberapa anggota mengungkapkan kekhawatirannya tentang keselamatan sesama umat Katolik yang akan hadir di Parlemen pada hari ledakan yang direncanakan. Percy mengkhawatirkan pelindungnya, Northumberland. Catesby menyarankan bahwa luka kecil mungkin akan menghalanginya pada hari itu.

Pada hari Sabtu tanggal 26 Oktober, Monteagle (saudara ipar Tresham) mengatur makan bersama di sebuah rumah di Hoxton. Tiba-tiba seorang pelayan muncul dan berkata bahwa dia telah menerima surat untuk Monteagle dari orang asing di jalan. Monteagle memerintahkannya untuk dibacakan kepada teman-temannya. "Dengan arahan ini Francis Tresham berusaha untuk mencegah Plot dan memperingatkan teman-temannya terlebih dahulu".

Tidak yakin dengan arti surat itu, Monteagle segera pergi ke Whitehall dan menyerahkannya kepada Cecil (saat itu bergelar Earl of Salisbury). [36]Salisbury memberi tahu Earl of Worcester dan Henry Howard, tanpa memberitahukan tentang rencana tersebut pada raja, yang saat itu sibuk berburu di Cambridgeshire dan diperkirakan tidak akan kembali selama beberapa hari. Pelayan Monteagle, Thomas Ward, memiliki hubungan keluarga dengan Wright bersaudara, dan mengirim pesan ke Catesby tentang pengkhianatan itu. Catesby, yang seharusnya pergi berburu dengan Raja, mencurigai bahwa Tresham bertanggung jawab atas surat tersebut, dan Thomas Wintour menemui anggota baru tersebut. Tresham berhasil meyakinkan Wintour bahwa dia tidak menulis surat itu, tetapi mendesak mereka untuk meninggalkan plot tersebut. [37] Salisbury sudah mengetahui beberapa hal yang aneh sebelum dia menerima surat itu, tetapi belum mengetahui secara persis mengenai rencana tersebut, atau siapa sebenarnya yang terlibat. Karena itu, dia memilih untuk menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi.

Penemuan

sunting

Hari Jumat 1 November, raja kembali ke London dan menerima surat tersebut. Setelah membacanya, James segera menangkap kata "pukulan" dan merasa bahwa kata itu mengisyaratkan "beberapa rencana api dan bubuk", [38] mungkin ledakan yang melebihi kekerasan yang membunuh ayahnya, Henry Stuart Darnley, di Kirk o 'Field pada tahun 1567. Ingin tidak terlihat terlalu tertarik, Salisbury berpura-pura tidak tahu. Keesokan harinya anggota Dewan Penasihat mengunjungi raja di Istana Whitehall dan memberitahunya bahwa, berdasarkan informasi yang diberikan Salisbury kepada mereka seminggu sebelumnya, Chamberlain Thomas Howard akan melakukan pencarian di Gedung Parlemen. Tanggal 3 November Percy, Catesby, dan Wintour mengadakan pertemuan terakhir, di mana Percy mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa mereka harus "menahan cobaan sepenuhnya", dan mengingatkan mereka tentang saampan mereka yang menunggu di Sungai Tham es.[39] Pada tanggal 4 November Digby bersiap untuk"pesta berburu" di Dunchurch, untuk menculik Elizabeth. Pada hari yang sama, Percy mengunjungi Earl of Northumberland untuk melihat apakah dia bisa mengetahui rumor seputar surat kepada Monteagle. Percy kembali ke London dan meyakinkan Wintour, John Wright, dan Robert Keyes bahwa mereka tidak perlu khawatir, dan kembali ke penginapannya di Gray's Inn Road. Pada malam yang sama Catesby, kemungkinan besar ditemani oleh John Wright dan Bates, berangkat ke Midlands. Fawkes mengunjungi Keyes, dan diberi arloji saku yang ditinggalkan oleh Percy, untuk mengatur waktu sumbu, dan satu jam kemudian Rookwood menerima beberapa pedang terukir dari pembuat alat makan. [40]

Meskipun ada dua catatan tentang jumlah pencarian dan waktunya, menurut versi Raja, pencarian pertama gedung-gedung di dalam dan sekitar Parlemen dilakukan pada hari Senin 4 November oleh Suffolk, Monteagle , dan John Whynniard. Mereka menemukan tumpukan besar kayu bakar di bawah akar di bawah House of Lords, serta pernyataan dari sesorang yang mereka anggap sebagai seorang pelayan (Fawkes), yang memberi tahu mereka bahwa kayu bakar itu milik tuannya, Thomas Percy. Mereka pergi untuk melaporkan temuan mereka, pada saat itu Fawkes juga meninggalkan gedung. Penyebutan nama Percy ini menimbulkan kecurigaan lebih lanjut karena dia sudah dikenal oleh pihak berwenang sebagai agitator Katolik. Raja bersikeras untuk melakukan pencarian yang lebih menyeluruh. Malam itu, regu pencari, yang dipimpin oleh Thomas Knyvet, kembali ke bagian bawah. Mereka kembali menemukan Fawkes, mengenakan jubah dan topi, dan mengenakan sepatu bot dan taji. Dia ditangkap, sebagai John Johnson. Dia membawa lentera yang sekarang disimpan di Ashmolean Museum, Oxford, bersama arloji saku, dan beberapa korek api lambat. [41] 36 barel mesiu ditemukan tersembunyi di bawah tumpukan kayu bakar dan batu bara. Atas hal ini Fawkes dibawa menghadap Raja pada pagi hari tanggal 5 November. [42]

Pelarian

sunting

Saat berita tentang penangkapan "John Johnson" menyebar di antara komplotan yang masih di London, sebagian besar melarikan diri ke barat laut, di sepanjang Rute Watling. Christopher Wright dan Thomas Percy pergi bersama. Rookwood pergi segera setelah itu, dan berhasil menempuh jarak 30 mil dalam dua jam dengan satu kuda. Dia menyusul Keyes, yang berangkat lebih awal, lalu Wright dan Percy di Little Brickhill, sebelum mengejar Catesby, John Wright, dan Bates di jalan yang sama. Kelompok itu kemudian melanjutkan perjalanan ke barat laut ke Dunchurch, menggunakan kuda yang disediakan oleh Digby. Keyes pergi ke rumah Mordaunt di Drayton. Sementara itu, Thomas Wintour tetap tinggal di London, dan bahkan pergi ke Westminster untuk melihat apa yang terjadi. Ketika dia menyadari bahwa plot telah terbongkar, dia mengambil kudanya dan pergi ker rumah saudarinya di Norbrook, sebelum melanjutkan ke Pengadilan Huddington. [43]

Keenam anggota berhenti di Ashby St Ledgers sekitar pukul 6 sore, di mana mereka bertemu Robert Wintour dan menjelaskan tentang situasi mereka. Mereka kemudian melanjutkan ke Dunchurch, dan bertemu dengan Digby. Catesby berusaha meyakinkannya mengenai kemungkinan perjuangan bersenjata meskipun plot tersebut gagal. Dia mengumumkan kepada "pihak pemburu" bahwa Raja dan Salisbury sudah mati, sebelum para buronan pindah ke barat ke Warwick. [43]

Di London, berita tentang komplotan itu menyebar, dan pihak berwenang memasang penjaga tambahan di gerbang kota, menutup pelabuhan, dan melindungi rumah Duta Besar Spanyol, yang dikelilingi oleh massa yang marah. Surat perintah penangkapan dikeluarkan terhadap Thomas Percy, dan pelindungnya, Earl of Northumberland, ditempatkan di bawah tahanan rumah. [44] Dalam interogasi awal "John Johnson", dia tidak mengungkapkan apa pun selain nama ibunya, dan bahwa dia berasal dari Yorkshire. Sebuah surat kepada Guy Fawkes ditemukan, tetapi dia mengklaim bahwa nama itu adalah salah satu panggilannya. Tidak menyangkal niatnya, "Johnson" menyatakan bahwa tujuannya adalah menghancurkan Raja dan Parlemen. Selama interograsi berlangsung dia dinilai cukup tenang dan bersikeras bahwa dia telah bertindak sendiri. [43]

Investigasi

sunting

Pada tanggal 6 November, Ketua Mahkamah Agung, Sir John Popham menanyai para pelayan Rookwood dan telah mempelajari nama-nama beberapa dari mereka yang terlibat dalam konspirasi. Sementara itu, "Johnson" bertahan dengan ceritanya. Ia kemudian dipindahkan ke Menara London, di mana Raja telah memutuskan bahwa "Johnson" akan disiksa bersama dengan bubuk mesiunya [f] [45] Johnson disiksa, digantung di dinding, dan dipaksa mengaku hingga pada tanggal 7 November malam dia bercerita tentang hal yang sejujurnya dan lagi selama dua hari berikutnya. [46]

Pertahanan Terakhir

sunting

Pada 6 November, saat Fawkes bertahan untuk diam, para buronan menyerbu Kastil Warwick untuk mengambil persediaan dan melanjutkan ke Norbrook untuk mengumpulkan senjata. Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan ke Huddington. Bates meninggalkan kelompok itu dan pergi ke Coughton untuk mengirimkan surat untuk Garnet dan pendeta lainnya dari Catesby, tentang apa yang telah terjadi, dan meminta bantuan mereka untuk mengumpulkan pasukan. Garnet menjawab dengan memohon Catesby dan pengikutnya untuk menghentikan "tindakan jahat" mereka, sebelum dirinya melarikan diri. Beberapa pendeta berangkat ke Warwick, mengkhawatirkan nasib rekan-rekan mereka. Mereka ditangkap, lalu dipenjarakan di London. Catesby dan yang lainnya tiba di Huddington pada sore hari, dan disambut oleh Thomas Wintour. Mereka tidak menerima dukungan atau simpati dari orang-orang yang mereka temui, termasuk anggota keluarga, yang takut kemungkinan dikaitkan dengan rencana tersebut. Mereka melanjutkan ke Holbeche House di perbatasan Staffordshire, rumah Stephen Littleton, anggota dari kelompok pengikut mereka yang terus berkurang. Sementara di sana Littleton dan Wintour pergi ke 'Pepperhill', kediaman Sir John Talbot di Shropshire, namun gagal menarik dukungan. Lelah dan putus asa, mereka menyebarkan bubuk mesiu yang sekarang sudah basah di depan api, untuk mengering. Secara tidak sengaja percikan api mendarat di bubuk dan api yang dihasilkan menelan korban seperti Catesby, Rookwood, Grant, dan seorang pria bernama Morgan. [47]

Thomas Wintour dan Littleton yang sedang dalam perjalanan kembali ke Holbeche House, diberitahu bahwa Catesby telah meninggal. Pada saat itu, Littleton pergi, tetapi Thomas kembali rumah dan menemukan Catesby masih hidup, meskipun hangus, John Grant buta oleh api, namun Digby, Robert Wintour dan saudara tirinya John, serta Thomas Bates ditemukan meninggal. Dalam kelompok itu, tersisa Catesby dan Grant yang hangus, Wright bersaudara, Rookwood, dan Percy. Mereka memutuskan untuk tinggal di rumah dan menunggu kedatangan anak buah Raja. [48]

Richard Walsh, Kepala Polisi Worcestershire dan 200 anggotanya mengepung Rumah Holbeche pada pagi hari tanggal 8 November. Thomas Wintour tertembak di bahu saat melintasi halaman. John Wright ditembak, diikuti oleh saudaranya, dan kemudian Rookwood. Catesby dan Percy dilaporkan terbunuh. Komplotan tersbut kemudian melucuti pakaian mereka yang tewas atau sekarat. Selanjutnya, Grant, Morgan, Rookwood, dan Wintour ditangkap. [48]

Catatan

sunting
  1. ^ Dalam artikel ini "Gaya Baru" berarti permulaan tahun disesuaikan ke 1 Januari. Peristiwa di daratan Eropa biasanya dinyatakan menggunakan kalender Gregorian, sementara peristiwa di Britania Raya dan Irlandia biasanya dinyatakan menggunakan kalender Julian dengan tahun disesuaikan ke 1 Januari. Tanggal tanpa catatan tambahan Julian atau Gregorian yang jelas akan menggunakan kalender yang sama sebagai tanggal terakhir dengan catatan tambahan yang jelas. Untuk penjelasan lebih lanjut ihat Penaggalan Gaya Lama dan Gaya Baru.
  2. ^ Beberapa informasi dalam laporan ini diberikan di bawah rasa sakit atau ancaman penyiksaan, dan mungkin juga telah mengalami pengubahan oleh beberapa pihak, dan oleh karena itu harus dibaca dengan hati-hati.
  3. ^ Berdasarkan pengakuannya
  4. ^ Menurut kelompok tersebut, rumah Anne Vaux sering digunakan untuk menyembunyikan para pendeta.
  5. ^ Pada masa itu, bubuk mesiu dapat dibeli di pasar gelap dari tentara, milisi, kapal dagang, dan pabrik bubuk
  6. ^ Bubuk yang dipindahkan adalah bubuk yang dianggap rusak

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d Parkinson 1976, hlm. 44-46.
  2. ^ haynes 1994, hlm. 94-95.
  3. ^ a b Fraser 1996, hlm. 120.
  4. ^ a b Parkinson 1976, hlm. 46.
  5. ^ Fraser 1996, hlm. 46.
  6. ^ Officer 2009.
  7. ^ Haynes 1994, hlm. 47.
  8. ^ Parkinson 1976, hlm. 45-46.
  9. ^ Fraser 1996, hlm. 93.
  10. ^ Fraser 1996, hlm. 90.
  11. ^ Haynes 1994, hlm. 50.
  12. ^ a b Fraser 1996, hlm. 59-61.
  13. ^ Fraser 1996, hlm. 58.
  14. ^ Fraser 1996, hlm. 84-89.
  15. ^ Nicholls 2004.
  16. ^ Fraser 1996, hlm. 50-52.
  17. ^ Parkinson 1976, hlm. 48.
  18. ^ Parkinson 1976, hlm. 52.
  19. ^ Haynes 1994, hlm. 54-55.
  20. ^ a b c Parkinson 1976, hlm. 96.
  21. ^ Fraser 1996, hlm. 130-132.
  22. ^ Fraser 1996, hlm. 132=133.
  23. ^ Haynes 1994, hlm. 55-57.
  24. ^ Fraser 1996, hlm. 55-56.
  25. ^ Nelthorpe 1935, hlm. 229.
  26. ^ Fraser 1996, hlm. 57.
  27. ^ Fraser 1996, hlm. 144-145.
  28. ^ Haynes 1994, hlm. 62-65.
  29. ^ Haynes 1994, hlm. 65-67.
  30. ^ Fraser 1996, hlm. 146-147.
  31. ^ a b Fraser 1996, hlm. 159-162.
  32. ^ Fraser 1996, hlm. 170.
  33. ^ Haynes 1994, hlm. 80.
  34. ^ Fraser 1996, hlm. 178-179.
  35. ^ Haynes 1994, hlm. 78-79.
  36. ^ Haynes 1994, hlm. 89.
  37. ^ Fraser 1996, hlm. 180-182.
  38. ^ Parkinson 1976, hlm. 70.
  39. ^ Haynes 1994, hlm. 92.
  40. ^ Fraser 1996, hlm. 199-201.
  41. ^ MacGregor 2014.
  42. ^ Haynes 1994, hlm. 94-95.
  43. ^ a b c Fraser 1996, hlm. 203-206.
  44. ^ Fraser 1996, hlm. 226.
  45. ^ Fraser 1996, hlm. 211-212.
  46. ^ Scott 1954, hlm. 89.
  47. ^ Fraser 1996, hlm. 218-222.
  48. ^ a b Fraser 1996, hlm. 222-225.

Daftar Pustaka

sunting

Buku dan jurnal

sunting

Situs web

sunting

Pranala luar

sunting