Letusan Gunung Agung 1963
Pada tahun 1963 hingga 1964, Gunung Agung meletus. Letusan dimulai pada 18 Februari 1963 dimana Gunung Agung mengeluarkan suara dentuman dan asap secara vertikal. Letusan utamanya terjadi tanggal 17 Maret 1963. Letusan ini setidaknya telah mengakibatkan 1.148-1.549 orang tewas dan 296 orang cedera. Letusan berakhir pada 27 Januari 1964. Letusan tersebut berada (Tingkat 5 dalam Indeks Daya Ledak Vulkanik), hingga menjadikannya salah satu letusan terbesar sekaligus paling mematikan di Indonesia.[1]
Letusan Gunung Agung 1963 | |
---|---|
Gunung api | Gunung Agung |
Tanggal mulai | 18 Februari 1963 |
Tanggal selesai | 27 Januari 1964 |
Jenis | Plinian |
Lokasi | Bali, Indonesia 8°20′35″S 115°30′25″E / 8.34306°S 115.50694°E |
VEI | 5 |
Dampak | 1.148–1.549 tewas, 296 cedera, 1.700 rumah hancur, 225.000 orang kehilangan pekerjaan, dan 100.000 orang dievakuasi. |
Aliran lavanya meleset, hanya beberapa meter, ke Pura Besakih. Penyelamatan pura ini dianggap oleh masyarakat Bali sebagai keajaiban dan merupakan tanda dari para dewa bahwa mereka ingin menunjukkan kekuatan mereka tetapi tidak menghancurkan monumen yang telah didirikan oleh orang Bali.[2] Letusan gunung Agung juga berdampak pada penurunan suhu global.[3]
Latar Belakang
suntingGunung Agung termasuk salah satu dari jajaran Gunung berapi dalam gugusan Busur Sunda, atau lebih dikenal dengan Cincin Api Pasifik. Sebelum Letusan 1963, Gunung Agung juga sempat meletus beberapa kali pada tahun 1710-1711, 1808, 1821 dan 1843.
Letusan
suntingLetusan dimulai pada tanggal 18 Februari 1963, dimana pada saat itu warga lokal yang tinggal di sekitar Gunung Agung mendengar suara dentuman keras yang diikuti dengan Abu panas dan gas yang keluar dari kawah Gunung Agung setinggi 20.000 meter. Material tersebut sampai mengurangi cahaya matahari dan membuat suhu udara di lapisan stratosfer turun 6°C (10.8 °F.) pada Tahun 1963-1966 rata-rata suhu bumi bagian utara turun 0.4°C. Abu Belerang dari letusan Gunung ini berterbangan ke seluruh didunia dan jejaknya sampai terlihat sebagai sulfur acid di lapisan es Greenland.[4]
Pada 24 Februari 1963, lava mengalir turun dari bagian utara gunung. Lava terus mengalir selama 20 hari dan mencapai kejauhan hingga 7 kilometer.
Dan pada 17 Maret 1963, Gunung Agung Meletus, dengan Indeks Letusan sebesar VEI 5 (setara Vesuvius ). Letusan ini adalah puncak letusan. Asap atau Abu Vulkanik menyembur setinggi 10 kilometer, menutupi langit Pulau Dewata hingga dapat membuat siang menjadi Malam. Suara Gemuruh menggelegar dari puncak Gunung Agung. Aliran piroklastik yang sangat besar menghancurkan banyak desa, menewaskan sekitar kurang lebih 1.148-1.500 orang.[5] Lahar dingin yang disebabkan hujan setelah letusan menewaskan 200 orang lagi. Letusan ini membuat ketinggian Gunung Agung yang sebelumnya mencapai 4.000 meter turun menjadi 3.142 meter.
Letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan Aliran Piroklastik yang menewaskan 200 orang lainnya. Letusan dan aliran kecil mengikuti dan berlangsung selama hampir satu tahun.
Letusan berakhir pada 27 Februari 1964.
Dampak
suntingSekitar kurang lebih 1.500 orang tewas, 296 orang luka-luka, 1.700 rumah hancur, 225.000 orang kehilangan mata pencaharian, dan lebih dari 100.000 orang dievakuasi dari lokasi sekitar Gunung.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ "Agung - Global Volcanism Program". volcano.si.edu.
- ^ Zen, M. T.; Hadikusumo, Djajadi (December 1964). "Preliminary report on the 1963 eruption of Mt.Agung in Bali (Indonesia)". Bulletin Volcanologique. The SAO/NASA Astrophysics Data System. 27 (1): 269–299. Bibcode:1964BVol...27..269Z. doi:10.1007/BF02597526.
- ^ Pichayada Promchertchoo (3 October 2017). "Once tremors detected, Bali volcano can erupt within hours: Volcanologist". CNA. Diakses tanggal 27 November 2017.
- ^ The Earth Machine: The Sciene of a Dynamic Planet, Edmond A. Mathez,James D. Webster , p.117
- ^ Zen, M.T; Hadikusumo, Djajadi (1964-12-01). "Preliminary report on the 1963 eruption of Mt. Agung in Bali". Bulletin of Vulcanology. 27 (0258-8900): 269–299. doi:10.1007/BF0257526.