Kelabat

(Dialihkan dari Klabet)

Kelabat, Klabet, atau Fenugreek (Trigonella foenum-graecum) merupakan tumbuhan dari keluarga Fabaceae. Klabet dapat digunakan untuk obat herbal herb (daunnya) dan sebagai rempah (bijinya), dikenal juga dengan nama methi). Tumbuhan ini dibudidayakan secara global sebagai semi-arid crop dan merupakan bumbu umum untuk pembuatan kari atau kare.

Kelabat
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Kerajaan: Plantae
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Subfamili: Faboideae
Genus: Trigonella
Spesies:
T. foenum-graecum
Nama binomial
Trigonella foenum-graecum

Sejarah

sunting

Nama fenugreek atau foenum-graecum berasal dari bahasa Latin untuk "Greek hay". Tanaman ini memiliki kesamaan dengan wild clover yang disebut oleh orang Swedia sebagai: "bockhornsklöver" sama dengan namanya dalam bahasa Jerman: "Bockshornklee", yang berarti: "ram's horn clover".

Zohary and Hopf mencatat bahwa tidak dapat dipastikan mana yang tipe alamiah dari strain Trigonella yang kemudian didomestikasi menjadi fenugreek namun dipercaya bahwa tanaman ini dulunya dibawa untuk dibudidayakan di Near East. Sisa klabet ditemukan di Tell Halal, Iraq, (berdasarkan alisa radiocarbon diperkirakan berumur to 4000 BC) dan Jaman Perunggu di Lachish, sebagaimana juga biji keringnya dijumpai di makam Tutankhamen.[2] Cato the Elder lists fenugreek with clover and vetch as crops grown to feed cattle (De Agri Cultura, 27).

Produksi

sunting

Produksi utama klabet adalah Nepal, India, Pakistan, Bangladesh, Argentina, Mesir, Perancis, Spanyol, Turki, Moroko dan Cina. India merupakan negara penghasil klabet terbesar di dunia di kawasan Rajasthan, Gujarat, Uttaranchal, Uttar Pradesh, Madhya Pradesh, Maharashtra, Haryana dan Punjab merupakan sentra produksi terbesar di India, meliputi 80% produksi total negaranya. Qasoori Methi, lebih popular untuk aroma pembangkit selera, berasal dari Qasur, Pakistan, yang dialiri air yang berasal dari Sungai Sutlej, di India dan Pakistan di kawasan Punjab. (sources: T. Jilani PhD, Arizona, DASD 2007)[3][4]

Penggunaan

sunting

Bumbu Masakan

sunting

Biji klabet yang berbentuk kubus berwarna kuning sampai amber sering kali digunakan untuk pembuatan pickles, serbuk kari dan pasta kari, dan klabet sering kali dikaitkan dengan masakan dari India.[5] daun kering atau dinamakan kasuri methi (atau kasoori methi di India), setelah wilayah Kasur di Provinsi Punjab, Pakistan, tempat tumbuhan ini ditanam besar-besaran - memiliki rasa pahit dan aroma tajam. Ketika dipanen sebagai biji hijau dinamakan dengan Samudra Methi, di Maharashtra, khususnya di sekitar Mumbai, dimana sering ditanam dekat pantai yang memiliki tanah berpasir, oleh karena itulah kemudian dinamakan (Samudra yang berarti laut di dalam bahasa Sanskerta.[6]

Klabet juga digunakan oleh bangsa Eritrea dan Etiopia sebagai bumbu masakan.[7] Kata klabet di dalam bahasa Amharic adalah abesh (atau abish), dan biji digunakan di Etiopia sebagai pengobatan diabetes.[7]

Tradisi Yahudi juga menggunakan klabet sebagai makanan pada malam pertama dan kedua acara tahun baru mereka (Rosh Hashana).Kebiasaan ini berdasarkan kepada nama Aramaicnya רוביא yang berkaitan dengan itu.

Laktasi atau ASI

sunting

Biji klabet dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI .[8] Dari hasil penelitian ditemukan bahwa klabet merupakan stimulator potent untuk produksi ASI yang diperkirakan memiliki kemampuan meningkatkan ASI sebanyak 90%.[9]

Laporan uji non klinis menunjukkan bahwa klabet dapat berfungsi sebagai antivirus karena dapat menyembuhkan demam biasa pada kelompok relawan. Hasil ini dapat dilanjutkan untuk uji klinis pada masa mendatang.[10] Arthritis memiliki tingkat insiden rendah di India yang mengonsumsi klabet dengan jumlah besar. Meminum 1 cangker teh yang dibuat dari daun klabet perhari dapat mengurangi rasa tidak nyaman pada kasus arthritis.[11]

 

Biji klabet merupakan sumber yang kaya dengan polisakarida (polysaccharide) dan galaktomannan( galactomannan). Biji klabet juga sumber dari senyawa saponin seperti diosgenin, yamogenin, gitogenin, tigogenin, dan neotigogens. Konstituen aktif lainnya adalah mucilago (mucilage), minyak atsiri (volatile oil), dan alkaloid seperti choline dan trigonelline.

Klabet dikenal sebagai salah satu bahan obat di daratan Cina dengan nama Hu Lu Ba, yang diyakini berkhasiat sebagai penghangat dan penguat ginjal, penghilang demam dan pereda sakit. Indikasi utama adalah untuk pengobatan hernia, dan sakit tenggorokan. Klabet digunakan di dalam bentuk bentak atau bentuk digongseng (roasted). Di India sekitar 2-3g biji klabet (dinamakan sebagai Methi di India) ditelan pada pagi hari dengan air hangat sebelum gosok gigi dan minum teh atau kopi, yang diharapkan memiliki efek terapi sebagai pereda sakit sendi tanpa efek samping. [butuh rujukan]

Klabet juga bisa digunakan untuk perisa atau flavoring untuk maple syrup. Rasa klabet ini seperti jintan hitam atau cumin, karena adanya komponen pyrazine yang berakibat menimmbulkan rasa pahit.

Beberapa trial intervensi pada manusia menunjukkan bahwa efek antidiabetes dari biji klabet berkaitan dengan type-1 dan type-2 pada manusia dan diuji dengan relevan menggunakan hewan percobaan dengan mengukur penurunan serum glukosa dan emningkatkan toleransi gula.[12] Klabet juga baru-baru ini telah tersedia di pasaran sebagai suplemen untuk mengontrol hypercholesterolemia dan diabetes oleh para praktisi pengobatan alternatif dan kompelementer. Klabet mengandung banyak serat dan Fenugreek memiliki kandungan tinggi untuk serat, jadi bizinya akan dapat berguna untuk mencegah konstipasi jika direndam dengan air hangat dan diminum menjelang tidur [butuh rujukan]

Berita

sunting

Pada bulan Februari 2009, pabrik International Frutarom Corporation di North Bergen, New Jersey, United States, menemukan sumber yang mirip dengan bau maple syrupyang diperkirakan terjadi pada tahun 2005 di New York City. Analisis baunya ditemukan sebuah ester yang berkaitan dengan proses pengepakan . Tidak ada risiko buat kesehatan dilaporkan .[13]

Referensi

sunting
  1. ^ "Trigonella foenum-graecum information from NPGS/GRIN". www.ars-grin.gov. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-05. Diakses tanggal 2008-03-13. 
  2. ^ Daniel Zohary and Maria Hopf, Domestication of plants in the Old World, third edition (Oxford: Oxford University Press, 2000), p. 122.
  3. ^ V. A. Parthasarathy, K. Kandinnan and V. Srinivasan (ed.). "Fenugreek". Organic Spices. New India Publishing Agenies. hlm. 694. 
  4. ^ "Statistics". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-11. Diakses tanggal 2011-06-01. 
  5. ^ http://www.bbc.co.uk/food/fenugreek
  6. ^ "How to Series: Growing Methi (Fenugreek)". A blog called "Fenugreek Love". Diakses tanggal 2 March 2011. 
  7. ^ a b Gall, Alevtina (November 3, 2009). "Ethiopian Traditional and Herbal Medications and their Interactions with Conventional Drugs". EthnoMed. University of Washington. Diakses tanggal January 27, 2011. 
  8. ^ Chantry, Caroline J.; Howard, Cynthia R.; Montgomery, Anne; Wight, Nancy (2004). "Use of galactogogues in initiating or augmenting maternal milk supply" (PDF). ABM protocols, Protocol#9. The Academy Of Breastfeeding Medicine. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2007-06-28. Diakses tanggal 2011-06-01. Supported in part by a grant from the Maternal and Child Health Bureau, Department of Health and Human Services. 
  9. ^ "http://www.breastfeeding.org/articles/fenugreek.html". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-09. Diakses tanggal 2011-06-01.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)
  10. ^ "Curry could cure the common cold, it is claimed". The Daily Telegraph. London. 2011-01-19. 
  11. ^ Radio ABC Melbourne Victoria Australia Morning Programme 24 Mar 2011
  12. ^ http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2194788 Effect of fenugreek seeds on blood glucose and serum lipids in type I diabetes
  13. ^ http://abclocal.go.com/wabc/story?section=news/local&id=6642803 Diarsipkan 2013-12-03 di Wayback Machine. abclocal.go.com

Pranala luar

sunting

Templat:Herbs & spices