Profesor
Konten dan perspektif penulisan artikel ini tidak menggambarkan wawasan global pada subjeknya. |
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. |
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Profesor (dari bahasa Latin yang bermakna "seseorang yang dikenal oleh publik berprofesi sebagai pakar"; bahasa Inggris: Professor) atau guru besar adalah seorang guru senior, dosen dan/atau peneliti yang biasanya dipekerjakan oleh lembaga-lembaga/institusi pendidikan perguruan tinggi atau universitas. Di Indonesia, gelar Profesor merupakan jabatan fungsional, bukan gelar akademis.[1] Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Butir 3, menyebutkan bahwa guru besar atau profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi. Jika sebelumnya dosen dengan gelar akademis magister (S2), bahkan sarjana (S1) bisa menjadi guru besar/profesor, maka sejak tahun 2007 hanya mereka yang memiliki gelar akademik doktor saja yang bisa menjadi profesor. Hal ini disebabkan karena hanya profesor yang memiliki kewenangan untuk membimbing calon doktor.[2]
Pekerjaan | |
---|---|
Nama | Professor |
Jenis pekerjaan | Edukasi, penelitian, pengajaran |
Sektor kegiatan | Akademik |
Penggambaran | |
Kompetensi | Pengetahuan akademik, penelitian, penulisan artikel jurnal atau buku, pengajaran |
Kualifikasi pendidikan | Gelar master, gelar doktor (mis., PhD), gelar profesional, atau gelar terminal lainnya |
Bidang pekerjaan | Akademik |
Pekerjaan terkait | Guru, dosen, pembaca, peneliti |
Tugas
suntingSebagai pakar, profesor umumnya memiliki empat kewajiban tambahan:[butuh rujukan]
- Memberi kuliah dan memimpin seminar dalam bidang ilmu yang mereka kuasai baik dalam bidang ilmu murni, sastra, ataupun bidang-bidang yang diterapkan langsung seperti seni rancang (desain), musik, pengobatan, hukum, ataupun bisnis;
- Melakukan penelitian dalam bidang ilmunya;
- Pengabdian pada masyarakat, termasuk konsultatif (baik dalam bidang pemerintahan ataupun bidang-bidang lainnya secara non-profit);
- Melatih para akademisi muda/mahasiswa agar mampu membantu menjadi asisten atau bahkan menggantikannya kelak.
- Mengelola pengajaran, penelitian serta publikasi pada departemennya.
Keseimbangan dari 5 fungsi ini sangat bergantung pada institusi, tempat (negara), dan waktu. Contoh, profesor yang mendedikasikan dirinya secara penuh pada penelitian dan ilmu pengetahuan di universitas-universitas di Amerika Serikat (dan universitas-universitas di negara Eropa) dipromosikan untuk mendapat penghargaan utamanya pada bidang ilmu dari subyek penelitiannya.
"Profesor" dapat digunakan (utamanya oleh para pelajar di Amerika) sebagai istilah yang lebih sopan untuk seseorang yang memegang gelar kesarjanaan Ph.D (S3) dari perguruan tinggi, tanpa memperhatikan tingkatan/rating dari perguruan tinggi tersebut.
Syarat
suntingJabatan profesor dicapai setelah dosen melalui tahap pencapaian angka kredit yang sudah ditentukan sesuai nilai kum yang diperoleh secara berjenjang dari jabatan fungsional akadamik Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala dan Profesor/guru besar (nilai kum minimal 850). Dosen yang bersangkutan wajib melaksanakan tridarma perguruan tinggi, dimana salah satunya adalah bidang penelitian dan membuat publikasi, terutama publikasi internasional bereputasi dan berdampak dari hasil-hasil penelitiannya.
Menurut Permenpan 46 th 2013 (pasal 26 ayat 3)[3] syarat untuk mencapai jenjang Profesor/Guru Besar adalah sebagai berikut:
- Ijazah Doktor (S3) atau yang sederajat;
- Paling singkat 3 (tiga) tahun setelah memperoleh ijazah Doktor (S3);
- Karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi; dan
- Memiliki pengalaman kerja sebagai dosen paling singkat 10 (sepuluh) tahun.
Dengan tambahan:
- Dosen yang berprestasi luar biasa dan memenuhi persyaratan lainnya dapat diangkat ke jenjang jabatan akademis dua tingkat lebih tinggi atau loncat jabatan.
- Dikecualikan paling singkat 3 (tiga) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c angka 2), apabila Dosen yang bersangkutan memiliki tambahan karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi setelah memperoleh gelar Doktor (S3) dan memenuhi persyaratan lainnya.
- Jabatan profesor hanya berlaku ketika ybs berada di lingkungan akademik.
- Apabila profesor tersebut mengundurkan diri (atau diberhentikan) dari kampus, maka tidak berhak lagi menyandang jabatan profesor.
- Jika seorang profesor sudah memasuki usia pensiun, maka jabatan profesornya otomatis hilang,
Syarat dari Kemendikbudristek
suntingBerdasarkan aturan kum dari Kemenristekdikbud, berikut adalah tingkat kepangkatan serta jumlah kum yang diperlukan untuk setiap pangkat hingga tingkat guru besar (profesor).[4]
No | Pangkat/ Jenjang | Total Kum yang Dibutuhkan |
---|---|---|
1 | Profesor (Prof) | 850, 1050 |
2 | Lektor Kepala (LK) | 400, 550, 700 |
3 | Lektor (L) | 200, 300 |
4 | Asisten Ahli (AA) | 150 |
Referensi
sunting- ^ Tradisi kehidupan akademik. Galangpress Group. 2004. hlm. 29. ISBN 978-979-9341-94-5.
- ^ Salmaa (2022-08-29). "Cara Mendapatkan Gelar Profesor, Tidak Sesulit yang Dikira". Dunia Dosen (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-28.
- ^ https://peraturan.bpk.go.id/Download/123863/PERMENPAN NOMOR 46 TAHUN 2013.pdf
- ^ "Jabatan Fungsional/Akademik Dosen (JAFA) – LLDIKTI" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-06-08.
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Menjadi Profesor[pranala nonaktif permanen]