Epafras adalah seorang Kristen yang berasal dari Asia Kecil. Ia mempunyai kepribadian sangat rendah hati dan memperhatikan keadaan rohani dari saudara-saudari rohaninya.

Infobox orangEpafras

Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran1 abad Edit nilai pada Wikidata
Kematian1 abad Edit nilai pada Wikidata
Kolose Edit nilai pada Wikidata
Para rasul
Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanpengkhotbah Edit nilai pada Wikidata
Exaltation (en) Terjemahkan
Tanggal perayaan19 Juli Edit nilai pada Wikidata

Siapakah pendiri sidang-sidang Kristen di Korintus, Efesus, dan Filipi? Banyak orang akan menjawab Paulus, "rasul bagi bangsa-bangsa". (Roma 11:13) Akan tetapi, siapakah yang mendirikan sidang-sidang di Kolose, Hierapolis dan Laodikia? Meskipun para sejarawan zaman dahulu dan zaman modern tidak merasa pasti, tetapi kemungkinan besarnya, menurut mereka, adalah seorang pria bernama Epafras—"pelayan setia Kristus".—Kolose 1:7.

Latar Belakang Penginjil dari Lembah Likus

sunting

Nama Epafras adalah singkatan dari Epafroditus. Tetapi Epafras jangan dikacaukan dengan Epafroditus dari Filipi. Epafras berasal dari Kolose, salah satu dari tiga pusat sidang Kristen di lembah Sungai Likus, di Asia Kecil. Kolose terletak tepat 18 kilometer dari Laodikia dan 19 kilometer dari Hierapolis, di kawasan Frigia purba.

Alkitab tidak secara eksplisit mengatakan bagaimana kabar baik Kerajaan Allah mencapai Frigia. Akan tetapi, orang-orang Frigia hadir di Yerusalem pada hari Pentakosta tahun 33 M, beberapa dari antara mereka mungkin berasal dari Kolose. (Kisah 2:1, 5, 10) Selama pelayanan Paulus di Efesus (kira-kira tahun 52-55 M), kesaksian yang diberikan di wilayah tersebut begitu gencar dan efektif sehingga tidak hanya orang-orang Efesus tetapi juga "semua orang yang diam di distrik Asia mendengar firman Tuan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani". (Kisah 19:10) Tampaknya bukan Paulus yang memberitakan kabar baik ke seluruh Lembah Likus, karena banyak yang menjadi Kristen di wilayah itu belum pernah melihat dia.—Kolose 2:1.

Menurut Paulus, pribadi yang mengajar orang-orang Kolose tentang 'kebaikan hati yang tidak layak diterima dalam kebenaran', adalah Epafras. Fakta bahwa Paulus menyebut rekan sekerja ini sebagai "pelayan setia Kristus demi kepentingan kita" memperlihatkan bahwa Epafras adalah seorang penginjil yang aktif di wilayah tersebut.—Kolose 1:6, 7.

Baik rasul Paulus maupun Epafras sang penginjil, memiliki keprihatinan yang besar terhadap kesejahteraan rohani rekan-rekan seiman mereka di Lembah Likus. Sebagai "rasul bagi bangsa-bangsa", Paulus pasti bergiang menerima kabar tentang kemajuan mereka. Sesungguhnya dari Epafraslah Paulus mendengar tentang keadaan rohani orang-orang di Kolose.—Kolose 1:4, 8.

Laporan Epafras

sunting

Orang-orang Kolose menghadapi problem yang cukup serius sehingga mendesak Epafras untuk menempuh perjalanan jauh ke Roma dengan tujuan spesifik guna mendiskusikan masalah ini bersama Paulus. Laporan terperinci yang dibuat Epafras ternyata menggerakkan Paulus untuk menulis dua surat bagi saudara-saudara tersebut yang sebenarnya tidak ia kenal. Satu surat ditujukan kepada orang-orang Kolose. Surat yang satunya lagi, agaknya tidak didokumentasikan, dikirimkan kepada orang-orang Laodikia. (Kolose 4:16) Adalah masuk akal untuk berpikir bahwa isi surat-surat itu dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan orang-orang Kristen tersebut dan Epafras sadar akan adanya kebutuhan itu. Kebutuhan apa yang ia amati? Dan apa yang disingkapkan oleh hal ini sehubungan dengan kepribadiannya?

Surat kepada orang-orang di Kolose tampaknya menunjukkan bahwa Epafras mengkhawatirkan orang-orang Kristen di Kolose terancam bahaya filsafat kafir termasuk pertapaan, spiritisme, dan takhayul yang bersifat berhala. Lagi pula, ajaran Yahudi untuk berpantang makanan dan perayaan hari-hari tertentu mungkin telah memengaruhi beberapa anggota sidang.—Kolose 2:4, 8, 16, 20-23.

Fakta bahwa Paulus menulis tentang pokok-pokok ini menunjukkan kepada orang Kristen pada zaman modern betapa tanggap dan pekanya Epafras terhadap kebutuhan rekan-rekan Kristennya. Ia menunjukkan perhatian yang pengasih bagi kesejahteraan rohani, sadar akan bahaya lingkungan tempat mereka tinggal. Epafras mencari nasihat Paulus, dan ini menyingkapkan bahwa Epafras rendah hati. Mungkin ia merasa perlu untuk menerima nasihat dari seseorang lebih berpengalaman. Selain itu, Epafras bertindak dengan bijaksana.—Amsal 15:22.

Seorang Pria yang Menghargai Doa

sunting

Dalam penutup suratnya yang ia kirimkan kepada orang-orang Kristen di Kolose, Paulus mengatakan, "Epafras, yang berasal dari antara kamu, seorang budak Kristus Yesus, mengirimkan salamnya kepadamu, selalu mengerahkan dirinya demi kepentinganmu dalam doa-doanya, agar kamu akhirnya dapat berdiri dengan lengkap dan disertai keyakinan yang teguh dalam seluruh kehendak Allah. Aku sesungguhnya memberi kesaksian tentang dia bahwa dia mengerahkan upaya yang besar demi kepentinganmu dan mereka yang di Laodikia dan mereka yang di Hierapolis".—Kolose 4:12, 13.

Bahkan sewaktu menjadi "sesama tawanan" bersama Paulus di Roma, Epafras memikirkan saudara-saudara yang dikasihi di Kolose, Laodikia, dan Hierapolis dan berdoa bagi mereka. (Filemon 23) Sesungguhnya, 'ia berjuang' untuk mereka melalui doa. Menurut sarjana D. Edmond Hiebert, kata Yunani yang digunakan di sini memaksudkan "kegiatan yang berat dan menghabiskan biaya", sesuatu yang serupa dengan "penderitaan" mental yang dalam yang Yesus alami sewaktu ia berdoa di taman Getsemani. (Lukas 22:24) Epafras sungguh-sungguh menginginkan agar saudara dan saudari rohaninya mencapai kemapanan dan kematangan Kristen.Memiliki saudara dengan pikiran rohani demikian pastilah merupakan berkat bagi sidang-sidang tersebut!

Karena Epafras disebut 'sesama budak yang dikasihi', tidak diragukan lagi ia membuat dirinya dikasihi oleh sesama orang Kristen. (Kolose 1:7) Berdoa bagi orang-orang lain, seperti yang dilakukan Epafras, adalah bentuk dinas suci yang dapat dilakukan semua. Doa-doa semacam itu mungkin termasuk ungkapan keprihatinan bagi para penyembah Yehuwa yang menghadapi berbagai bahaya dan kesulitan yang bersifat rohani atau jasmani.

Referensi

sunting
  • The Watchtower, May 15, 1997, p. 30-1, Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.
  • Menara Pengawal, 15 Mei 1997, h. 30-1, Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.